Ta terasa hari ini hari terakhirku di rumah kedua orang tua ku. malam ini aku ibu dan ayah seperti biasa selalu meluangkan waktu untuk bersama. walau pun ayah dan ibu sama sama sibuk mereka selalu menyempatkan waktu untuk berbagi cerita di malam hari. aku cemburu dengan keharmonisan mereka. aku ingin mas Dion seperti ayah yang selalu terbuka dan meluangkan waktu untuk ku.
"Ayah, ini kartu ATM Bunga kembalikan." aku menyodorkan sebuah kartu kepada ayah. itu kartu ATM ku dulu sewaktu belum menikah. setiap aku pulang ke rumah orang tua ku mereka selalu mengembalikan apa yang aku punya dahulu. hingga sekarang aku masih dapat jatah bulanan dari ayah dan ibu. tapi masuk ke ATM ku yang mereka pegang. karna menurut mereka mas Dion tidak berhak atas uang ku.
"kayanya saldo nya sudah habis ma" ucap ayah selalu sama bila aku mengembalikan ATM kepada mereka.
"ha..ha.. bisa jadi yah" jawab ibu di iringi tawa nya. ayah pun ikut tertawa.
aku menyilangkan ke dua tangan ku di dada dengan wajah cemberut dan di tekuk. tawa mereka semakin pecah.
"ayah ibu, sudah dong bercanda nya."
"iya , maaf kami sudah lama tidak bikin kamu kesal. sering sering kesini ya. agar kami tidak kesepian." ucap ayah dengan hangat. tergambar dengan jelas di wajah ayah ada kesedihan karna kami akan berpisah lagi. kami ber tiga pun berpelukan.
"ya allah berikan kesehatan kepada ke dua orang tua ku." ucap ku dalam hati.
"kalo ayah dan ibu kesepian bikinin Bunga adek aja lagi. ha,,ha,,ha," sekarang gantian aku yang mengejek mereka. pasti kelimpungan menjawab nya.
"Bunga,,,,,!" ayah mengejar ku dan menggelitik aku. ibu pun hanya menyaksikan dengan pipi memerah.
"Ya allah jangan engkau ambil kebahagian ke dua orang tua ku. biar aku saja yang menderita mereka jangan." ucap ku dalam hati.
...****************...
Aku pun di antar oleh ayah dan ibu ke terminal bus antar kota. kami seakan enggan terpisah. Air mata mengiringi kepergian ku. sangat ketara mereka berat untuk melepas kan aku. aku dan mas Dion memang tidak dijodohin tau cinta ta direstui seperti cerita di novel novel yang aku baca. ayah ku memang tegas tapi dia membebaskan aku perihal jodoh. jadi kami menikah memang didasari rasa cinta. bahkan kami berpacaran satu setengah tahun. sedikit aku tidak pernah menyangka bahwa mas Dion akan berubah setelah dua tahun pernikahan kami. aku menghela nafas dan mencoba untuk memejamkan mata. karna perjalanan ku cukup memakan waktu.
Tiga jam berlalu aku sudah smpai di terminal. aku sudah menghubungi mas Dion tapi katanya tidak bisa jemput. aku menuju ojek pengkolan yang ada di sebrang jalan.
"mas tolong antar saya ke jalan kenanga ya." ucapku pada tukang ojek itu. tapi aku belum memperhatikan wajah nya. aku masih membenarkan tas yang aku bawa.
"Bunga,, Bunga kan" ia terlihat kaget melihatku dn meyakinkan bahwa ucapan nya benar. aku pun melihat ke arah nya. aku sama terkejutnya.
"Rahmat, Rahmat kan." seolah aku mengulang katanya tadi tapi beda nama. aku dan Rahmat langsung melakukan gerakan tangan sama sewaktu kami SMA kalau saling bertemu. diakhiri dengan menoel hidung lawan. setelah itu kami tertawa. sebelum berangkat kami mengobrol saling bertukar cerita hingga 30 menit kami bersama.
"maaf Rahmat aku harus pulang 2 jam lagi suami ku pulang. lain kali kita bertemu lagi." aku memutus percakapan kami tadi. hingga aku di antar Rahmat sampai rumah.
