Davin nampak syok melihat Andini ada di depan matanya saat ini. Gadis cantik seumuran dengannya yang nampak dengan dres yang sopan dan juga anggun di tubuhnya kini tengah tersenyum manis pada Davin.
"Ya Vin. Assalamu'alaikum... " Ucap Andini sambil berdiri lalu ia mengalami Davin. Davin pun menerima uluran tangan dari gadis cantik yang ada di depannya ini.
"Wa'alaikumsalam. Duduk Din. Kamu kok bisa sih tiba-tiba ada di sini. " Tanya Davin yang tidak bisa menutupi wajah kagetnya.
"Bisa dong. Masak kamu lupa jika aku dulu suka mengagetkan mu. Dan sekarang, aku ulangi lagi kebiasaan itu. " Kata Andini dengan senyumnya yang begitu manis.
"Hahahahahaa,,,, kamu ini Din. Memang selalu bisa buat aku tertawa. " Tawa renyah Davin terdengar. Mbak asisten datang membawakan minuman dan makanan kecil untuk tamu spesial malam ini.
"Silahkan di minum mbak cantik. " Ucap mbak asisten.
"Nggah usah sungkan, anggap saja rumah sendiri mbak. Wong sepertinya juga mbak e bakalan jadi penghuni rumah ini juga. " Imbuh mbak asisten.
"Hussttt, mbak ini apa-apaan sih. Ngomongnya itu lo. " Tegur Davin malu-malu.
"Alah,,, situ aslinya ngarep kan mas. Ngaku deh. Kabuuuurrrrrrr" Mbak asisten itu pun langsung kabur ke belakang sebelum kena semprot oleh Davin.
"Kamu sepertinya dekat dengan asisten rumah tanggamu itu. " Tanggapan Andini pada tingkah mbak asisten tadi.
"Ya begitulah. Kami semua yang ada di rumah ini sudah seperti saudara. Apalagi mbak, dia sudah lama bekerja di sini. Oh ya,,, gimana sih kamu kok bisa sampai sini. Aku jadi penasaran. " Telisik Davin pada Andini.
"Mmmmmm,,,,, cerita nggak ya,,,, tapi kalau aku nggak cerita ada orang yang penasaran. Kan kasihan, hahahahaa. " Tawa Andini.
"Assalamu'alaikum...... "
Belum sempat Andini melanjutkan bicaranya, ternyata papa dan mama Davin datang. Sejak sore tadi mereka memang keluar rumah.
"Wa'alaikumsalam..... " Jawab Andini dan Davin serentak.
"Eh ada tamu rupanya. Siapa ini, cantik banget sih. " Ucap mama Davin dengan gaya kocak namun selalu ramah dengan semua orang.
Andini lalu berdiri. Menyalami mama Davin, tidak lupa juga papa Davin yang masih setia berdiri di samping istri tercinta nya.
"Andini tante, om" Ucap Andini sopan. Mereka berempat lantas duduk bersama.
"Vin, ini siapanya kmau? Pacar? Kalau iya mama setuju banget Vin. Yuk ah nglamar Andini. " Ujar mama Davin tanpa rasa bersalah. Sebab ia sudah tahu siapa Andini. Kala itu papa Davin pernah mengorek keterangan tentang Andini dari Aris, asistennya Davin uang berada di Surabaya.
"Mama apaan sih mah. Malu sama Andini tuh. "
Bisa dipastikan saat ini wajah Davin malu dan merah merona seperti tomat. Tomat direbus lebih tepatnya. Sedangkan Andini sendiri merasa berbunga-bunga. Hatinya bahagia sebab dengan tidak langsung, orang tua Davin sudah menerimanya sebagai calon menantu. Perasaannya kepada Davin tetap sama seperti beberapa tahun yang lalu saat mereka masih kuliah bersama.
Mama Davin tiba-tiba pindah tempat duduk. Kali ini ia berada di samping Andini. Membuat jantung gadis cantik itu menjadi berdebar-debar.
"Nak Andini mau kan jadi menantu tante. Mau ya.... " Kata mama Davin heboh sendiri.
"Mmmmmm,,,,, anu tante,,,, mmmmmm..... " Lidah Andini seakan kelu mendadak. Ia mau berucap apa pun bingung. Hanya bisa senyam-senyum tidak jelas yang ia lakukan.
"Kamu pasti bingung ya Din. Wes tenang saja. Tante tahu kok kamu dan Davin sudah kenal lama kan. Nah, mungkin ini waktunya kalian dipertemukan kembali. Dan itu artinya kalian memang berjodoh. " Mama Davin terus saja mengutarakan fikirannya.
Mama Davin tahu, Andini lah orang yang tepat untuk menjadi obat buat Davin. Obat luka hati akibat ditolak oleh Azizah. Bukan menjadikan Andini sebagai pelampiasan, namun ingin menggantikan kekosongan hati Davin yang membuatnya kehilangan semangat hidup.
"Tenang saja Din, tante akan buat Davin klepek-klepek sama kamu. " Kali ini mama Davin berbisik di telingan Andini. Yang dibisik'i hanya senyam-senyum tidak jelas.
Mereka lantas larut dalam obrolan yang tentu saja didominasi oleh mama Davin. Mama Davin terus saja mendedak Andini untuk menceritakan tentang keluarganya. Jadi mau tidak mau Andini pun buka suara dan bercerita tentang keluarga dan juga dirinya.
"Oh jadi kamu sudah tidak punya mama dari kecil ya Din. Aduh kasihan ya. Tapi jangan khawatir, mulai sekrang anggap tante ini mama kamu. Kamu bisa datang ke sini sesuka kamu. Oh ya kamu malam ini tidur di mana? " Tanya mama Davin. Ia sudah mulai akrab dengan Andini. Bukan mulai akrab sih, tapi mengakrabkan diri lebih tepatnya.
"Saya menginap dj hotel XX tante. Rencananya seminggu ini saya akan stay di sini. Sudah ijin papa juga. Soalnya saya juga jarang libur. Ya sekalian liburan lah di sini tan. " Jawab Andini.
"Kalau begitu, biar kamu diantar Davin saja kalau mau kemana-mana. Di sini pantainya bagus-bagus Din. "
"Iya Din, biar aku antar kamu kalau mau kemana-mana. Terus nanti balik Surabaya barengan sama aku saja. " Kini Davin sudah mulai bisa menerima kedatangan Andini. Ia yang awoanga syok berat, kini merasa bahwa Andini datang membawa angin segar untuk nya.
"Terimakasih banyak Vin sebelum nya. Tapi aku kan bawa mobil sendiri. Masak nanti pulang mau bareng kamu sih. Terus mobilku gimana. " Uajr Andini.
"Ah gampang itu Din. Kan banyak tuh supir-supirnya Davin di kantor. Gampang lah. Yang penting kamu nikmati saja liburan kamu di sini. Terus balik Surabaya nya bareng sama Davin. Wes seng tenang pokoke. "
Mereka pun tersenyum dalam kehangatan. Keluarga Davin menerima Andini dengan sangat baik. Terlebih mama Davin yang begitu supel dan mudah bergaul dengan siapapun. Termasuk dengan anak muda seperti Andini. Di rumah ini juga Andini mendapatkan sosok mama yang begitu ia rindukan sejak kecil.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments