"Kak, jangan makan semua pisangnya. Itu punyaku. " Ucap manja Azizah pada Davin.
Saat ini mereka sedang berkumpul di rumah Davin. Mama Davin mengadakan arisan yang mengundang teman-temannya semasa kakak Davin duduk di taman kanak-kanak. Ya, Davin dan Azizah sudah mengenal sejak kecil. Orang tua mereka berteman.
"Iya Vin, jangan kamu makan semua pisangnya. Itu kesukaan Azizah. " Sentak Kaze pada Davin.
Azizah, Kaze dan juga Davin tidak sengaja berteman sebab saking seringnya mengikuti arisan para orang tua. Mama-mama mereka tentunya.
Saat ini Davin dan Kaze sudah duduk di bangku SMA kelas akhir, sedangkan Azizah berada di bawah mereka. Tentu saja mereka bersekolah di satu sekolahan. Untuk menjaga keharmonisan hubungan persahabatan para orang tua, mereka lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka di tempat yang sama.
Mendapatkan pembelaan dari Kaze, tentu membuat Azizah besar kepada. Gadis cantik dengan kulit putih mulus itu memang manja, ia penyuka buah pisang sedari kecil.
"Sukurin tuh di marahin Kak Kaze. Salah siapa habisin pisangku. Mentang-mentang ini rumahmu ya kak. Jadi seenak mu mau berbuat apa. " Seru Azizah. Davin tentu saja tidak menghiraukan nya. Ia memiliki sifat yang cenderung cuek. Berbeda dengan Kaze yang memiliki sifat tegas. Maklum saja, Kaze memang anak dari seorang bapak polisi. Tentu saja jiwa ketegasannya sudah tercipta selagi ia kecil.
Para orang tua hanya bisa tersenyum dan saling pandang kala melihat tingkah anak remaja mereka yang sebenarnya sudah tidak lucu lagi. Berbeda saat mereka masih kecil-kecil dulu, berebut makanan atau mainan akan menjadi sesuatu yang lucu dan mengundang gelak tawa dari para orang tua dewasa.
"Wes-wes jangan bertengkar terus. Bunda mau pulang nih Ka, kamu mau di sini saja atau. Bunda tinggal. " Kata bunda Kaze yang sudah jengah melihat anaknya selalu saja bertengkar dan berebut dengan Davin. Padahal jika tidak bertemu, ia akan selalu menanyakan. Padahal, mereka itu sudah besar. Sudah remaja, eh tingkahnya masih seperti bocah.
Arisan pun selesai. Semua kembali pulang ke rumah masing-masing. Sebenarnya acara arisan para orang tua berniat untuk dihentikan. Kesibukan dan juga umur yang sudah tidak lagi muda membuat mereka menjadi malas jika harus berkumpul setiap bulan. Namun, hal tersebut ditentang oleh ketiga remaja ini, mereka memohon dengan berderai air mata supaya arisan tetap berlanjut. Apa lagi tujuan mereka kalau bukan supaya bisa bertemu dalam waktu cukup lama.
_________
Waktu bergulir dengan cepat. Kini Azizah sudah berubah menjadi gadis yang sangat cantik dengan kulit putih bersih. Ia menjadi mahasiswa kedokteran di Universitas ternama. Kepintaran yang ia warisi dari ibunya, menjadikan Azizah bisa masuk kedokteran tanpa mengeluarkan biaya apapun.
"Ibu bangga sekali denganmu Zah, berlajar lah semakin rajin supaya beasiswa mu akan terus berlanjut. " Ujar ibu Azizah.
"Aku tidak akan pernah mengecewakan ibu. Itu janjiku. " Jawab Azizah yang membuat sebuah senyum indah terukir di bibir sang ibu.
Di tempat lain, seorang Kaze kini sudah menjadi perwira kepolisian. Kepandaiannya dan tuga badan yang bagus nan atletis membuatnya lulus menjadi seorang perwira dengan nilai terbaik.
