Ayah dan ibu duduk di teras rumah menunggu aku. aku menyeret koperku. padahal aku kesini hanya bawa tas kecil saja karna Kalaf belanja aku jadi repot sendiri.
"aduh, aduh, anak ibu sudah cantik dan wangi." ibu menciumi pipi ku setibanya aku di teras.
"sayang sini minum coklat susu hangat nya dulu." ayah menepuk kursi di samping nya. aku pun menghampirinya dan meminum susu coklat hangat itu sampai tandas.
"ada yang ketinggalan ga, nanti kerepotan" tanya ibu.
"astagfirullah, gaway ku masih di kamar bu," aku menepuk jidat dan bergegas berlari ke kamar. ayah hanya menggeleng kan kepala melihat
tingkah ku. setelah kembali duduk kami pun sedikit berbincang sambil menunggu Rahmat datang. tiba tiba perutku mual rasa ingin muntah tapi masih bisa aku tahan.
"kenapa syang,,?" tanya ayah melihat perubahan ku.
"ga papa yah, bunga hanya mau buang angin, he,,,hee,," aku mengelak agar mereka tidak khawatir.
"dasar anak ayah, cantik cantik tapi ya ko kentut sembarangan" ibu hanya bisa geleng geleng kepala.
Terdengar deru suara mobil datang. kami pun berdiri. Ramat keluar dari mobil dengan aura yang berbeda. kalau di lihat sekarang ia tidak ada tampang tampang tukang ojek. biasa aja ia bergaya. aku terkekeh sendiri.
"selamat pagi ayah ibu," Rahmat menyalami kedua orng tuaku dengan sopan.
"pagi Mamat, gimana kabar mu sehat?" tanya ayah lagi. kami duduk sejenak di kursi yang ada di teras rumah. ibu ke dalam membuatkan minum untuk si Mamat. haha.. kaya nya ga keren banget tampang tampan tapi panggilan nya Mamat. aku ta sengaja ketawa aga nyaring. hingga membuat 2 orang lelaki dewasa ini menoleh. Rahmat mengangkat alis ia merasa heran dengan tingkah ku.
"kamu kenapa nak, jangan bilang di pikiran kamu sedang mengejek Mamat" ayah tau aja apa yang aku pikirkan. ia aga melotot agar aku sopan dengan tamu. ia kalo tamu nya yang lain kalo Mamat. aku malah tertawa keras akhirnya. mereka tambah bingung.
"ha..haha.... ok maaf maaf. aku kedalam aja deh dari pada di pelototi"
"kamu sendiri yang bertingkah aneh dasar Bunga" gerutu ayah aku pun berlalu ke dalam rumah. ku dengar gerutuan ayah tadi.
sesampai nya di dapur aku masih saja tertawa yang membuat ibu heran.
"Bunga, kamu mengagetkan ibu saja."
"maaf bu, aku ga bisa nahan tawaku kalo melihat Mamat."
"ah, sudah lah ibu mau keluar dulu ngantar minuman. kalo belum berhenti ketawa jangan keluar." ancam ibu pada ku. aku pun mengangguk. sekitar 10 menit aku di dapur baru aku keluar menemui mereka. aku sudah bisa menguasai diri ku.
"apa, sudah selesai ketawanya.?" ayah bertanya padaku dengan nada sedikit kesal.
"ayah ini kenapa sih, wong Mamat nya aja ga kenapa napa.!"
"sudah lah yah, anak mu emang seperti itu kalo ketemu dengan Mamat. maaf kan Bunga ya mat!" lanjut ibu.
"iya bu, tak apa. aku senang bisa melihat Bunga ketawa." jelas Rahmat.
"ya udah mat, kita berangkat sekarang aja ya." ajak ku.
kami pun berpamitan pada ke dua orang tua ku. mereka masih berdiri di teras hingga mobil yang ku tumpangi ta terlihat lagi.
...****************...
Di perjalanan hening sesaat. ada rasa canggung yang menyeruak. aku mencoba menepis nya.
" ga keren banget sih ayah sama ibu manggil kamu Mamat," aku pun kembali tertawa.
"oh jadi dari tadi itu yang kamu tertawakan. cek..cek. ku kira apa. aku suka dengan panggilan Mamat beda dengan yang lain." ia tersenyum menanggapi ucapan ku.
aku pun seketika terdiam.
"benar juga ya, ok deh"
setelah nya kami berbincang hangat di sepanjang jalan hingga perutku kembali mual.
"bisa kepinggir kan mobil sebentar. cepetan." aku sedikit berteriak. dan Rahmat pun berhenti. aku gegas membuka mobil dan memuntahkan kan semua isi perut ku. Rahmat menghampiriku. ia mengoleskan minyak kayu putih di leherku. dan memberikan sebotol air mineral yang sebelum nya sudah dibukakan nya pada ku. aku memandangi wajah nya.
