CHAPTER 11

RANDOM!

Rasa bahagia menyelimuti hati Prilly, tidak henti-hentinya Cahaya dan Pangeran As'ad bersyukur.

Semakin tak sabar mereka untuk bertemu dengan Zayra . Sehingga tak teringat seberkas hati Zahira yang terluka.

Namun sayang, saat Cahaya, pangeran As'ad dan Prilly ingin menemui Zayra kembali. Anak itu sudah masuk kelas. Jadi terpaksa mereka menunggu Zayra keluar dari kelas.

Dentingan jam terasa sangat lambat, perasaan ini tidak jauh berbeda saat ketika Cahaya menunggu Udin datang menjumpai nya.

Tapi mungkin lebih bergejolak sekarang, karena Cahaya akan menemui cucunya.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba jua, Bel tanda pelajaran usai , berdering panjang. Cahaya bangkit dari duduknya, kepalanya celingukan mencari keberadaan Zayra .

" Dia memakai kacamata minus Ibu " Prilly memberi tahu " Kita tidak akan menyadari jika wajahnya mirip dengan Zahira bila dilihat sekilas "

Cahaya mengiyakan, ia sama sekali tidak perduli dengan semua itu. Karena Cahaya yakin dapat mengenali cucunya menggunakan deteksi energi yang cukup kuat.

Padahal, jika Zayra memakai kalung nya. Kekuatan itu sama sekali tidak akan terdeteksi.

Zayra keluar kelas dan berjalan menuju Asrama. Tak ketinggalan Ida dan Lexi mengapitnya di tengah.

Tiba-tiba Dewangga dan teman-temannya sengaja menghadang langkah ketiga gadis itu.

Zayra senang sekali, akhirnya bisa bertemu muka dengan Dewangga setelah kejadian di hutan tempo hari.

Dewangga maju tepat di depan Zayra , Ida dan Lexi menepi memberikan ruang untuk mereka. Karena mungkin saja Dewangga menyukai Zayra .

" Apa tujuanmu sebenarnya? " Dewangga mengutarakan pertanyaan.

" Hem? " Zayra tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan Dewangga .

" Nggak usah sok polos, aku sudah tahu kamu ingin menyingkirkan Zahira kan!!!" Dewangga meninggikan suaranya.

Zayra terkesiap, rupanya ia baru menyadari jika Dewangga mendatangi nya karena Zahira .

Ketiga teman Dewangga menatap sinis, membuat Zayra semakin terpojok.

" Bagaimana rasanya ketika semua yang kamu rencanakan telah berhasil? Puas? Pengen jingkrak-jingkrak? " Dewangga meluapkan segala emosi serta kebencian nya terhadap Zayra .

" Apa maksud mu? " Zayra memang tidak mengerti dengan tujuan Dewangga mengatakan demikian.

Dewangga menarik sudut bibirnya, ekspresi ketiga teman nya pun hampir sama. Mereka tersenyum dingin ke arah Zayra.

" Dasar j4l4ng licik" Dewangga meng*mp4t ketus.

" Siapa yang kau sebut j4l4ng licik? Hah? "

Sebuah suara asing menimpali perkataan Dewangga , semua menoleh ke arah datangnya suara.

Dewangga the gank terkesiap kaget, mereka sangat kenal betul wajah keluarga besar Zahira . Karena selalu menjadi tamu kehormatan di sekolah.

Untuk menutupi rasa malu, semua lari ngibrit tanpa pamit.

Lexi dan Ida meneguk saliva, mereka gugup ketika Cahaya, suami dan menantunya menghampiri.

Cahaya tersenyum menahan haru, ia belai pipi Zayra lembut penuh kasih.

" Apa kabar cucuku? " Sapa Cahaya, matanya berkaca-kaca menahan tangis.

Namun sayang ekspresi Zayra beku, ia menunduk menghindari sentuhan wanita paruh baya itu.

Sontak sikap Zayra mencuit hati Cahaya, begitu pula dengan Pangeran As'ad.

" Nak, ini Nenek mu dan ini Kakek mu " Prilly mencoba menjelaskan, berharap Zayra akan merubah sikapnya.

" Maaf " Zayra berlari pergi setelah mengucapkan kalimat itu.

Semua orang tercengang , Apalagi Lexi dan Ida. Mereka mendadak canggung.

" Aaa emmm kami akan... menyusul nya " Ida berpamitan. Ia dan Lexi langsung berlari menyusul Zayra.

" Bu... Maafkan sikap Zayra " Prilly mengucapkan permintaan maaf untuk mewakili putrinya.

Cahaya tersenyum getir.