"Terimakasih." aku menyodorkan selembar uang 50 ribu. upah jasa mengantarkan aku.
"maaf nona Bunga, hamba tidak bisa menerima penghargaan dari nona. hamba tidak pantas. ha,,ha," ucapan Rahmat masih seperti dulu kalo ia sudah membantuku enggan menerima uang ku. aku pun tersenyum dan menarik tangan ku lagi. aku sudah tau watak seorang Rahmat bagai mana. biarpun di paksa ia tetap tidak mau menerima.
"ok,,ok,, aku memahami itu ajudan ku. haha,,'' kami pun tertawa bersama.
"baik aku pulang dulu. nanti kita sambung lewat pesan aja. ok." ia pun tersenyum dan berlalu.
''ok" aku memandangi kepergian nya hingga tak terlihat lagi baru aku masuk ke dalam rumah. Rahmat tidak berubah ia sama dengan Rahmat yang aku kenal dulu. ada sesuatu yang mengisi kekosongan di hati ini. itulah yang aku rasakan setelah bertemu dengan Rahmat di pangkalan ojek tempat ia bekerja tadi.
...****************...
Aku merebahkan diri setelah membersihkan seisi rumah dan mengolah makan malam. ya setelah aku datang tadi. betapa terkejut nya aku melihat seisi rumah kaya kapal pecah. entah apa saja yang mas Dion lakukan hingga berantakan seperti tadi. tentunya aku sudah membersihkan tubuh ku yang bau keringat. ta terasa aku terlelap.
deg,, aku terbangun dan langsung duduk ingat mas Dion yang akan pulang. bergegas aku menuju kamar mandi untuk mencuci muak. setelah itu ku lirik jam didinding menunjukkan jam 11. seharusnya mas Dion sudah pulang sedari jam 5 sore tadi. aku pun keluar dari kamar menuju meja makan karna merasa perutku sudah keroncongan. aku makan sendiri dengan pikiran yang berputar putar di kepala ku.
setelah selesai makan aku duduk di ruang keluarga untuk menonton tv. sebelum nya aku tidak pernah tertarik nonton tv. setelah satu Minggu bersama ibuku pun ikut menonton sinetron kesukaan ibu di salah satu stasiun tv. kata ayah kalo flem kesukaan ibu mulai kacau dunia persilatan. ayah bakalan bikin kopi atau makan sendiri. haha,,haha,, betapa randem nya ibu ku smpai mengabaikan ayah yang sudah setia menemani nya dari dulu hingga sekarang gara gara sinetron. jatuh harga diri ayah kalo teman nya tau. kalo mengingat ingat kejadian di rumah orang tua ku jadi senyum senyum sendiri.
Terdengar pintu terbuka. aku melihat mas Dion datang dengan keadaan yang tidak karuan. jalan nya sempoyongan. aku pun gegas menghampirinya dan memapah nya . tercium bau alkohol dari mulut nya. aku pun heran sejak kapan mas Dion mengenal benda haram itu. ku bawa mas Dion ke kamar dan ku rebahkan di kasur. ku lepaskan sepatu,kaos kaki,dasi dan pakaian nya. aku berniat ingin mengganti pakaian nya. hingga saat aku membenarkan kepalanya. mas Dion menarik ku hingga aku terjatuh di atas tubuh nya.
mas Dion meracau, "maaf kan aku yang dulu. aku sekarang akan berubah hanya untuk mu, aku sngat mencintai mu" kata itu yang berulang ulang ia katakan. hingga ia menciumi ku dengan berutal. aku pun rindu sentuhan nya setelah berpisah satu minggu lama nya. ku harap ucapan nya benar.
" mas aku ga kuat." racau ku karna aku rasa ingin buang air kecil.
"jangan panggil aku mas, panggil abang seperti biasa." ucap nya yang membuat aku bingung. tapi saking nikmatnya aku pun akhirnya sampai buang air kecil di kasur.
" baaaang," teriak ku yang sedikit keras.aku pun lemas dan langsung tertidur.
