CHAPTER 19

RANDOM

Pak Tua yang mendengar nya semakin sebak, ia berbalik untuk mengesat air matanya.

Tiba-tiba pada saat itu ada pembeli datang, Zayra cepat-cepat pamit kepada Ibunya dengan alasan kebelet.

Ibu Hamid sedikit terkekeh di sela isakan tangisnya.

" Kasian kau Dewa, baru saja mau dinner eh Zayra nya malah keluar "

Zayra terbelalak, apakah yang dimaksud adalah Dewangga ? wajah Zayra memanas saat tahu jika yang datang ke toko adalah benar Dewangga beserta teman-temannya.

Pak Tua bisa membaca situasi, ia khawatir Zayra akan malu jika teman-teman nya tahu dia bekerja disini. Jadi beliau berinisiatif untuk mengambil alih kasir dan menyuruh Zayra duduk.

Namun Zayra menolak.

" Tidak apa-apa Pak, Zayra bisa kok " Jawab Zayra tenang.

" Kau yakin? "

Zayra mengangguk yakin!

" Eh itu Zayra " Zaka lebih dulu melihat gadis di balik meja kasir, semua teman-temannya termasuk Dewangga menengok ke arah yang ditunjuk.

" Zayra ? " Thufa tak kalah terkejut, ia melangkah cepat menghampiri Zayra . Zaka dan Steve menyusul sedang kan Dewangga melangkah ragu-ragu.

" Kamu ngapain disini? " Imbuh Thufa.

" Kerja" Zayra menjawab ringkas tanpa menyembunyikan sesuatu.

" KEEERJA?!!" kompak sekali tiga teman Dewangga menyahut. Zayra mengiyakan.

" Kamu serius?" Steve masih kurang percaya.

" Iya " Zayra meyakinkan kembali.

Semua saling berpandangan satu sama lain. Pak Tua bingung, sebenarnya siapa Zayra ini? Baru saja anak itu menunjuk kan seolah-olah dirinya orang miskin, ponsel saja pinjam. Tapi ekspresi anak laki-laki itu lain.

" Ngapain kamu kerja Za, harta kekayaan keluarga mu tidak akan habis tujuh turunan" Timpal Zaka.

Zayra tersenyum kelat, keluarga siapa yang mereka maksud? Apa orang tua Zahira ?

" Emmm kalian mau beli apa ? " Zayra mengalihkan topik pembicaraan. Para laki-laki itu saling berpandangan satu sama lain, mereka jadi lupa niat masuk ke dalam mini market ini.

" Ayo ayo aku laper " Tiba-tiba Dewangga mengajak teman-temannya untuk memilih barang, Zaka dirangkul nya. Steve dan Thufa mengikuti dengan terpaksa.

" Zayra aneh " Bisik Thufa, cepat Zaka memberi kode dengan meletakkan jari telunjuk nya di atas bibir. Karena ia sadar jika Zayra sesekali memperhatikan mereka.

" Apa ini bagian dari rencana licik nya? " Steve justru berpikir negatif terhadap Zayra .

" Bisa jadi " Imbuh Thufa.

Dewangga memperhatikan gerak-gerik Zayra dari kejauhan, ada pembeli yang tengah dia layani.

Dewangga mencoba menerka apa sebenarnya niat dan tujuan Zayra dengan cara membaca garis wajahnya.

Tak ada satupun kelicikan yang ditemukan dari wajah manis itu. Berbeda saat Dewangga menatap dalam wajah Zahira , terkadang ada ragu terbersit dihatinya tentang kejujuran Zahira .

Tapi karena Dewangga sangat mencintai Zahira , ia menampik semua penilaian hatinya.

 Di tempat lain, Zahira terus menerus menerima pelatihan Kanuragan dari Eyang sepuh. Sebenarnya Zahira lelah dan ogah-ogahan, namun Eyang sepuh tidak segan memberikan serangan fisik dengan menggunakan tenaga dalamnya yang akan menyakiti Zahira .

Kali ini Eyang sepuh meminta Zahira untuk memindahkan pot bunga menggunakan tenaga dalam Zahira .

" Ah itu kecil" Jawab Zahira enteng, ia langsung menjalankan perintah Eyang sepuh. Rupanya pon itu berisi air, airnya tumpah ruah saat Zahira mulai mengangkat nya.

" Sudah" Jawab Zahira tenang karena dengan mudahnya ia memindahkan pot itu.

" Ulangi" Eyang sepuh mengisi pot itu dengan air kembali.

" Kok lagi? kan udah " Zahira membantah.

" Aku tidak mau setetes air nya tumpah "

Zahira tercengang, itu tidak mungkin. Airnya penuh banget.

" Eyang jangan gila dong"

Eyang sepuh menatap Zahira tajam, kemudian ia menampakkan bayangan di dalam cermin yang terpajang di dinding.

