4

"Lo kok abang io dan kak Davin ada di sini sih. Kalian ngapain? " Tanya Azizah bingung.

"Ini ruang kerja abang Zah, tentu saja abang harus ada di sini. Kalau si Davin mah cuma mau main-main saja. Katanya jantungnya mau copot kalau bertemu dengan mu. Ini mau abang tempelin lagi jantungnya Davin. " Ujar Davio dengan santainya.

"Abang apa-apa an sih. Jangan buat malu aku ya di depan Azizah. Zah, jangan dengerin ya omongannya abang io. Suka nyleneh. " Davin membela diri.

Azizah yang dari tadi hanya diambang pintu pun masuk. Ia mendekati dua laki-laki tampan berbeda usia yang ada di depannya ini.

"Jadi,,, abang io dokter spesialis jantung yang terkenal itu? " Tanya Azizah sambil menunjuk Davio.

"Kalau abang dokter spesialis jantung di sini itu memang benar Zah, dan ini ruangan abang. Kalau terkenal itu abang nggak tahu. Wong abang juga nggak pernah tuh jumpa fans di sini. Kalau jumpa pasien ya setiap hari. " Kata Davio.

"Hahahahahaa, abang bisa ngelucu juga ya. " Tawa Davin yang juga disenyumin oleh Azizah.

Kebetulan pasien pagi ini belum ada yang datang. Hal tersebut dimanfaatkan oleh ketiga orang tersebut untuk saling berbincang. Hingga pada akhirnya suster memanggil seseorang untuk masuk dan harus diperiksa oleh dokter Davio.

"Kak Davin pulang sana. Aku harus di sini membantu abang io. Do'ain ya supaya aku cepat lulus dan jadi dokter beneran. " Ujar Azizah berbisik kepada Davin. Sementara Davio tengah sibuk memeriksa seorang pasien.

"Nanti kalau sudah jadi dokter beneran, jangan lupa suntik kakak ya Zah. " Kata Davin dengan wajah polosnya. Pura-pura polos lebih tepatnya.

"Iissssshhhhh, dah buruan pulang sana. " Usir Azizah.

Davin pun tidak bisa membantah lagi, sebab ini di rumah sakit ia tidak bisa bercanda seperti biasanya. Ia harus pulang, lagi pula mama nya sudah mengultimatum bahwa dirinya harus pulang.

"Sepenting itukah pernikahan kaka Daiva. Sampai-sampai aku pun harus ada. Dulu waktu kak Yasmin nikahan, abang io lagi di luar negri dan nnggak hadir juga nggak apa-apa tuh. Mama ih lebay banget. " Gerutu Davin. Ia berbicara sendiri, untung saat ini ia berada di mobil kalau tidak, bisa dikatain sama orang-orang yang lewat.

Sebelum melanjutkan perjalanan nya pulang, Davin singgah dulu ke restoran untuk mengiai perutnya yang sejak tadi sudah berbunyi nyaring. Sebuah restoran dengan menu andalannya steak, menjadi pilihan Davin. Ia memang tidak begitu menyukai nasi, tapi masih doyan nasi.

Duduk di pojokan adalah favorit Davin, restoran juga masih agak sepi. Setelah memesan, pengusaha muda itupun menunggu sambil memainkan HP nya.

"Davin...... " Seru seorang wanita kepada Davin. Ia pun menoleh.

"Siapa ya??? " Tanya Davin sambil terus memandangi wanita cantik yang ada di depannya. Bagaimana tidak cantik, wanita ini berkulit putih mulus, rambut lurus digerai serta pakaian yang begitu pas di tubuhnya. Menarik dan juga elegan adalah kata yang cocok disematkan pada wanita ini.

"Aku Dini, Andini. Masak kamu lupa sih Vin. Kita kan dulu sekelas waktu kuliah. " Ujar wanita muda itu. Davin pun nampak mengingat-ingat siapa sosok yang mengaku sebagai temannya ini. Davin sampai menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dan cara itu ternyata cukup ampuh, ia mengingat siapa wanita di depannya ini.

"Ouh Dini... Ya tentu saja aku ingat kamu. Wong kamu suka nyontek tugas sama aku kan. " Seloroh Davin tanpa malu.

"Idih,,, kenapa yang diingat yang bagian situ sih. Kan masih banyak kebaikanku ke kamu. Oh ya aku boleh duduk di sini? " Tanya Andini.

