Aku sampai rumah jam 4 sore. lelah setelah seharian jalan jalan dengan Rahmat. aku langsung menuju kamar dan duduk di meja rias. sejenak aku bisa melupakan maslahat ku dengan mas Dion. aku membuka kotak kalung yang bermata kan berlian. aku pakai dan melihat pantulan diriku di cermin. sangat indah dan cocok aku pakai. setelah itu aku lepaskan dan bergegas menuju kamar mandi membersihkan diri dan sholat ashar. saat jalan jalan tadi aku dan Rahmat mampir di mesjid untuk sholat Dzuhur. setelah selesai melaksanakan sholat aku pun kembali ke meja rias untuk memakai kalung dan mengoles wajah ku dengan bedak bayi.
Saat malam tiba aku sudah duduk menunggu ayah dan ibu di meja makan. makanan masih di hidangkan oleh pelayan rumah.
"slamat malam anak ayah, kemana saja hari ini.?" ayah ku datang dan memelukku
"jalan jalan sama temen waktu SMA dulu yah."
"perempuan atau laki laki?" tanya ayah lagi mengintrogasi ku.
"laki laki yah, ia sahabat aku. ayah juga kenal.!" jelas ku.
" siapa....?" ayah meminta penjelasan. ibu sedang mengambilkan makan untuk aku dan ayah.
"Rahmat yah. ayah ingat yang dulu sering kesini."
"oh, si Mamat itu. gimana kabar nya. pasti baik ya. sekarang kan ia sudah jadi pengusaha sukses." tambah ayah lagi.
apa 'pengusaha sukses' setau aku ia tukang ojek pengkolan. pasti ayah salah orang.
"apa an sih ayah. ia bukan pengusaha. tapi ia kerja jadi tukang ojek dekat terminal yah. dan sekarang ia lagi jadi supir sewaan bos teman nya makanya ia ada di kota ini. " jelas ku pada ayah. setau aku memang begitu kenyataan nya. ayah sempat ta percaya di lihat dari ekspresi wajah nya.
''yang benar saja kamu. jangan ngaco ah." jawab ibu.
"benar bu. Bunga lihat dan tau sendiri. mungkin Rahmat ayang ayah bilang beda orang kali." aku pun memakan makanan yang sudah di siap kan ibu.
ku lihat ibu dan ayah saling berpandangan. dan sama sama mengangguk entah kode apa aku ta memperdulikan nya.
"iya mungkin ayah salah orang. " imbuh nya lagi.
"bagus juga kalung yang di leher anak ibu. yah ibu mau dong di belikan kalung." ibu berucap tapi ada nada sindiran dan nada ingin tau dari mana aku memperoleh nya.
"ehemm,, iya bu kaya nya kalung baru tu,," sindir ayah lagi.
"oke oke, Bunga akan jelas kan. ini kalung bunga yang sebenar nya beli. tadi Rahmat ngajak bunga ke toko perhiasan ia minta temani membeli sesuatu. dan bunga sekalian lihat lihat. dan bunga tertarik dengan kalung ini. setelah bunga mau bayar Rahmat memaksa untuk ia yang bayar. ya udah kan lumayan. ia kan bu, lagian bunga ga maksa ia yang bayar." aku membela. diri.
"berapa harga nya. dilihat kalung nya mewah dan elegan pasti mahal kan.?" tanya ibu.
"15 juta" jawabku singkat.
"apa, baik sekali si Mamat itu. padahal kan hanya kerja tukang ojek." ayah berucap sambil menggosok dagu nya yang berjenggot. aku pun diam ta menanggapi ucapan ayah. ayah dan ibu hanya berpandangan dan tersenyum. entah apa yang mereka pikirkan.
setelah selesai makan aku dan ibu seperti biasa menonton tv. hanya ayah yang tidak ada di ruangan ini ia sedang di ruangan kerja nya. hingga jam 10 aku pun berpisah dengan ibu untuk kembali ke kamar masing masing.
...****************...
