"Halloooooooooo..... " Kaze mengibas-kibaskan tangannya di depan suster itu. Sambil berteriak sebab suster tersebut nampak bengong.
"Eh i-iya maaf. Silahkan masuk mas, dokter Dari ada di dalam. Jika bituh bantuan silahkan panggil saya saja. Dengan senang hati saya siap membantu. " Ujar suster panjang lebar. Hatinya senang sekaligus gugup menghadapi makhluk tampan di depannya.
"Iya terimakasih. " Kata Kaze datar.
Pak Perwira tampan itu lantas melenggang masuk ke ruangan abangnya. Tentu saja ia tidak mengetuk pintu terlebih dahulu, sebab dari awal ia memang ingin memberi kejutan pada abangnya dan juga pada azizah yang Kaze fikir pasti ada di ruang abang io.
"Abang...... " Seru Kaze sambil nyelonong masuk.
Di dalam ruangan tersebut hanya ada Davio seorang. Bukannya langsung masuk, Kaze justru clingak-clinguk mengedarkan pandangannya. Ia mencari sosok Azizah yang tidak ada di sana.
"Hei,,,, kalau mau masuk itu ketuk pintu dulu pak Perwira. Untung tidak ada pasien di sini. Jika saja ada pasti kamu akan sangat membantu. " Terus Davio pada adiknya. Namun Kaze sama sekali tidak mendengarkan. Ia malah sibuk dengan fikirannya sendiri.
"Bang, mana Azizah??? " Tanya Kaze dengan polosnya. Ia duduk di depan abangnya.
"Oooo, jadi kamu tiba-tiba datang ke sini hanya untuk menemui Azizah. Begitu??? " Bukannya menjawab dengan benar, Davio justru melihat adiknya itu dengan penuh penekanan.
"Ya tentu saja lah bang. Ngapain juga aku cari abang. Wong tiap hari sudah ketemu kok. " Jawab Kaze santai.
"Hhiiiiihhhhhh, kalau bukan adik sendiri sudah aku bius kamu. " Ucap Davio gemas.
"Kalau mau cari Azizah silahkan ke kampusnya sana. Hari ini ia tidak masuk, sebab ada tugas dadakan di kampusnya. " Kata Davio lagi.
"Kenapa abang nggak bilang sih tadi pagi. Huhhhh, capek-capek aku ke sini, malah nggak ketemu Azizah. Sebel aku sama abang. " Sungut Kaze.
"Eh kok malah marah sama abang. Azizah ijinnya juga mendadak dek. Abang mana tahu kalau ia akan tidak masuk. Memangnya abang ini suaminya Azizah yang harus tahu semua temtangnya. " Ujar Davio.
"Lo lo lo, kok abang sih yang jadi suaminya Azizah. Harusnya kan aku. Abang iiihhhh. Awas ya kalau abang ikut-ikutan deketin Azizah. Nih lawannya. " Kaze menunjuk dirinya sendiri. Sedangkan Davio hanya tersenyum nyengir.
Karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan, akhirnya Kaze pamit pulang. Ia lebih baik istirahat di apartemen daripada harus menunggui abangnya bekerja.
Sementara itu di tempat lain, di sebuah kantor yang cukup besar dan mewah Davin sedang menemuo papa Andini. Tentu saja di sana juga ada Andini. Karena keterampilan Davin berbicara, akhirnya terjalin lah kerjasama antara perusahaan papa Andini dengan perusahaan Davin. Tentu saja hal itu membuat Davin semakin bangga akan dirinya. Pencapaian ini tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sebab perusahaan papa Andini termasuk perusahaan besar di kota itu. Semua hotel yang di bawah naungan perusahaan papa Andini adalah hotel bintang lima semua. Bisa dipastikan jika setelah ini Davin akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar.
"Kamu menyukai laki-laki itu nak? " Tanya papa Andini, kebetulan Davin sudah pergi dari sana.
"Ia sudah punya seseorang yang ia sukai sejak kecil pah. Aku tahu itu. Bahkan kemarin aku bertemu dengan gadis itu. " Jawab Andini. Pandangannya kosong ke depan. Ia tidak bisa memungkiri jika ia punya perasaan lebih pada Davin.
"Selagi kalimat ijab qabul itu belum terucap, berusahalah nak. Papa mendukungmu, sebab papa lihat ia laki-laki yang baik. Pekerja keras pula. Tapi ingat, jangan gunakan cara kotor untuk meraih hati seseorang. Berusahalah dengan segala kemampuan yang kamu miliki. Allah Maha membolak-balikan hati manusia. " Papa Andini memberikan wejangan juga semangat kepada anaknya.