"terimakasih." ucap ku pada nya. ia pun tersenyum dan menggandeng aku ke mobil. tubuh ku serasa lemas. aku bersandar di jok mobil. Rahmat mengatur jok agar aku merasa lebih baik. aku tersentuh dengan perhatian nya pada ku.
"kamu sakit. kita ke rumah sakit dulu."
aku mengangguk menyetujui usulan nya. aku rasa tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan.
Sesampai nya di rumah sakit aku di periksa Rahmat selalu mendampingi ku. sampai sampai dokter kira Rahmat adalah suami ku. aku pun akhir nya di rawat. dan kami tidak bisa melanjutkan perjalanan.
kata dokter kandungan ku lemah. aku harus bnyak istrahat. ada rasa bahagia dan sedih jadi satu setelah tau aku hamil. Rahmat bahkan ia sangat bahagia. mendapat kan kabar ini. ia tambah perhatian pada ku. hingga selalu menjaga ku. sampai malam pun ia kulihat kurang tidur karna menjaga ku.
setelah sehati di rawat aku di perbolehkan pulang. kami pun melanjutkan perjalanan. Rahmat menyetir dengan sangat hati hati. sehingga memakan waktu lama di perjalanan. sesampai nya di rumah ia mengantarkan ku sampai depan pintu. ia sangat menjaga kehormatan ku yang sebagai istri orang. setelah itu Rahmat pun pulang dengan berat hati. terlihat ia sangat menghawatirkan ku. aku mencoba meyakinkan nya kalo aku baik baik saja. setelah kepergian nya aku pun beristirahat dikamar.
...****************...
Entah berapa kali aku bolak balik ke kamar mandi karna muntah. sampai rasa habis tenaga. mas Dion masih tidak ada kabar. ada yang membunyikan bel rumah.
Ting tong bel rumah berbunyi. aku pun terpaksa keluar untuk melihat siapa yang datang.
"permisi mba, apa benar ini dengan rumah mba bunga."
"ah, ia bang benar, ada apa ya. saya tidak merasa mesan makanan." tambah ku lagi.
"ini ada kiriman silahkan di tanda tangani ya mba."
setelah menandatangani abang jasa pengantar makanan itu pun pergi. aku menutup pintu dan duduk di ruang tamu. ternyata kiriman makanan dari Rahmat. aku pun membuka makanan itu dan melahap nya. aneh nya untuk makanan kiriman Rahmat aku bisa memakan nya tanpa ada masalah. sedang kan aku beli makanan sendiri tdi habis ku muntah kan. tapi ta apa lah yang penting aku bisa makan. itung itung menambah energi. aku mengelus perut ku yang masih rata. nanti pas hari ulang tahun mas Dion aku akan memberikan ia kejutan ini. aku senyum senyum sendiri membayangkan nya. hingga ada notif pesan membuyarkan hayalan ku.
@ajudan setia : jangan lupa di habiskan ya. anak Abi di jaga ya bunda.
@aku :siapa yang di maksud dengan Abi ?
@ajudan setia : Abi Rahmat lah siapa lagi. (dengan imote senyum)
@aku : dasar ada ada saja.
@ajudan setia : beneran aku Abi nya dan Dion ayah nya. kamu bunda nya. hahahaa
@aku : terserah saja lah. aku ngikut aja. hehee
@ajudan setia :sudah dimakan bunda kiriman Abi...?
@aku : sudah Abi. malah sudah habis dan ta bersisa.
kukirim kan foto bungkusan makanan yang ia kirim tadi.
@ajudan setia :ok bunda, terimakasih jaga diri baik baik ya
@ aku : baik Abi.
aku geli sendiri melihat percakapan kami. Abi Abi apa an. aneh aneh aja. tapi lucu juga. aku pun terkekeh. setelah itu aku pun beranjak ke kamar untuk meminum obat. dan beristirahat.
Sore hari nya mas Dion pulang aku tidak bisa menyambut nya karna kepala ku sakit serasa berputar putar. aku hanya bisa memejamkan mata tidak bisa membuka nya. mas Dion memasuki kamar. terdengar pintu kamar mandi terbuka dan setelah itu tertutup kembali. pasti mas Dion mandi. selang 10 menit pintu pun terbuka kembali. aku mencoba berbicara dengan mata terpejam.
"mas ,sudah pulang."
"hemm,," jawab nya singkat.
"maaf mas kepala ku pusing untuk membuka mata saja rasa nya aku tidak bisa. makan nya aku tidak menyambut mas datang." aku menjelas kan.
"di meja makan ada makanan mas aku tadi mesan karna tidak kuat untuk masak"
ia hanya diam dan membuka pintu kamar. aku rasa ia ke dapur untuk makan. aku pun kembali mencoba untuk tidur agar nanti pas bangun pusingku sembuh.
Entah jam berapa mas Dion masuk kamar aku sudah terlelap. hingga saat aku bangun pagi ia sudah tidur di samping ku. aku merasa lebih sehat dan beranjak dari tidurku untuk membersihkan diri dan sholat subuh. setelah itu aku ke dapur untuk memasak.