"Boleh, boleh. Tentu saja boleh. Apa kabar mu Din? Sudah punya anak berapa nih? " Tanya Davin tanpa dosa. Bisa-bisanya ketemu teman lama langsung tanya anak. Padahal Andini datang seorang diri.

"Enak aja tanya anak. Kawin saja belum. Hehehheee. Kamu tinggal di sini juga Vin? "

"Iya, aku mengembangkan usahaku di sini. Sekalian tinggal di sini. Kalau di rumah capek dengerin omelannya mama terus. Ini aku juga mau pulang, kakakku lusa mau nikah. Jadi terpaksa aku harus pulang. Kalau enggak, bisa dicoret dari kartu keluarga aku sama mama, hahahaha. "

Mereka pun bercerita sambil makan. Kenangan semasa kuliah memang seru jika diceritakan. Apalagi antara Davin dan Andini dulunya begitu dekat. Bahkan Andini jatuh hati pada pesona Davin, namun tidak berani mengungkapkan sampai sekarang. Mereka harus berpisah saat Andini harus menempuh pendidikan S2 di luar negeri. Sedangkan Davin langsung terjun ke dunia bisnis yang membuat ia sukses sekarang ini.

Sedangkan di sebuah ruang praktek dokter Davio dan juga Azizah sudah menyelesaikan tugasnya.

"Kenapa kamu baru datang ke ruangan abang sekarang Zah? " Tanya Davio saat Azizah membantunya membereskan beberapa alat yang digunakan untuk memeriksa pasien.

"Kemarin aku baru menyelesaikan administrasi ku bang. Ternyata aku ditugaskan untuk membantu abang. Aku fikir dokter Davio yang dimaksud rumah sakit itu bukan abang. Eh ternyata abang io, kan aku jadi enak nggak perlu sungkan lagi, hehehee. " Senyum manis membingkai wajah cantik Azizah.

"Eits jangan salah, kalau kerja kamu enggak bagus ya tentu saja abang kasih penilaian nya juga jelek. Abang ini profesional, jadi kamu harus bekerja keras kalau mau nilai bagus dari abang. " Tegas Davio.

"Iya-iya, galak amat sih jadi dokter. Perasaan kalau di rumah lemah lembut. "Gumam Azizah.

"Kerja itu harus profesional Zah, walaupun sudah kenal atau bahkan masih keluarga bagi abang semuanya harus dilakukan dengan profesional. Kamu pun nantinya harus seperti itu. Bukan bermaksud menggurui kamu lo ya. Abang berkata yang sebenarnya. " Ujar Davio.

"Iya bang. Aku mengerti kok. Aku pamit dulu ya bang. Mau makan, laper. " Kata Azizah sambil memegang perut ratanya.

"Kamu mau makan dimana? "

"Di kantin rumah sakit lah bang. Mau dimana lagi. Kalau aku makan di restoran, bisa cepat habis uang kiriman dari ibu. " Jujur Azizah pada Davio.

Dari kecil, Azizah di didik untuk terbiasa hidup sederhana. Walaupun ada uang lebih, kesederhanaan tetap harus diutamakan. Sesuai dengan ajaran ibu Azizah kepada putri cantiknya itu.

"Kalau begitu kamu ikut abang makan siang. Kita makan di resto depan. Mau? "

"Mau banget bang. Heheheh. "

Davio tersenyum, mereka lantas pergi meninggalkan rumah sakit. Hanya perlu berjalan sebentar dan menyeberang jalan mereka sudah sampai di resto yang menyajikan menu andalan steak tersebut.

"Abang sering makan di sini? " Tanya Azizah sambil membaca buku menu. Ia bingung mau pesan yang mana. Semua gambarnya steak dengan beranak ragam varian. Membuat gadis cantik itu pusing.

"Lumayan, teman-teman suka ngajakin makan di sini. Rasanya enak, jadi abang suka tempat ini. Kamu mau pesan yang mana? " Tanya Davio yang sedari tadi memperhatikan Azizah dengan wajah bingungnya.

"Terserah abang mau pesan yang mana. Samain aja deh bang. Aku bisa makan apa saja kok. Tenang saja. Daripada aku harus pusing memilih banyak gambar di sini. " Kata Azizah sambil menunjuk buku menu yang ia pegang.

