6

Pesta meriah di sebuah gedung teemewah dikotanya. Dengan dekorasi yang juga super mewah. Tamu yang terus berdatangan hingga hidangan yang hampir semua menu ada. Kemeriahan sebuah pesta pernikahan terpampang nyata.

"Azizah, apa kabar?? Makin cantik saja. " Sapa bunda Kaze pada azizah.

"Alhamdulillah baik tante. Lama tidak bertemu, semoga tante sekeluarga baik-baik saja. " Jawab Azizah sopan.

"Aduh, ini anak kok baik banget sih. Jadi pengen jadiin mantu. " Celetuk bunda Kaze.

Mendengar akan hal itu, membuat Kaze yang duduk tidak jauh dari bunda nya merasa berbunga-bunga. Ia bahkan senyum-senyum sendiri.

"Hehhhh, cengar-cengir sendiri. Tar dibilang g*la protes!! " Seru Davin disamping Kaze.

"Wes toh, pokoknya aku bahagia sekarang. Heheheh. " Jawab Kaze seenaknya.

Acara terus berlangsung dengan hangat. Semua tamu-tamu yang hadir nampak bahagia. Bahkan mama Davin pun tidak pernah lepas dari senyumannya menyambut tamu-tamu yang datang. Ini kalinya ia mengadakan sebuah pesta. Dari ketiga anaknya, baru Daiva lah sebagai anak sulung yang akhirnya menikah. Tentu hal tersebut merupakan kebahagiaan tersendiri bagi mama Davin.

________

[Vin, bisa kita bertemu? Ada yang perlu kita bicarakan]

Sebuah pesan dari Andini masuk ke HP Davin. Semenjak pertemuannya yang tidak sengaja kemarin, membuat hubungan Davin dan Andini menjadi menjadi lebih dekat. Apalagi saat ini Davin dan Andini akan terlihat dalam sebuah bisnis. Ya, ayah Andini adalah seorang pengusaha sukses di bidang perhotelan. Sangat menguntungkan lagi Davin yang seorang pengusaha properti apabila bisa bekerja sama dengan perusahaan milik ayah Andini.

[Jam dua siang ya. Di kafe kemarin saja] balas Davin cepat.

[OK]

Tersungging senyum bahagia di bibir Davin. Bukan karena ia akan bertemu dengan Andini, namun ia bahagia karena sebentar lagi akan mendapatkan proyek besar yang tentu saja menguntungkan baginya.

"Kenapa bos senyum-senyum sendiri. Kesambet bos. " Canda Aris, asistennya Davin.

"Enak saja, saya bukan kesambet Ris. Tapi saya senang, sebentar lagi kita akan mendapat proyek besar. " Kata Davin.

"Oh ya,,, alhamdulillah.. Berarti aku pun akan mendapatkan bonus besar nih bos. " Seru Aris sambil menengadahkan tangannya seperti orang yang sedang berdoa.

"Makanya banyak-banyak berdoa Ris. Biar benus kamu pun lancar jaya. "

"Lah ini bos nggak lihat, tangan saya kan sudah berdoa bos. Hehehhee. "

Mereka lantas disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Dimana Aris dengan cekatan mengerjakan semua tugas yang diberikan Davin kepadanya. Aris sosok pekerja keras, apalagi ia juga masih single seperti Davin. Jadi bekerja oun belum ada beban. Kalau anak muda bilang masih bebas, masih lepas.

Pukul dua siang, Davin sudah sampai di kafe sesuai dengan janjinya kepada Andini. Davin memang terbiasa disiplin. Ia lebih baik menunggu daripada harus ditunggu oleh seseorang.

Setelah memesan minuman, Davin menunggu Andini dengan memainkan HP nya. Di sana nampak foto Azizah kemarin yang ia ambil secara diam-diam. Saat acara pernikahan kakaknya, Davin memang lebih fokus memperhatikan Azizah yang nampak begitu manis baginya. Dengan dandanan yang natural dan sederhana menjadikan Azizah terlihat cantik. Membuat Davin tidak berhenti fokus memandang sekaligus mencuri gambar Azizah.

"Halo Vin, sudah lama? " Sebuah suara mengagetkan Davin.

"Eh Din, alhamdulillah baru datang juga. Tapi aku sudah memesan minuman. Oh ya, ini.... " Davin menunjuk seorang bapak-bapak yang ada di samping Andini.

"Oh ya perkenalkan ini papa aku Vin. Pa, kenalkan ini Davin. Yang aku ceritakan ke papa. " Ujar Andini.

Papa Andini dan Davin pun saling bersalaman memperkenalkan diri. Mereka lantas duduk bersama. Kebetulan minuman yang dipesan oleh Davin juga sudah datang. Karena tadi ia begitu haus, Davin memesan sampai tiga minuman. Dan sekarang, minuman itu bermanfaat sebab memang ada tambahan papanya Andini.

"Jadi begini mas Davin, saya akan membuka sebuah hotel lagi. Tepatnya sudah mau buka. Pembangunan nya sudah rampung. Tinggal finishing saja. Nah, sesuai dengan yang sudah diceritakan oleh Andini, jadi saja memilih perusahaan mas Davin untuk menghandle semua furniture di hotel baru saya. Lagi pula saya sudah mendengar usaha milik mas Davin di sini. Banyak juga yang merekomendasikan ke saya. Untuk lebih jelasnya, saya undang mas Davin besok ke kantor saya untuk membicarakan lebih lanjut dan juga untuk kontrak kerjasamanya. " Jelas papa Andini.

Laki-laki yang seumuran dengan papa Davin itu memang begitu fasih menjelaskan soal tata cara bekerjasama. Wajar saja, ia sudah berkecimpung lama sebagai seorang pebisnis. Davin justru harus berbangga hati bisa mengenal pengusaha sukses seperti papanya Andini.

