CHAPTER 3

LAYLA!

Aku dipaksa untuk ikut menjemput putri Udin ke sekolah. Mau tidak mau aku harus mematuhi perintah mereka.

Untung Zahira bisa diajak kerja sama meskipun awalnya sedikit ada penolakan. Tapi aku merasa tidak enak hati kepada nya, berkali-kali aku minta maaf meskipun tidak ia perduli kan.

Zahira memang terkenal ketus, seperti Udin dulu yang sangat dingin sekali orangnya.

Dalam sesi pengobatan, aku sempat panik melihat tubuh Zahira bergetar sehingga menyemburkan cairan merah dari mulut nya.

Tapi tiba-tiba sesuatu yang ganjil terjadi, teman Zahira mendekat. Entah apa yang dilakukannya? Aku hanya menyaksikan keadaan Zahira kembali membaik sampai ia berhasil menyembuhkan gadis kecil tersebut.

Aku penasaran dengan teman Zahira ini, seperti menyembunyikan sesuatu yang sangat besar dalam dirinya.

Ingatan ku kembali disaat kejadian dulu, dimana aku menyentuh tangan Angga dan melihat perundungan yang dialami oleh anak Gading. Disana aku mendapati sebuah kekuatan besar muncul. Hingga membuatku lemas dan takut.

Lalu apa hubungannya dengan teman Zahira ? Aku perhatikan dari jauh secara diam-diam, tapi anak itu seolah-olah menyembunyikan wajahnya. Begitu ku dekati, ia lebih banyak menunduk.

Tidak ada cara lain, aku harus menyentuh nya. Tapi apa yang ku dapati lebih mencengangkan. Aku tidak bisa menerawang apapun, sama seperti jika aku menyentuh Udin.

Kenapa?? Kenapa dia memiliki kekuatan yang sama seperti Udin? Setahuku hanya Zahira putri Udin dan Prilly.

Pertanyaan ini terus menghantui pikiran ku hingga dua gadis itu pergi dengan diantar oleh Bodyguard Tuan Nata.

" Hey! "

Aku terkejut saat suara bariton milik Tuan Nata menggertak.

" Sedang apa kamu disitu? Ayo masuk! "

Aku menurut, mengikuti langkahnya dari belakang. Namun pikiran ku tidak fokus, karena terus menerus penasaran akan teman Zahira .

Hingga tanpa sengaja aku menubruk punggung Tuan Nata.

" Aduh, kok berhenti sih? " Runtuk ku kesal.

" Terus kamu mau kemana Nona? Ini kamar mu "

UPS! Aku jadi malu, rupanya kini aku sudah berada di depan kamar yang dijadikan tempat ku ditawan.

" Aku, aku juga mau pulang" Dalih ku untuk menutupi rasa canggung.

Tuan Nata diam menatap ku lekat.

DEGH!!

Mendapatkan tatapan yang begitu mendalam membuat jantung ku tidak aman. Aku merasa telinga ku panas dingin.

" Baiklah! Nanti setelah mereka datang, kamu bisa diantar pulang "

Tuan Nata membalikkan tubuhnya lalu pergi. Aku diam memperhatikan pria itu hingga menghilang di balik tembok.

Begitu aku masuk ke dalam kamar, aku menemukan ponsel ku berada di atas tilam. Gegas ku sambar kemudian ku aktifkan.

Banyak sekali panggilan tidak terjawab dari Naya, pasti saat ini dia kebingungan mencari ku. Karena hari ini dia ada jadwal bertemu dengan seorang investor dari perusahaan asing.

Tapi aku tidak langsung menghubungi Naya, lebih baik aku menelpon Udin saja.

" Layla, kamu dimana? " Udin mencerca ku dengan pertanyaan, mungkin dia juga menyadari jika aku tidak masuk kantor.

" Tidak perlu kamu tahu aku dimana Din, Aku justru ingin tahu sesuatu mengenai keluarga mu " Ku alihkan pembicaraan yang tidak penting.

" Keluarga ku? Kenapa? Bukan kah kamu sudah tahu"

" Bukan, tapi mengenai putri mu. Apa kamu punya anak lain? "

Sunyi, tidak ada jawaban.

" Din??"

" Aku hanya punya anak kembar, yang pasti kamu tahu jika kembaran Zahira sudah meninggal " Akhirnya Udin menjelaskan.

" Kamu yakin? " Aku butuh kepastian, karena biasanya analisa ku tidak pernah meleset.

