"Bang, bagaimana sudah ada belum calon menantu buat bunda. " Tanya bunda.
Saat ini Davio sedang pulang ke rumah, ia memanfaatkan waktu cutinya untuk bertemu dengan perempuan yang melahirkan nya ini.
"Bun,,,,, kok itu-itu saja sih yang ditanyakan. " Jawab Davio lirih.
"Terus apa lagi yang harus bunda harapkan dari mu nak selain seorang menantu. Kesuksesan sudah kamu raih sesuai dengan cita-citamu. Bunda bersyukur akan hal itu. Dan sekarang bunda ingin kamu memikirkan dirimu sendiri bang. Apa kamu tidak ingin berumah tangga, bunda yakin di luar sana banyak sekali gadis-gadis yang ingin menjadi istrimu. Coba deh buka hati kamu bang. Kalau kamu selalu tertutup, lalu kapan kamu bisa dapat seorang istri. " Ujar bunda panjang lebar.
Bunda sebenarnya sudah gemas terhadap Davio. Umur yang sudah di atas tiga puluh membuat bunda berfikir jika sudah saatnya Davio berumah tangga. Bahkan kakak Azizah yang bernama Aziz pun sudah menikah. Dan ia seumuran dengan Davio.
"Aku masih belum menemukan yang cocok bun. Nanti kalau sudah ada yang cocok aku pasti juga menikah tanpa bunda minta. " Kata Davio.
"La,,, gimana mau ketemu wong kamu aja nggak nyari bang. Setahu bunda kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan mu. Pokoknya bunda nggak mau tahu, kamu harus secepatnya membawa calon menantu buat bunda. " Tegas bunda lalu meninggalkan Davio yang duduk di ruang tengah.
Bunda naik ke atas, menemui ayah Davio.
"Kenapa bun, kok kesel gitu mukanya. " Kata ayah.
"Gimana nggak kesel yah, itu si abang sampai saat ini belum juga bawa calon menantu. Apa ia nggak ingat umur. Sudah hampir tiga puluh lima tahun lo yah umurnya abang. Si Aziz saja sudah menikah. La ini abang masih santai-santai saja. Padahal kurang apa coba. Abang kan ganteng, seorang dokter pula. Lalu apa lagi. Abang saja yang ogah-ogahan cari pendamping. Gemes bunda tuh. " Panjang lebar bunda Davio mengungkapkan kekesalannya.
Seorang ibu memang cenderung seperti itu. Anak sudah berumur dan belum menikah pastilah membuat seorang ibu akan resah. Hal yang wajar namun juga harus dikendalikan. Kita harus ingat bahwa jodoh, maut, rejeki itu di tangan Allah. Memang sih manusia diwajibkan untuk berusaha, namun pada akhirnya Allah lah yang menentukan semuanya.
"Sabar bun, nanti kalau sudah ketemu dengan jodohnya pasti akan abang bawa ke kita. Ayah yakin jika abang juga sudah memikirkan ini semua bun. Abang itu bukan anak kecil, ia sudah dewasa. Seorang dokter pula, jadi pastinya semua ini sudah ia fikirkan. Tapi memang belum ada saja calonnya. Ya harus sabar. " Nasehat ayah.
Bunda menghela nafas berat. Ia berfikir keras, benar juga apa yang dikatakan oleh sang suami. Semua memang ada waktunya. Tidak bisa kita memaksakan takdir harus sesuai dengan keinginan kita. Semua atas kuasa Allah Ta'ala.
Selama di rumah, Davio menghabiskan waktunya dengan banyak berbicara dengan sang ayah. Banyak hal yang mereka bicarakan, mengenai pekerjaan sampai ke kehidupan sehari-hari. Tentu saja Kaze tidak pernah terlewat untuk menjadi bahan pembicaraan mereka. Davio banyak bercerita pada ayahnya soal tingkah laku Kaze yang masih seperti bocah dihadapan nya. Sampai membuat Davio kesal sendiri.
"Ya begitulah adikmu bang. Jangan lihat dari seragamnya. Karena sampai kapanpun Kaze akan selalu menjadi adik yang manja untukmu dan juga kakak mu Yasmin. " Ujar ayah Davio sambil mengulum senyum. Mengingat masa-masa kecil mereka yang begitu menggemaskan. Dan sekarang sudah besar dan sudah waktunya memiliki keluarga sendiri. Bahkan anak sulung nya juga sudah berkeluarga.
[Abang io kemana? Kok nggak ada di rumah sakit. Aku ada perlu sama abang. Mau minta tolong]
Pesan masuk di HP Davio saat ia tengah sibuk berbincang dengan ayahnya.
"Siapa bang? " Tanya ayah
"Azizah yah. Ia kan magang di tempatku. Aku lupa kasih tahu dia kalau aku hari ini cuti. Eh dia mau minta tolong katanya. " Jawab Davio.