Sudah 5 hari aku berada di rumah kedua orang tua ku. dan tidak ada kabar dari mas Dion. bahkan nomernya tidak aktif. aku harus bisa berfikiran jernih walau pertanyaan ayah dan cerita Tika jujur mengganggu pikiran ku. hari ini aku tidak ada rencana kemana mana. aku masih duduk di balkon kamar dengan segelas coklat hangat. aku merasakan sosok mas Dion kembali sulit untuk ku gapai. aku kehilangan mas Dion untuk yang ke 2 kali nya. aku berencana untuk besok pulang ke rumah dan menunggu nya di rumah. nanti malam aku baru bilang sma ayah dan ibu.
Hari ini aku full di kamar hanya turun saat waktu makan. hingga sore tiba aku duduk di ruang tamu menunggu kedatangan ayah dan ibu. hingga ibu datang aku pun menghampiri nya dan mencium tangan serta ke dua pipi nya. aku pasti akan lama lagi bisa berkunjung ke sini. kami pun berjalan menuju kamar mama.
"sayang bagai mana, apa sudah ada tanda tanda kamu hamil.? " tanya ibu yang membuat sedikit hati ku tercubit.
"belum ada bu," aku tidak bisa menyembunyikan kesedihan ku. ibu memelukku.
"tidak apa syang, selagi suami mu mengerti dan tidak macam macam semua akan baik baik saja."
"apa Bunga mandul bu!"
"apa kamu sudah periksa ke dokter sayang tentang kondisi mu.?"
"sudah ma. kata dokter Bunga tidak ada masalah semua nya sehat." kelasku pada ibu.
"nah kalo begitu hanya masalah waktu saja. kamu bersabar sedikit lagi ya sayang."
aku hanya mengangguk menanggapi ucapan ibu. pintu terbuka memperlihat kan ayah dengan pakaian kantor dan tas di tangan nya.
"eh, ada apa ini ko ada acara sedih sedihan di kamar ayah." ayah menghampiri kami dan duduk di sebelah ku. aku duduk di tengah tengah mereka. ibu menjelaskan semua yang kami bicarakan tadi. ayah mengelus pundak ku dan menyandarkan kepala ku di dada nya.
"ingat pesan ayah, kalau terjadi sesuat u kabari ayah. jangan takut ayah akan selalu ada untuk anak kesayangan ayah."
ibu memperhatikan aku dan ayah. ia menyapu sudut mata nya. entah sedih atau bahagia yang ia rasakan. tapi yang nyata aku mendapat kan kekuatan dari ke dua orang tua ku.
setelah makan malam aku mengutarakan bahwa esok aku akan pulang dan menunggu mas Dion di rumah. mereka pun mengijinkan kan. dan aku menyerahkan ATM seperti biasa.
"pegang saja untuk keperluan kamu di sana. ayah dan ibu tidak tau apa yang akan terjadi. tapi semoga saja semua nya baik baik saja."
Aku pun menarik tangan ku lagi dan menaruh ATM di saku baju ku.
"terimakasih yah."
malam pun berlalu kami sudah masuk ke kamar masing masing. tapi mata ku sulit terpejam. Tika sudah duluan pulang ke kota tempat ia bekerja. gawai ku berbunyi tanda ada pesan masuk.
@ajudan setia : selamat malam tuan putri, sudah tidur?
@aku : selamat malam juga ajudan ku yang ganteng, belum kenapa?
@ajudan setia : ga apa. kamu kapan pulang nya?
@aku : besok pagi
@ajudan setia : pas banget dong aku juga di suruh bos pulang duluan bawa mobil karna ia masih 4 harian di sini. gimana kalo kita bareng aja. lumayan irit ongkos. hee,, gimana mau dong mau ya. ok tidak ada penolakan besok aku jemput.
apaan sih ini mah nama nya maksa. malah bilang irit ongkos lagi.huh,, dasar aneh.
@aku : oke baik lah ajudan pemaksa kehendak.
tidak ada balasan lagi. ku taruh gaway di atas meja. aku pun bersiap untuk tidur.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Enok Wahyu.S GM Surabaya
meski tmn baik hrsnya g main terima aja dibeliin kalung seharga 15 juta ...
pamali
..
2023-12-17
1
Mesri Sihaloho
terlalu lama ceritamu thor
2023-11-23
0
Indung R
jdi deg degan kn ini MH ya thor
2023-11-18
0