"Alhamdulillah terimakasih dede bayi sudah mau mengerti dengan keadaan bunda yang harus menyiapkan makan untuk ayah."gumam ku.
ya aku nanti akan bilang saat ulang tahun mas Dion saja. lagian ulang tahun nya tinggal satu Minggu lagi. setelah selesai aku pun membangun kan mas Dion.
"Mas,, mas ,, bangun sudah siang"
ia hanya menggeliat dan enggan untuk bangun. saat ia berbalik ke sebelah ku. terlihat ada tanda merah yang aga samar di leher nya. deg,, hati ku tercubit ada rasa sakit yang merayap di hati ku. aku melihat dengan mendekatkan mata ku. 'ah ,, mungkin di gigit nyamuk atau semut.' ucap ku. agar hati ini tidak berfikiran macam macam. karna hari ini mas Dion libur aku memutuskan membiarkan nya tidur lagi. aku segera keluar rumah setelah mengambil dompet di dalam tas, untuk membeli sayur.
"assalamualaikum ibu ibu" sapa ku pada ibu ibu yang sudah datang. tapi tidak terlihat ibu Susi.
"waalaikumsalam neng Bunga. kemana aja baru kelihatan.?" tanya bu ida.
"menjenguk orang tua bu. lama tidak pulang." jelas ku singkat.
"apa yang say bilang bu Susi ngada ngada kan.!" seru bu endang.
"emang nya bu Susi bilang apa bu ?" tanya ku yang cukup penasaran. apa yang sudah di sebar oleh bu Susi sebenar nya.
"gini lo mba, kata nya mba cerai dan di pulangkan suami mba ke rumah orang tua mba gara gara minta perhiasan ga di kasih, dan minta cere.!" jelas nya lagi.
"astagfirullah, semua itu ga benar bu. ko tega bu susi nyebar berita yang tidak benar." aku menggelengkan kepala ku tanda tidak menyangka.
"emang benar kok ucapan ku. bukti nya tu kalung yang ia pake. pasti suami nya ga jadi mencerai kan nya dan mengalah untuk berhutang membelikan nya perhiasan." bu Susi datang ia menjawab dengan pemikiran nya yang asal.
"terserah apa kata bu Susi. tapi yang jelas semua itu tidak benar.'' jelas ku lagi. bu Susi kelihatan gusar mendengar jawaban ku.
"eh bu Susi jangan asal menyebar gosip yang tidak benar apa lagi menyangkut rumah tangga seseorang bisa bisa di pidana lo.aku ga mau ikut ikutan seram.." bu Eka bergidik ngeri membayangkan di bui.
"berapa mang semua nya...?" aku ta menanggapi celotehan mereka lagi.
"30 ribu neng." jawab mang Ujang. aku pun menyerahkan uang 50 ribuan pada nya.
"ambil aja mang kembalian nya. saya duluan ibu ibu..!"
"terimakasih banyak neng" ucap mang Ujang. aku pun tersenyum menanggapi nya. ibu ibu sampai tidak mendengar pamit ku karna masih asik adu argumen. aku pun berlalu menuju pulang.
sesampai nya di rumah aku menaruh belanjaan di dalam kulkas dan aku berjalan menuju kamar. untuk melihat mas Dion. ternyata ia sudah bangun sedang memegangi gawai nya.
"mas mau makan sekarang atau nanti." tidak ada jawaban.
"mas,," aku sedikit keras memanggil nya.
"cek, ada apa sih. ga liat aku lagi sibuk. " aku pun kaget mendengar suaranya yang keras. sejenak terdiam.
"mas, Bunga kan mau ngajak makan." ucap ku dengan lembut. kenapa aku jadi pengen nyium ketiak mas Dion. dari jarak aku berdiri rasa harum menyeruak dari ketiak nya. ia pun beranjak dari tempat tidur dan berjalan di depan ku.
kami pun makan dengan hening. pandangan ku tidak bisa terlepas dari ketek mas Dion. rasa menetes air liurku menahan gejolak ingin mencium ketiak nya. aku tau ini pasti efek kehamilan ku. aku pun membuka suara.
"mas, nanti Bunga boleh nyium ketiak mas ga..?" takut takut aku mengungkapkan nya.
"hah,, jangan aneh aneh deh. ini bukan lagi di rumah orang tua mu. kamu jangan manja."
deg, apa maksud perkataan mas Dion tadi. aku pun terdiam.
"aku mau istrahat jangan di ganggu." peringat nya pada ku.
tapi aku ingin sekali menyium ketek nya. aku tidak menghabiskan makanan ku. gara gara memikirkan ketek saja. aneh bukan. nanti pas mas Dion tidur aku akan mencuri waktu untuk mencium ketiak nya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
S
di kibuli koq terus terusan sih
2023-11-05
2
Uthie
Gak sabar iihhhhh ketahuan si Dion itu 😆
2023-10-20
0