"Ya sudah kamu telpon saja. Ayah masuk dulu. " Kata ayah beranjak. Davio pun mengangguk.
Setelah ayahnya sudah masuk, Davio segera menghubungi Azizah. Ia merasa khawatir dan juga penasaran sebab Azizah mengatakan jika ia ingin meminta tolong. Entah kenapa, jika berhubungan dengan Azizah, davio pun akan melakukan nya secara gercep.
"Assalamu'alaikum bang. Abang dimana? Aku sekarang di rumah sakit. Eh ruangan abang malah tutup. Kata suster di sini abang cuti. Benarkah bang? "
Baru saja telpon tersambung, tapi Azizah sudah mengeluarkan jurus cerewetnya yang tidak banyak diketahui orang. Hanya Davio saja yang mengetahui sisi lain dari seorang Azizah ini. Beberapa minggu berada dalam satu ruangan membuat Davio banyak mengetahui sisi lain dari gadis yang diincar oleh adiknya ini.
"Wa'alaikumsalam,,, ngomongnya satu-satu napa Zah. Abang jadi bingung ini jawabnya. " Ujar Davio.
"Hehehehe, maaf-maaf bang. Habisnya aku butuh abang nih. Abang kalau di apartemen aku samperin ke sana. " Azizah nampak panik.
"Sayangnya abang di rumah Zah. Maaf ya kemarin nggak kasih tahu kamu. Abang lupa. Memangnya kamu kenapa? Penting banget ya? " Tanya Davio penasaran.
"Jadi begini bang....... "
Azizah pun menjelaskan apa yang terjadi kepada dirinya. Hal ini tidak jauh-jauh dari tugas kuliahnya. Ia bingung meminta tolong kepada siapa, hanya Davio lah yang bisa menolongnya. Secara Davio sudah pernah mengalami ini sebelumnya.
"Kamu pulang ke kosan saja Zah. Kan kamu juga libur. Nanti telpon abang lagi, siapkan alat tulis mu. Nanti abang bantu mengerjakan tugasmu, sudah jangan panik lagi. Abang kira kamu kenapa sampai sepanik ini. Ternyata hanya tugas seperti itu. " Ujar Davio gemas.
Davio memang cerdas, semasa kuliah dulu ia selalu bisa mengerjakan tugasnya dengan begitu apik. Bahkan tugas yang menurut teman-temannya susah, bagi Davio akan menjadi begitu mudah.
"Yakali abang kan sudah suhu. La aku, masih jadi anak kecebong. Jadi ya tentu saja aku bingung banget bang. " Kata Azizah.
"Wes cepat pulang. Nanti tugasnya nggak kelar-kelar lo. "
Setelah sambungan telpon terputus, Azizah pun segera pulang ke kosannya. Ia berjalan cepat untuk bisa cepat sampai. Sebab jika cepat sampai maka ia pun akan cepat bisa mengerjakan tugasnya.
"Huftttt, alhamdulillah akhirnya selesai juga. Semua berkat bantuan abang io. Semoga nantinya aku bisa seperti abang io, cerdas dan bisa segalanya. Tapi sayang, masih jomblo. Hihihihiiii. " Azizah berbicara pada dirinya sendiri. Ia begitu lega karena tugas yang ia anggap berat bisa selesai dengan baik atas bantuan Davio.
Sementara itu di kantor, Kaze sedang kelaur tanduknya. Bagaimana tidak, di ruangannya saat ini penuh dengan bunga-bunga berwarna-warni. Siapa lagi pelaku yang melakukannya kalau tidak polwan cantik bernama Sisca. Baiprun ia setiap hari mendapatkan omelan dari Kaze, namun polwan cantik itu tidak pernah putus asa untuk melakukan pendekatan.
"Sisca, kalau kamu tidak segera membersihkan ruangan saya. Saya pastikan kamu akan mendapatkan SP. " Marah Kaze. Jika saja seperti di film kartun, pasti di atas kepala Kaze sudah keluar asapnya.
"Tapi ini cantik pak. Ruangan bapak juga menjadi harum kan. Wes ta lah pak, biarkan saja dulu. " Kilah Sisca.
"Terserah kamu.... " Ucap tegas Kaze.
Bukannya takut, Sisca justru senyum-senyum tidak jelas. Ia mengagumi semua yang dilakukan Kaze. Bahkan saat marah pun Kaze akan selalu terlihat begitu tampan di hadapan Sisca. Oh cinta memang membuat nalar seseorang hancur. Hancur berlebur-lebur. Hadeeeuuhhhhhh
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
nita20
semakin susah ditebak alur cinta Azizah kemana.. ditunggu sambungan ceritanya thor
2023-10-29
0