" Kenapa kamu meragukan ku? Apa kamu menemukan sesuatu? "

Ingin ku iyakan, tapi aku harus memastikan nya terlebih dahulu.

" Sebentar lagi temui aku di satu tempat, nanti ku share lock" Tanpa menunggu jawaban, aku langsung memutuskan talian.

Perasaan ku tak nyaman, jantung ku berdebar-debar. Hatiku ingin segera tahu siapa teman Zahira itu.

Waktu berjalan sangat lambat, sampai akhirnya terdengar ketukan pintu dari luar.

Aku gegas bangkit membuka pintu kamar, rupanya Bodyguard Tuan Nata.

Mereka mempersilahkan aku untuk pulang dengan di antar, sayangnya aku tidak sempat berpamitan kepada Tuan Nata. Ia tidak terlihat ketika aku pergi.

" Tolong anter saya ke Grand Prix" Pinta ku, supir menoleh ke belakang tempat ku duduk.

" Tapi Nona, Tuan kami menyuruh untuk mengantar anda sampai ke pintu rumah dengan selamat" Dia membantah dengan alasan perintah.

" Saya ada hal mendesak, jika harus pulang dulu maka semua akan terlambat" Aku memberikan alasan.

Dia Bodyguard yang duduk bersisian saling berpandangan satu sama lain. Kemudian mereka mengiyakan permintaan ku.

Begitu turun dari mobil, aku langsung meluruh masuk ke dalam Grand Prix. Karena di sana aku sudah melihat mobil Udin terparkir.

" Din " Seru ku sembari melangkah panjang dan cepat.

Udin bangkit menyambut ku, namun belum sempat dia menyapa aku sudah menarik tangan nya untuk pergi.

" Mau kemana?"

" Ke sekolah Zahira " Jawab ku cepat.

Udin tidak membantah, ia mengikuti apa yang aku perintahkan.

" Apa kamu melihat anak yang mirip dengan Zahira di sana ? " Tanya Udin sembari mengendalikan kemudi.

Aku menggeleng, memang sekilas teman Zahira sama sekali tidak mirip. Dia minus dan tidak terawat.

" Terus? "

" Tadi pagi Zahira membantu anak yang sedang sakit Amoniak akut, yang menurut ramalan ku dia tidak akan bisa hidup lebih lama lagi. Tapi Ayah anak itu meminta bantuan ku, jadi aku tunjukkan kepada Zahira . Karena memang hanya dia yang mampu " Tidak ku ceritakan hal yang sebenarnya, karena jika aku lakukan itu sudah pasti Udin akan murka.

Lalu ku ceritakan semua yang terjadi setelah itu, termasuk cahaya yang keluar diantara celah tubuh mereka. Sehingga Zahira mampu menyembuhkan Nathalie.

" Energi nya sangat besar, anehnya teman Zahira menyembunyikan hal itu " Aku mengakhiri cerita.

Udin terdiam, kemudian tiba-tiba ia menginjak pedal gas menambah kecepatan mobilnya.

Setibanya di sekolah Zahira , Udin meminta untuk bertemu putri nya. Ia harus melihat sendiri anak yang dimaksud oleh Layla.

Perasaan Udin tidak tenang saat ia mendapatkan ijin untuk menemui Zahira di kelasnya. Karena sengaja Udin datang langsung, sebab jika dipanggil sudah pasti Zahira akan datang sendiri tanpa teman nya itu.

Udin dan Layla menengok kelas Zahira , para murid termasuk Zahira sendiri tengah fokus mengikuti pelajaran.

Tapi disana mereka tidak menemukan keberadaan teman Zahira yang dimaksud oleh Layla.

" Yang mana Lay? " Tanya Udin, Layla menggeleng.

" Tidak ada disini "

Udin nampak kecewa.

" Sepertinya dia dari kelas lain " Sambung Layla.

" Apa perlu kita mencari nya tiap kelas? " Udin memberikan saran.

" Gila kamu " Aku membantah. Ini sekolah besar dan ternama. Masak iya aku disuruh untuk ngeronda satu sekolah. Bisa lepas lutut ini dari potongan kaki.

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

❤️❤️❤️❤️👍👍😊

2024-03-11

0

V3

V3

kira-kira Udin bisa jumpa dh Zayra gak yaaa ❓

2024-02-21

0

Marlina Bachtiar

Marlina Bachtiar

ketemu ga ya 🤔🤭

2023-10-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!