"Oh,,, OK-OK abang pilihkan. "

Makan siang itu berjalan dengan semestinya. Azizah banyak bertanya kepada Davio soal dunia kedokteran. Dimana ia berencana setelah lulus akan berusaha meraih beasiswa lagi untuk mengambil spesial anak. Azizah dari kecil memang sudah bercita-cita sebagi dokter anak. Menurutnya, memberikan pertolongan kepada anak kecil memberikan sebuah kepuasan tersendiri baginya.

Drtttttt

HP Davio berbunyi. Siapa lagi yang menelponnya kalau bukan saudaranya yang paling gagah perkasa. Pak perwira Kaze.

"Dimana bang? " Tanya Kaze di seberang sana.

"Sedang makan siang bersama dengan Azizah. " Jawab Davio santai.

"Whatttttt!!!!!!! " Suara Kaze terdengar melengking, sampai-sampai Davio harus menjauhkan HP nya dari telinganya sendiri.

"Kamu mau buat abang tuli? Kecilkan suaramu. Abang sudah bisa mendengar nya. " Kata Davio sedikit kesal.

"Abang kenapa bisa makan siang bareng Azizah?? Terus kok nggak ngajakin aku sih. Apa maksud abang? " Kaze terdengar marah. Suaranya masih lantang.

"Abang nggak ada maksud apa-apa. Ormag Azizah sekarang magang di tempat abang bekerja. Jadi nggak salah kan kalau abang ajakin Azizah makan. Kan kasihan ia harus makan di kantin rumah sakit. Kalau kamu mau nyusulin sudah telat. Kami sudah selesai makan dan akan kembali ke rumah sakit. " Ujar Davio sengaja memanas-manasi adiknya. Ia tahu bahwa Kaze begitu ingin bertemu dengan Azizah, eh kesempatan itu justru datang kepadanya bukan kepada adiknya. Sekalian saja Davio mengerjai adik kesayangan nya tersebut.

"Abanggggggggg...... " Teriak Kaze. Telpon pun langsung diputus Davio secara sepihak.

"Dasar bocah... " Gumam Davio.

"Kenapa bang? " Tanya Azizah penasaran.

"Nggak apa-apa. Ayo kembali ke rumah sakit. " Titah Davio yang diangguki oleh Azizah.

Malam tiba, di kediaman keluarga Davin sudah ramai para undangan pengajian. Ada tenda besar yang dipasang untuk menyambut tamu. Sebab jika di dalam rumah tidak akan muat. Calon pengantin nampak cantik dengan balutan gamis berwarna biru laut lengkap dengan jilbab dengan warna senada. Riasan yang natural juga membuat si calon pengantin nampak begitu cantik dan elegan.

"Vin, kamu pakai baju ini juga ya. " Mama Davin sudah menenteng sebuah baju koko warna biru laut juga.

"Maksud mama aku disuruh pakai baju seragam gitu? "

"Iya lah nak. Terus bagaimana. Namanya juga acara keluarga, jadi ya harus seragaman. Nanti di fotonya supaya terlihat bagus. " Ujar mama Davin.

"Huhhhhh, pemaksaan lagi deh. " Kesal Davin dan terpaksa menerima baju yang sudah di persiapan oleh orang yang begitu cerewet dalam hidupnya tersebut.

"Sudah jangan banyak protes. Ingat, orang yang suka protes jauh dari jodoh. Cepat pakai, mama tunggu di depan. "

"Nasib,,, nasib,,, punya mama gini amat ya. Pemaksa. " Gerutu Davin. Namun mama nya masih bisa mendengar dengan jelas apa yang ia ucapkan.

"Davin, mama dengar apa yang kamu ucapkan. " Kata mama Davin lalu melenggang keluar.

Acara pengajian malam ini cukup mewah, banyak gamu dan kerabat yang diundang. Tidak ketinggalan bunda Kaze dan juga ibunya azizah turut hadir. Mereka bahkan datang bersamaan tanpa anak-anak mereka. Rencananya baik bunda Kaze maupun ibu Azizah akan menyuruh anak-anak mereka pulang saat pernikahan kakaknya Davin saja. Mengingat mereka juga sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

**********

Terpopuler

Comments

Daniatul Azizah

Daniatul Azizah

bikin greget

2023-12-05

0

𝑪𝒉𝒆𝒓𝒓𝒚🍒✨_

𝑪𝒉𝒆𝒓𝒓𝒚🍒✨_

Senang baca cerita ini!

2023-10-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!