" Nggak apa-apa, itu lebih baik dari pada mengambil kesempatan atas fakta yang ada " Jawab Cahaya, pandangan nya menerawang jauh ke arah Zayra pergi.

" Apa maksud mu sayang? " Tanya Pangeran As'ad.

" Dia sengaja menghindari kita, untuk menepis statement yang beredar. Kasian Zayra "

___

Ida dan Lexi saling dorong mendorong untuk tiba di kamar Zayra . Mereka ngeri membayangkan keangkeran lantai lima ini.

Sampai di depan pintu, tiba-tiba pintu terbuka lebar disertai angin kuat yang menarik tubuh mereka.

Ida dan Lexi berteriak minta tolong, berusaha menggapai apa yang Ada. Namun percuma, tubuh mereka terseret dan daun pintu terbanting keras.

AAAAAAAAAAAHHHH

Ida dan Lexi melolong, tubuh mereka menggapai-gapai seperti orang yang kelelep air.

" Kalian sedang apa? " Zayra baru saja keluar dari kamar mandi, melihat dua temannya tengkurap di lantai sambil menggelepar disertai teriakan minta tolong, merasa heran.

Ida dan Lexi tercengang, kepala mereka berputar ke samping. Untuk beberapa saat mereka baru menyadari jika keadaan mereka seperti orang bod0h.

Cepat mereka bangun dan berlari ke sisi Zayra .

" Aku takut, tadi pintu kamar mu terbuka lebar dan ada tangan yang menarik tubuh kami " Ida bercerita seraya mengedarkan pandangannya.

Zayra tersenyum tipis, ia melepaskan diri dari tautan lengan dua sahabat nya.

" Kalian paling berhalusinasi" Enteng sekali Zayra duduk di bibir kasur sembari memeluk bantal.

" Serius Za " Lexi meyakinkan.

Keduanya melompat ke atas tempat tidur, merasa jika di kolong ranjang ada sesuatu yang mengintai.

" Siang bolong begini mana ada hantu, mereka pada molor " Bantah Zayra sok tahu.

" Ih Zayra ni, lagi serius malah dibawa bercanda " Ida merengut kesal.

Zayra terkekeh riang.

" Sebenarnya kalian ngapain datang kesini? Hah? " Zayra bertanya setelah ia menuntaskan tawanya.

" Ohya hampir lupa, aku kepikiran sama Kakek dan nenek mu Za... Mereka nampak kecewa sekali dengan sikap mu tadi. Emang nggak bisa ta kamu beramah tamah dengan mereka" Sejenak Lexi melupakan rasa takut nya.

Zayra terdiam, bukan tidak bisa. Malah dia ingin sekali akrab dengan mereka. Namun, Zayra tidak ingin semua menjadi hangat. Sehingga tidak ada jarak lagi diantara mereka.

Bersikap dingin saja sudah menjadi fitnah dimana-mana. Dan sekarang pria yang dikagumi oleh Zayra telah memb3ncinya karena fitnah itu.

Ada rasa kesal terhadap sikap Zahira , tapi Zayra berusaha memahami bagaimana jika dirinya berada di posisi Zahira ?

Jadi lebih baik bersikap acuh dari pada harus dibu-nuh oleh k3jamnya fitnah.

__

Usai sholat Maghrib, Zayra pamit kepada Bu Anggita untuk pergi keluar sebentar.

Bu Anggita yang sudah tahu siapa Zayra , langsung mengijinkan. Sikap nya pun sangat ramah sekali, berbeda saat ia mengambil tindakan memindahkan Zayra ke kamar 504.

Zayra berjalan menyusuri trotoar, ia berharap ada yang bisa memberinya pekerjaan meskipun upahnya sedikit. Yang penting bisa buat nambah-nambah uang jajan.

Tapi nihil, semua toko, restoran tidak menerima pekerja part time. Apalagi masih seumuran Zayra , tentu langsung ditolak mentah-mentah.

Zayra sudah capek berjalan jauh, terpaksa ia duduk selonjoran di trotoar untuk melepas lelah.

" Huh dimana aku bisa dapet kerja? " Zayra menghela nafas lesu, ia mengedarkan pandangannya. Semua toko ini sudah ia datangi.

Tiba-tiba ia teringat akan keluarga Zahira.

" Tidak tidak tidak tidak... Aku tidak boleh tergoda... Tidak boleh" Zayra memuk-l kepalanya sendiri. Guna membuyarkan pikiran instan nya untuk mendapatkan uang.

Terpopuler

Comments

V3

V3

lanjutkan

2024-02-22

0

Lutfi Sukarna

Lutfi Sukarna

Ada kendala say, masih direvisi

2023-10-24

0

Marlina Bachtiar

Marlina Bachtiar

kamu berhak Zayra 😁

2023-10-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!