12

"Aku bingung bu harus jawab kak Davin apa. Soalnya aku sama sekali belum memikirkan untuk menikah. Aku masih ingin mengejar cita-cita ku. Kok jadi bingung ya. " Ucap Azizah di sambungan telepon dengan ibunya. Sebenarnya azizah ingin pulang dan bercerita langsung pada sang ibu, namun ia tidak bisa untuk ambil cuti.

"Kalau memang hatimu belum siap, kamu bilang dengan jujur Zah. Jangan menggantung anak orang. Ibu yakin, kalau jodoh tak akan kemana. " Nasehat ibu.

"Terus kalau aku bilang gitu, dan setelahnya kak Davin nikah sama orang lain bagaimana bu? " Kata Azizah. Ia sebenarnya juga sedikit memiliki perasaan kepada Davin. Namun ia juga masih bimbang. Huhhhh,,, resiko orang cantik mah gini. Banyak yang suka.

"Ya berarti Davin bukan jodohmu. Kalau masih bingung juga, sholat istikharah nak. Minta petunjuk sama Allah. Karena menikah itu bukan hal main-main. Ibu akan merestui siapapun pilihan kamu, asal baik agamanya. Sebab laki-laki yang baik agamanya, sudah jelas akan menjadi imam yang baik pula dalam rumah tangganya kelak. Jangan bingung, ada Allah tempat kita mengadu. " Ujar ibi Azizah panjang lebar.

Setelah panggilan telpon itu terputus, hati Azizah bukan menjadi tenang, namun justru menjadi semakin bimbang. Semua yang dikatakan ibunya memang benar. Bahwa ia harus meminta petunjuk sama Allah. Karena Allah yang maha Tahu segalanya.

"Kenapa Zah? " Tanya Davio. Ia yang baru saja datang pagi ini melihat Azizah dengan wajahnya lesu dan tidak ada semangat. Berbeda dengan hari-hari biasanya. Biarpun Azizah tidak begitu banyak bicara, namun ia tipe gadis yang begitu bersemangat dalam kerjanya.

"Mmmmm, nggak apa-apa bang. Mungkin karena kurang tidur. Semalam nonton drakor, hehehehe. " Bohong Azizah. Davio pun tersenyum lalu duduk di kursinya.

"Oh ya Zah, surat keputusan soal kamu di Terima enggaknya jadi dokter tetap akan keluar seminggu lagi. Berdoa ya supaya diterima. Biar kamu juga ada modal buat ambil spesialis. Katanya mau jadi dokter anak. " Kata Davio yang tidak pernah ada bosannya menberikan semangat untuk Azizah.

"Mau banget lah bang, dari kecil aku memang ingin jadi dokter anak. Semoga ada jalan untukku bisa dapat beasiswa lagi bang. Oh iya, kalau ambil spesialis gitu harus masih lajang apa boleh menikah bang? " Tanya Azizah ragu.

"Memangnya kamu mau menikah Zah? " Tanya Davio sedikit kaget dengan ucapan Azizah tadi.

"Eng-enggak lah bang. Aku mau mersih cita-cita ku dulu baru menikah. " Ucap tegas Azizah. Padahal dalam hatinya ia galau berat.

"Bagus itu. Yang penting di usia tiga puluh harus sudah menikah ya Zah. Kalau tidak kasihan diri kamu. Sebab seorang perempuan tidak baik hamil di usia di atas tiga puluh lima tahun. Jadi sebaiknya di bawah umur itu sudah pernah hamil dan melahirkan. Fikirkan itu. " Ujar Davio panjang lebar.

Azizah hanya nyengir kuda menanggapi ucapa Davio, ia bingung harus berkata apa. Ternyata bisa seribet itu ya. Saat ini saja usia Azizah sudha dia puluh tiga tahun lebih. Belum nanti ambil spesialis, belum nanti ia kalau cepat ketemu jodohnya, kalau jodohnya jauh bisa-bisa umurnya sudah kepala tiga belum nikah-nikah.

"Aduuuhhhh, kok aku jadi pusing sendiri ya. " Ucap Azizah dalam hati.