Tiba tiba aku terbangun dan merasa sesak di area bawah ku, tubuh ku terasa bergoyang. rasa nyeri dan perih yang aku rasakan saat ini. hingga aku tersadar mas Dion ada di sampingku ia bergerak gerak menghujam ku dari belakang. mas Dion masih saja bermain hingga aku pun ta sadarkan diri.
...****************...
Pagi nya aku terbangun mas Dion sudah tidak ada lagi di sampingku. rupa nya aku kesiangan bangun gara gara permainan nya malam tadi. ku lihat kamar berantakan seprai sudah ta karu karuan. ada aroma tidak sedap dari kasur ku. aku pun beranjak dari kasurku. ada bekas d***h di seprei. ada yang sudah mengering dan masih segar. aku pun melihat ke arah bawah ternyata d***h berasal dari area bawah ku. aku pun lemas dan jatuh kelantai seketika.
Aku terbangun dari pingsan ku. entah berapa lama aku pingsan. kucoba melihat jam dinding ternyata sudah jam 12 siang. cukup lama aku tak sadarkan diri. hingga aku mengesot menuju kamar mandi yang letak nya di dalam kamar. aku mencoba mengabaikan rasa sakit ini tapi tidak bisa. dengan susah payah aku membersihkan diri. aku berasa jadi korban p********n yang di lakukan suami ku sendiri yaitu mas Dion. pelakunya entah kemana. Tega nya mas Dion meninggal kan aku dalam keadaan seperti ini. aku sejenak tertegun memikirkan semua yang terjadi.
Setelah membereskan kamar aku pun menghubungi jasa vakum kasur. untuk membersihkan semua nya. tapi aku memilih karyawan wanita. karna tidak mungkin kalo yang mengerjakan laki laki aku bisa sangat malu. yang miris nya d***h segar masih mengalir hingga aku memakai pembalut seperti orang datang bulan.
"maaf mba merepotkan." dengan wajah malu malu aku menatap karyawan itu. ia terlihat lebih tua dari aku.
"Tidak apa, kalo pengantin baru memang seperti ini. saya sudah sering dapat pelanggan seperti adek." jelas nya. syukurlah kalo begitu. tapi apa katanya tadi 'penganten baru' hahaha penganten lama mah ia. ini juga karna Arjuna nya mabuk. wajah ku mengeryit mengingat kejadian malam tadi.
"terimakasih banyak mba , saya sngat puas dengan kinerja mba." ucap ku sambil menyodorkan uang 3 lembar uang 100 ribu.
"ini lebihan dek," ucap nya seraya menyerahkan uang satu lembar 100 ribuan.
"itu tips untuk mba. karna kinerja mba memuaskan."
"terimakasih dek. nanti kalo perlu lagi jangan sungkan hubungi saya." ia berucap sambil membereskan peralatan yang ia gunakan tadi.
"ia mba, sama sama,pasti nanti sya hubungi lagi. " smbil menahan nyeri aku mencoba tersenyum. ia pun pamit setelah itu.
Aku meraba bagian belakang ku yang terasa basah. ternyata benar. pembalut yang aku pake tidak bisa menampung cairan lagi. aku pun gegas mengganti nya.
Hingga sore pendarahan ku tidak berhenti. ku putuskan untuk ke rumah sakit. semalam aku sudah menarik uang di ATM ku sebesar 20 juta. untuk keperluan ku di sini. Saldo di ATM ku sebenar nya ada 800 juta. karna aku selalu dapat suntikan dana dari ayah dan ibu. aku pun jarang pulang jadi membengkak.
kau menghubungi Rahmat untuk mengantar ku ke rumah sakit. entah kenapa hati ini ingin selalu dekat dengan nya.
"assalamualaikum,"
"waalaikumsallam, bagai mana tuan putri ada yang bisa saya bantu." ia menjawab smbil terkekeh.
"benar sekali ajudan ku yang paling setia. tuan putri mu minta antar ke rumah sakit. apa ajudan ku sedang sibuk sekarang."
"tentu tidak, ajudan tuan putri langsung OTW."
setelah itu ia memutus sambungan telpon. aku pun bersiap untuk ke rumah sakit.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Siti arbayah
seriusan bacanya
2023-11-18
0
Uthie
bagus lohhh ini cerita nya 👍👍👍
2023-10-20
1