"Alhamdulillah bun aku mendapatkan tugas di Surabaya. Dekat dengan sini sehingga setiap minggu aku bisa pulang. " Ujar Kaze dengan bangganya. Bagaimana tidak bangga, selain lulus dengan nilai terbaik Kaze juga ditugaskan di kota yang dekat dengan kota asalnya. Lagi pula keluarga bundanya pun banyak yang menetap di kota besar itu.
"Tante dan om kamu kan juga banyak di sana Ka, kalau tidak sempat pulang kamu harus sempatkan mengunjungi mereka. " Nasehat bunda Kaze.
"Baik bun, aku akan selalu ingat itu. Lagian bang Vio juga ada di sana kan. Aku bisa numpang tidur di apartemen nya abang. Hehehehe. "
Mereka berdua pun tertawa bersama. Kebahagiaan seorang ibu adalah kala melihat anak-ank nya tumbuh menjadi seorang yang sukses serta berperilaku baik. Memiliki ilmu tinggi tidak akan berguna apapun apabila tidak diimbangi dengan adab yang baik.
"Vin, bisa tidak kamu di rumah selama tiga hari saja. Kakakmu akan menikah, masak kamu tidak ada di rumah. " Protes mama Davin saat melihat anaknya sudah siap dengan satu koper dan juga mobil mewah yang sudah terparkir manis di depan rumah.
"Mah,,, aku tuh kerja bukan jalan-jalan. Mama kan tahu galeri ku yang di Surabaya itu baru buka. Kalau aku tinggal-tinggal terus, bagaimana bisa maju. Kan kata mama aku harus sukses supaya bisa menyenangkan istriku kelak. Seperti papa yang hobi menyenangkan hati mama. Iya kan, iya dong..... " Goda Davin pada mamanya.
"Aishhhhh, kamu ini suka banget sih menggoda mama. Ya sudah sana pergi, tapi ingat saat hari akad nya kakak, kamu harus ada di rumah. Kalau tidak, mama bakar itu galeri mu. " Ancam mama Davin.
"Jahat banget sih mah. Itu galeri yang paling top mah. Paling lengkao furniture nya. Masak mau dibakar, punya emak gini banget ya. " Dengus Davin.
Setelah acara perdebatan yang tidak kunjung usai antara Davin dan mamanya, pria tampan itu lebih memilih untuk segera pergi. Daripada omelan jilid ke dua dan seterusnya akan berlanjut, menghindar adalah pilihan terbaik.
Sampai di Surabaya, Davin tidak pantas berleha-leha di apartemen nya. Ia langsung ke galeri untuk mengecek situasi di sana. Mengingat baru semingguan ini buka, pastilah banyak pertanyaan dari customer akan barang yang dijual di sana.
"Bagaimana perkembangan hari ini Ris?? " Tanya Davin pada asistennya yang bernama Aris.
"Sejauh ini bagus pak, barang kita cepat habis. Malahan banyak stok yang kosong. Tapi saya sudah menghubungi su player supaya barang segera di kirim. " Jelas Aris.
"Bagus, lakukan tugasmu dengan baik. Aku ingin galeri kita ini menjadi satu-satunya galeri furniture terbesar dan terlengkap di kota ini. " Ucap Davin. Sang asisten pun mengangguk patuh.
Davin memang sudah bertekad akan membangun usaha terbesarnya di kota Surabaya ini. Selain target market yang bagus, apalagi tujuannya adalah untuk mendekati Azizah yang saat ini masih kuliah di kota besar ini. Davin memiliki rasa cinta yang begitu besar pada Azizah. Namun ia tidak pernah punya keberanian untuk mengungkapkan nya. Apalagi dulu ia belum punya apa-apa, belum sukses seperti saat ini.