Zahira tidak tahu jika cermin itu adalah cermin ajaib, dari dalam cermin terpampang sebuah kejadian dimana Zahira membantu Nathalie. Yang kemudian diam-diam Zayra menyalurkan tenaga dalam nya untuk menolong Zahira .

" Kau lihat itu? "

Zahira tidak mengerti apa maksud Eyang sepuh menunjuk kan kejadian tersebut.

" Zayra mampu mengendalikan kekuatan nya dengan sempurna, ia tahu cara memporsikan kekuatan yang akan ditransfer ke dalam tubuh mu. Jika berlebihan maka akan berdampak buruk padamu "

Zahira terpana ia tidak tahu tentang itu, jadi Zayra memang jauh lebih baik daripada dirinya.

Zahira sampai kehilangan kata-kata, ia mendudukkan dirinya di atas lantai. Kenapa? Kenapa Zayra yang memiliki kemampuan itu? Apakah ini adalah campur tangan Papanya? Atau Nenek nya? Semua pertanyaan yang sangat menyakitkan muncul bertubi tubi.

" Eyang, berikan aku air biru itu. Aku ingin, aku ingin membonoh Zayra . Aku ingin melenyapkannya nya " Zahira berteriak histeris, Eyang sepuh tersenyum simpul. Ia suka dengan kemarahan Zahira . Hal itu akan menjadi senjata ampuh untuk melumpuhkan Jamaluddin dengan mudah.

" Jika kamu hanya mengandalkan air biru itu, kau akan kalah telak jika melawan Zayra "

Zahira mengangkat wajahnya, ia tidak percaya dengan ucapan Eyang sepuh.

" Air biru itu efek nya hanya sementara, tapi kekuatan Zayra sudah mendarah daging dalam tubuh nya. Jika kau melawannya hanya mengandalkan air itu, kekuatan mu akan cepat musnah. Tapi Zayra tidak "

Zahira tercenung, kepalanya merunduk pelan. Ia penasaran, siapa yang telah mengajari Zayra mengendalikan kekuatan nya?

Aku harus bisa mengalahkan, Harus!!!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Layla membantu Tuan Nata sarapan, pria itu tidak ia ijin kan untuk melakukan gerakan yang tidak penting.

Tuan Nata pasrah saja dilayani oleh Layla, ia juga membiarkan Layla mengelap bagian tubuhnya menggunakan air hangat.

" Kamu tidak kerja? " Tanya Tuan Nata seadanya.

Layla menggeleng, ia membalut luka yang sebenarnya sudah hampir sembuh itu. Hanya menyisakan sakit pada bekas nya saja.

" Apa nanti Naya tidak marah?"

Layla tersenyum tipis, senyuman yang begitu manis jika dinikmati dengan hati.

Usai membalut luka Tuan Nata, Layla merapikan baju pria itu.

" Saya dan Naya sudah seperti keluarga, mungkin dia hanya takut saya kenapa-napa jika absen tanpa pemberitahuan. Tapi tadi saya sudah ijin kok " Layla akhirnya menjelaskan.

Tuan Nata manggut-manggut tanda setuju.

Layla merasa jika dirinya harus keluar dari kamar ini, sudah tidak ada lagi yang bisa ia lakukan. Tapi kenapa hatinya merasa enggan untuk pergi? Dia betah sekali jika berada di sisi Tuan Nata.

" Emmmm Nathalie ada dimana? Kalau saya boleh tahu? " Entah datang dari mana ide untuk memperpanjang percakapan diantara mereka.

Tuan Nata tersenyum, senyuman seperti menahan diri untuk tidak tertawa.

Layla heran, kenapa justru Tuan Nata tersenyum geli begitu?

" Kenapa?" Tanya Layla.

" Kau seorang peramal bukan? Kenapa bertanya sesuatu yang sebelumnya kamu tahu jawabannya? "

Wajah Layla serentak merona, ia malu sekali. Kepalanya merunduk, hatinya meruntuk kebodohannya sendiri.

Tuan Nata tergelak renyah, ia begitu menikmati perasaan malu Layla. Tahu dirinya ditertawakan, Layla langsung ambil langkah untuk pergi.

" Hey! Mau kemana? " Seruan Tuan Nata menghentikan kedua kaki Layla.

" Jangan tinggalkan aku jika kamu suka berada di sisi ku "

Layla tersenyum malu, ia tidak sanggup lagi untuk bertahan tinggal disitu. Kedua kakinya seakan melayang ringan keluar dari kamar Tuan Nata.

Terpopuler

Comments

V3

V3

yeeeee ... spt nya ada bulir-bulir cinta nih antara Layla dn Tuan Nata 👏👏

2024-02-22

0

Sarita

Sarita

uhuuy ada yg lagi jatuh cinta nih 😁😁😁😁

2024-01-26

0

AGhanteng

AGhanteng

tumbuh aroma2 jatuh cinta ini thor

2023-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!