Sementara itu di kota Malang, Kaze sedang melaksanakan tugasnya di sana. Menjadi pembicara di sebuah kampus ternama di kota wisata itu. Malang memang terkenal dengan banyaknya wisata yang dibangun. Bahkan setiap tahunnya ada saja wisata yang baru dibangun. Sehingga kota itu banyak dikunjungi orang-orang dari luar daerah. Khususnya di musim liburan tiba.

"Pak Kaze, acara kita masih sebulanan lebih. Apa bapak tidak mau pulang dulu. Jika iya, libur bapak bisa saya urus. " Ucap anak buah Kaze yang turut serta dengannya. Sebenarnya anak buah Kaze secara umur jauh lebih tua. Sudah berumah tangga juga, namun karena jabatan Kaze lebih tinggi maka ormag tersebut harus patuh pada perintah atasannya.

"Tolong urus libur saya dua hari. Sabtu minggu saja. Saya mau pulang ke rumah orang tua saya

" Kata Kaze.

"Baik Pak, akan saya urus. "

Setelah itu Kaze dan juga rekannya menjalankan tugas yang sudah diberikan. Rencananya Kaze dan timnya akan masuk di beberapa universitas. Ini nih yang membuat Kaze malas, karena akan banyak mahasiswi yang berebut minta foto kepadanya.

Sabtu ini Kaze bisa pulang ke rumah. Pengajuan liburnya disetujui. Lagi pula sabtu minggu semua orang inginnya juga libur. Tidak kerja terus, hehehee

"Anak bunda sudah sampai. Gimana tugasnya di Malang? " Tanya bunda Kaze.

Beberapa menit yang lalu Kaze sudah sampai rumah. Ia tidak mau beristirahat, yang ia inginkan adalah segera duduk bersama dengan bunda sambil menikmati cemilan yang pastinya sudah disiapkan bundanya sejak tadi. Sudah menjadi kebiasaan memang, Kaze suka sekali dengan makanan buatan bundanya.

"Capek bun, aku dikerubuti cewek-cewek mulu. Kam risih bun. Apalagi ada yang gandeng-gandeng sembarangan pula. Emang nggak tahu ya mereka itu kalau bukan muhrim nggak boleh pegang sembarangan. Huftttt, mana masih lama lagi tugasku. Sebel deh bun. " Curhat Kaze pada bundanya.

"Sabar dong nak. Namanya juga tugas negara. Kalau kamu dikerubuti cewek-cewek, lah itu resikomu sebagai orang ganteng. Hehehehee. "

Bukannya memberikan nasehat, bunda Kaze justru lebih senang menggoda putra bungsunya tersebut. Kaze begitu terlihat menggemaskan bagi bunda apabila Kaze sedang curhat seperti ini. Wajahnya imutnya waktu kecil seakan terlihat begitu nyata.

"Oh ya Azizah sudah lulus lo dek. Kamu nggak kasih ucapan sama Azizah. " Kata bunda.

"Aku sudah kirim pesan bun sama titip salam juga lewat abang. Ya bagaimana lagi, namanya tugas negara. Aku kan nggak bisa sembarangan ambil libur bun. Sudah menjadi resiko. " Ujar Kaze diangguki bunda.

Mereka berbicara dalam waktu yang cukup lama. Banyak hal yang diceritakan Kaze pada bundanya. Namun, Kaze tidak berani bercerita tentang perasaannya pada Azizah. Ia takut bundanya akan marah, sebab tahu jika Azizah akan melanjutkan kuliahnya setelah ini. Bagi bunda Kaze, pendidikan itu begitu penting. Kalau sudah tercapai, barulah kehidupan rumah tangga difikirkan.

Bunda Kaze tidak tahu saja jika Davin sudah mencuri start dengan mengungkapkan perasaan nya pada Azizah. Bahkan karena hal tersebut, sukses membuat Azizah pusing tujuh keliling. Bahkan ia sampai tidak bernafsu makan memikirkan jawaban yang paling tepat ia sampaikan kepada Davin supaya tidak menyakiti laki-laki tampan itu. Dengan kata lain, Azizah menolak lamaran Davin saat ini. Sebab ia sudah membulatkan tekat untuk meraih cita-cita nya terlebih dahulu.

*********

Jangan lupa like nya ya readers. Supaya aku jadi lebih semangat nulisnya☺🥰terimakasih🙏🥰

Terpopuler

Comments

Daniatul Azizah

Daniatul Azizah

lanjuutt

2023-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!