"Baik Pak, besok insyaallah saya akan datang. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih banyak. " Kata Davin sopan.

Tidak lama, papa Andini pamit untuk kembali ke kantor. Pengusaha sukses sepertinya memang tidak punya banyak waktu. Ia harus membagi waktu sebaik mungkin. Sebab dalam satu harinya ada beberapa orang yang harus ia temui. Dan tinggallah saat ini hanya Andini dan Davin.

"Jadi kamu sekarang kerja dengan papa mu Din? " Tanya Davin membuka obrolan.

"Iya Vin, mau bagaimana lagi. Aku anak tunggal. Siapa lagi yang akan meneruskan usaha papa kalau nggak aku. Makanya aku harus kuliah di luar negri, semua atas kemauan papa yang mengharuskan aku untuk mampu mengurus perusahaan nya. Alhamdulillah, InsyaAllah aku siap dengan bekal ilmu yang aku kuasai. " Kata Andini. Ia menyeruput jus melon kesukaan nya. Cuaca panas memang paling segar jika minum jus. Degan tambahan es batu yang membuatnya semakin segar.

"Kamu hebat Din. Tidak kusangka kamu bisa kuliah di luar negri juga. Padahal dulu, kamu kan suka nyontek kepadaku saat ujian. Hahahah. " Canda Davin.

"Sialan kamu vin, gini-gini aku pintar tau. Dulu aku seperti itu karena memang hatiku belum terbuka saja. Namun, saat kita lulus dulu papaku jatuh sakit. Itulah yang membuatku sadar bahwa aku harus menjadi wanita yang hebat sekaligus anak yang bisa diandalkan papa. " Ujar Andini.

"Aku salut sama kamu. Tetaplah menjadi anak kebanggaan papa kamu Din. Oh ya, aku juga terimakasih banget ya. Sudah kamu rekomendasi ke papa kamu. Padahal aku hanya pengusaha kecil-kecilan. "

"Jangan sok merendah deh Vin. Kamu tuh hebat. Aku dengar usahamu juga sudah sukses banget ya di kota asalmu. Tapi bagus juga sih kamu membangun usaha di sini. Walau bagaimanapun tetap akan lebih berkembang jika di kota besar Vin. Apalagi bisa merambah sampai luar negri. "

Baik Andini dan Davin terlihat akrab dengan obrolan yang sama-sama nyambung. Mereka berada di circle yang sama, yaitu bisnis. Jadi apapun yang mereka obrolan pasti akan nyambung. Sambil mengingat masa lalu mereka saat kuliah, serta banyak pujian yang saling mereka lontarkan.

Dari jauh, nampak dua prnah gadis manis sedang berjalan ke arah tempat duduk Davin dan juga Andini. Salah satu dari dua gadis tersebut adalah Azizah. Ia diajak temannya untuk makan siang bersama. Kebetulan temannya itu adalah teman semasa SMA dan tadi secara tidak sengaja bertemu di rumah sakit.

"Loh, kak Davin. " Sapa Azizah yang duduk di dekat tempat Davin berada. Davin pun kaget, kenapa tiba-tiba Azizah ada di tempat yang sama dengannya. Sebab setahu Davin, Azizah tidak begitu suka makan di tempat yang tergolong mewah.

"Azizah.... " Seru Davin.

"Maaf kak kalau panggilan ku mengagetkan mu. Silahkan dilanjut. Aku duduk dulu di sana, ada temanku. " Azizah menunjuk temannya yang sibuk memilih menu yang akan dipesan. Lalu Azizah duduk di samping temannya itu.

Davin menjadi tidak enak hati, ia takut Azizah berfikiran macam-macam akan dirinya dan juga Andini. Padahal ia dan Andini hanya sebatas teman dan sekarang menjadi rekan bisnis.

"Siapa gadis itu Vin? Manis, dan sepertinya kalian sudah kenal dekat. " Tanya Andini penasaran.

"Itu Azizah. Kami memang sudah kenal sejak kecil. Orang tua kami bersahabat. Ia seorang mahasiswa kedokteran. Dan sedang magang di rumah sakit itu. " Davin menunjuk rumah sakit besar yang menjadi tempat magang Azizah. Yang kebetulan letak rumah sakit itu tidak jauh dari kafe tempat ia berada.

"Wah, hebat ya. Cantik dan lembut dapi seorang calon dokter. Salut deh. Dulu aku juga ingin jadi seorang dokter vin, tapi papa melarang. Sebab papa bersikeras supaya aku kuliah bisnis. Tapi kalau aku nggak nurut sama papa, mana mungkin aku bisa ketemu kamu dibangku kuliah. Iya nggak. " Kata Andini

"Hehhehehe, iya juga Din.. "

Davin dan Andini terus berbicara dengan santai. Sedangkan Azizah diam-diam memperhatikan. Hatinya merasa sedikit nyeri melihat kedekatan antara Davin dan Andini. Wanita yang belum sempat ia sapa tadi. Bahkan, saat ini nafsu makan Azizah hilang. Ia hanya mencoba menghargai temannya dengan tetap makan dan bersikap biasa. Padahal, dalam hatinya ia merasa campur aduk......

**********

Terpopuler

Comments

Daniatul Azizah

Daniatul Azizah

gak sabar baca happy endingnya thor
ndang gage/Angry/

2023-12-05

0

nita20

nita20

lanjut Thor..ini Azizah ad hatikah dengan Davin.. sudah mulai terbakar cemburu. sepertinya Andini pun suka dengan Davin. tentukan hatimu Azizah,kemana akan berlabuh,Davin,Kaze atau bang io

2023-10-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!