Di sebuah apartemen yang cukup mewah, Kaze merebahkan tubuhnya di kasur empuk milik sang abang. Davio, adalah nama kakak Davin yang sudah sukses menjadi dokter spesialis jantung di Surabaya. Ia bahkan tidak hanya bertugas di satu rumah sakit saja. Kecerdasan nya dan sikap ramah terhadap siapapun membuat Vio menjadi rebutan para petinggi rumah sakit untuk bisa mengajak Vio bergabung dengan mereka. Namun tenaga Vio terbatas, ia hanya dapat bekerja di tiga rumah sakit saja.
"Dek, kamu mandi dulu sana. Masih bau main nemplok saja di kasur abang. Bau tau... " Keluh Vio. Dokter tampan itu memang memiliki tingkat standar kebersihan yang tinggi.
"Malas mandi ah bang. Aku mau rebahan saja. Capek tadi habis di lapangan. Kalau abang kan enak ruang kerjanya adem, la aku. Kadang harus di lapangan juga bang. " Ujar Kaze yang membuat Vio hanya bisa menggeleng. Ia lantas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Pagi hari menyapa, matahari nampaknya sudah tidak sabar untk segera menampakkan sinarnya. Terlihat jelas baru jam delapan pagi, namun cuaca sudah terik. Saat ini memang sedang kemarau panjang. Orang-orang banyak yang malas untuk keluar rumah. Mereka banyak yang takut gosong karena paparan sinar matahari.
Kaze sudah siap dengan seragam kebesaran nya. Ia masih menginap di apartemen sang kakak. Sebenarnya Kaze diberikan rumah dinas, namun ia enggan untuk menempatinya. Semata-mata hanya karena ia enggan melihat kemesraan pada anggotanya yang tinggal di rumah dinas bersama dengan istri masing-masing. La gimana nggak iri, wong Kaze belum punya istri. Jangankan istri, pacar saja ia tidak punya.
"Tidak boleh pacaran ya Ka, dosa. Lebih baik langsung menikah jika sudah ada calonnya. " Nasehat bunda yang selalu diingat Kaze dan semua saudaranya. Bahkan Vio pun sebagai abang Kaze masih setia menyendiri sebab belum menemukan wanita yang cocok untuknya.
"Hari ini aku akan menemani anggota ku di jalan bang. Mana panas banget lagi. Nanti aku bisa gosong ini. Kalau aku gosong, Azizah mana mau sama aku. " Keluh Kaze pada abangnya.
"Memangnya Azizah sudah tahu kalau kamu menyukainya? Belum kan? Makanya jangan GR. " Kata Vio sambil sibuk memasang jas putih kebanggaan nya. Jas yang menjadi simbol seseorang berprofesi sebagai dokter.
"Aku kan jarang bertemu dengan Azizah bang. Aku hubungi juga susah. Tapi ia ada di kota ini juga kan? Makanya aku mau mengejar Azizah. Sebelum digaet sama si Davin. " Celoteh Kaze.
"Davin?? Anaknya tante Daniah itu? " Tanya Vio.
"Iya bang. Davin, masak lupa sih. Aku juga sudah lama tidak komunikasi dengan itu anak. Tahu sendiri lag bang kalau selama pendidikan aku jarang pegang HP. Davin itu pernah bilang sama aku kalau ia juga suka dengan Azizah. Aku pun dulu juga pernah bilang begitu kepadanya. Makanya kita sepakat buat saingan. " Ujar Kaze.
"Bagaimana jika Azizah mencintai yang lain.... " Tukas Vio.
Kaze tertegun dengan ucapan abangnya itu. Bagaimana pun ia sudah lama tidak berkomunikasi dengan Azizah. Bisa saja kan Azizah sudah punya pacar atau bahkan sudah tunangan dan hampir menikah. Oh tidak,,,,,,,,,
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Daniatul Azizah
lanjuuutttt
2023-12-05
0
Miss Li
terimakasih kakak, nantikan terus kelanjutannya ya😍
2023-10-20
1
KnuckleBreaker
Jatuh cinta pada ceritanya.
2023-10-20
0