"Aku tahu pah. Aku tidak akan mengecewakan papa. Dari kecil papa mendidikku dengan sangat baik. Budi pekerti dan akhlak baik yang sudah papa tanamkan kepadaku insyaallah akan selalu aku jaga. Papa doakan aku saja ya. " Kata Andini.
"Pasti nak. Doa baik papa selalu untukmu. "
Andini memang sudah tidak punya ibu dari kecil. Usia sepuluh tahun ibunya meninggal. Dan papa nya lah yang merawatnya dengan penuh kasih sayang. Menjadi single parent bagi seorang pengusaha sukses tidak mudah. Sampai-sampai papa Andini tidak menikah sampai saat ini. Ia hanya fokus membesarkan putri satu-satunya dengan baik. Hingga sekarang, Andini sudah beras dan juga sudah bisa meneruskan semua bisnis papanya.
"Aduuhhhh, aku bosen kalau seperti ini. Apa aku ajak Davin ngafe saja ya. Tapi itu anak pasti lagi sibuk. Huhhhh, kenapa juga aku dapat libur di saat yang lain sedang bekerja. " Gerutu Kaze yang saat ini sedang berada di kamar sendirian. Ia gabut kalau istilah anak mudanya.
"Sebaiknya aku kirim pesan ke Davin. Kali aja ia sedang luang. Kan ia bosnya. " Kaze berbicara sendiri. Ia lantas meraih HP nya.
[Vin, ayo ngopi. Aku sedang libur]
Baru saja pesan dikirim, sudah centang biru. Itu artinya Davin sedang memegang hp nya juga.
[Ayo, aku lagi senang. Baru dapat proyek besar ini bro. Aku akan traktir kamu sepuasnya. ]balas Davin yang membuat Kaze tersenyum.
[Ok, kita ketemu di tempat biasa. Sekarang aku berangkat]
[OK]
Kaze pun beranjak. Ia kembali meraih jaketnya dan juga membawa motor milik abangnya itu. Karena memang Kaze tidak mempunyai mobil. Ia belum mau membelinya. Ia fikir, ia saja masih menumpang pada abangnya jadi belum saatnya ia membeli barang-barang mewah seperti sebuah mobil.
Setengah jam setelahnya Kaze sudah berada di sebuah kafe tempat ia janjian dengan Davin. Nampak di sana Davin sudah menunggu. Wajar saja, kafe tersebut dekat dengan kantornya.
"Assalamu'alaikum.. " Ucap Kaze menyalami Davin.
"Wa'alaikumsalam.. " Jawab Davin.
Mereka lantas duduk bersama. Davin sudah memesankan beberapa makanan dan minuman untuk Kaze. Tentu saja semua yang dipesan Davin adalah kesukaannya Kaze, ia sudah hafal.
"Bos besar, dapet proyek terus nih. " Goda Kaze pada Davin.
"Alhamdulillah.... " Jawab Davin.
"Memangnya proyek apaan bro? Kok aku jadi kepo ya, hehehehe. " Kata Kaze sambil menikmati es kopi yang ada di depannya.
"Aku dapet proyek besar dari perusahaannya ayah temanku. Ia pemilik hampir semua hotel mewah di sini. Bahkan di kota-kota lainnya. Nah, ia sebentar lagi akan membuka hotel barunya. Dan semua properti dan furniture hotel tersbeut diserahkan ke aku. Bisa kamu bayangin, berapa keuntungan yang akan aku dapatkan dari proyek ini bro. Alhamdulillah... "
Davin bicara dengan penuh semangat. Ia begitu bahagia saat ini. Bahkan sejak tadi keluar dari kantor papa Andini, Davin tidak henti-hentinya mengucap syukur. Semua atas kehendak Allah yang memudahkan semua urusannya.
"Memangnya siapa temanmu itu? " Tanya Kaze.
"Oh, itu si Andini. Ia temanku kuliah dulu. Nah, nggak sengaja kami bertemu lagi. Terus ngobrol-ngobrol dan akhirnya aku dikenalin ke papa nya. Alhamdulillah, semua dipermudah. " Jawab Davin.
"Jangan-jangan temanmu itu naksir samakamu bro. Hehehehe. " Kata Kaze dengan senyuman nya yang menawan.
"Mmmmmmmm, ya wajar sih kalau Andini suka sama aku. Kan memang aku tampan. Mendekati kaya pula, hahahahahaa" Davin tertawa riang.
"Sialan kamu. " Gerutu Kaze.
Mereka ngobrol ngalor ngodul hingga tidak terasa waktu sudah siang. Davin pu akhirnya pamit. Begitupun Kaze yang tiba-tiba mendapatkan telpon dari kantornya. Mereka pun berpisah ke tujuan masing-masing.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Daniatul Azizah
lanjuuttt
2023-12-05
0