CHAPTER 4

ZAHIRA!

Setelah aku dan Zayra sampai di sekolah kembali, mobil itu langsung pergi usai memberikan aku paper bag.

Aku tidak perduli dengan isi Paper bag tersebut, yang aku ingin tahu saat ini adalah siapa Zayra ?

Ku tarik paksa tangannya menuju asrama. Ia meronta dan selalu bertanya mau aku apakan dia? Tapi tidak aku jawab. Ini masalah terlalu pribadi, aku tidak ingin semua orang mendengar nya.

Ku dorong tubuh Zayra masuk ke kamar 504, Aku juga masuk kemudian ku kunci pintu itu rapat-rapat.

" Mau apa sih kamu Za? Nggak jelas " Gerutu Zayra .

Ku dekati dia, ku tarik paksa kacamata nya. Refleks dia langsung memicingkan matanya.

" Za, aku nggak bisa liat" Teriak nya, adakah aku kasian? Tidak sama sekali. Justru aku semakin bernafsu untuk mengetahui siapa Zayra ?

Aku menarik ikat rambutnya hingga terlepas, lalu ku jamb4k agar wajahnya terlihat jelas.

" Za " Wajah Zayra meringis kesakitan, Ku telisik dengan cermat wajah yang tanpa kacamata itu.

Tangan ku seperti kesetrum, ku lepaskan dia . Kedua kakiku surut ke belakang hingga menyandar ke dinding.

Aku tidak percaya jika ternyata wajah kami memang sama persis. Kedua tangan ku gemetar, orang yang selama ini ingin ku hindari ternyata datang sendiri ke hadapan ku.

Dan bod0hnya aku justru membuat dia semakin dekat dengan ku.

Tetiba ponsel ku berbunyi, ada telfon dari Zika . Langsung ku angkat.

" Ya "

" Kamu dimana? Kenapa belum balik? Kamu baik-baik aja kan Za? " Zika mencerca ku dengan pertanyaan.

" Hem "

Hanya itu yang bisa ku jawab, lalu ku matikan telepon secara sepihak.

Zayra nampak meraba-raba mencari kacamata nya. Pikiran ku kosong tidak tahu harus aku apakan Zayra .

Tapi aku tidak ingin membiarkan dia masuk terlalu jauh dalam hidupku. Aku sudah bahagia dengan hidup ku sekarang.

Ku tarik kain gorden lalu ku potong panjang-panjang. Zayra merangkak di lantai, masih mencari kacamata nya.

" Kamu ngapain Za? " Tanyanya mendengar suara robekan-robekan kain.

Tidak ku jawab, justru aku memaksa nya duduk di kursi kayu yang ada di kamar itu. Kemudian ku ikat dia dengan menggunakan kain gorden yang sudah ku sambung-menyambung.

" Za! Lepaskan aku!! " Zayra meronta-ronta, tapi tidak ku hiraukan. Setelah aku sudah mengamankan nya, tak lupa ku sump4l mulut Zayra menggunakan sisa-sisa sobekan kain.

" Urusan ku dengan mu belum selesai, tunggu disini" Aku memberikan pesan kepada nya. Setelah itu aku pergi dan ku kunci kamar Zayra dari luar agar dia tidak bisa kabur.

" Itu Zahira " Ku dengar suara Fely berseru, semua bangkit lalu berlari menghampiri ku.

" Kamu nggak apa-apa? " Angga bertanya lebih dulu, ia memang sangat perduli dengan ku.

" Nggak apa-apa"

" Mana Zayra ? " Tanya Nilam .

" Di kamar nya " Jawab ku pendek.

" Apa terjadi sesuatu? " Fely ikut bertanya, aku hanya menggeleng pelan.

Bel tanda masuk ke pelajaran kedua berbunyi, Aku memilih untuk tidak mengatakan apapun kepada teman-teman ku. Dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Sampai akhirnya, Bel waktu pulang berbunyi. Ku ajak teman-teman ku menuju ke Asrama. Mereka sebenarnya bertanya mau apa? Tapi tidak ku jawab.

Setelah tiba di depan kamar Zayra , ku minta mereka semua berjaga-jaga di luar kamar. Meskipun aku masih belum tahu mau ku apakan saudara kembar ku ini? Yang jelas aku tidak ingin melihat dia di sekitar ku lagi.

HERRRRRRRRR HERRRRRRRR

Aku kaget melihat Zayra tidur dengan posisi terikat. Ngorok lagi, bisa-bisanya dia yah. Apa dia tidak punya rasa takut sama sekali?

Aku sungguh tidak percaya, apa benar dia saudara kembar ku?

Ku raih sebotol air di atas meja, lalu ku semburkan ke wajah Zayra . Ia spontan kelabakan.

EMM EMM

" Enak kali kau tidur? " Sergah ku, ia tersengeh dalam kondisi mulut masih tersumpal.

Ku buka kain yang menutup mulutnya itu.

" Kamu tahu kenapa aku melakukan ini sama kamu hah? " Aku menggertak nya, tapi dengan wajah polosnya Zayra menggeleng.

" Sebenarnya kau siapa? " Tanya ku.

" Zayra " Jawab nya enteng.

" Itu sudah aku tahu, tapi.... " Aku baru menyadari jika Zayra sudah memakai kembali kacamata nya. Padahal tadi belum sempat ia menemukan kacamata itu.

Mendadak tubuh ku merinding ketakutan, ini sangat mustahil.

BRAK!

Sontak aku menoleh ke belakang begitu mendengar suara pintu terbanting. Mataku membulat saat tahu siapa yang berani mendobrak pintu.

" Papa... "

Aku tidak mengerti kenapa Papa bisa ada disini? Tapi dia sama sekali tidak memperdulikan aku, justru berlari menghampiri Zayra yang terikat.

" Apa yang kamu lakukan Ra? " Papa dengan dibantu oleh Tante yang tadi berusaha membuka lilitan kain gorden di tubuh Zayra .

Aku tidak berkutik, teman-teman ku hanya menonton diluar kamar.

Papa membelai wajah Zayra lalu merangkul nya hangat. Hati ku sakit, hatiku cemburu. Aku muak, dan memilih untuk pergi.

Namun tiba-tiba tubuh ku kaku, ada sesuatu yang menjerat tubuh ini hingga tidak bisa bergerak.

" Kau sudah keterlaluan Zahira , Papa pikir kamu sudah berubah"

Wajah ku pias, rupanya Papa menggunakan kekuatan nya untuk menahan ku.

" Papa... "

BRAK

Pintu di depan mata ku terbanting mengunci dengan sendirinya.

" Sejak kapan kamu tahu tentang Zayra ? " Papa menatap ku tajam, seolah-olah ia ingin menguliti tubuh ini.

" Zahira , Zahira belum tahu Pa " Terpaksa aku berbohong, agar Papa tidak semakin murka.

" Din, sudah... Kita bawa mereka pulang dulu " Tiba-tiba Tante itu menyela , hal ini setidaknya menyelamatkan aku untuk sementara waktu.

Papa menghela nafas berat, ia menatap Zayra lembut.

" Nak, kita pulang yah... " Wajah Zayra dibelai lembut.

" Pulang?? Kemana? "

" Ke rumah mu, rumah mu yang sebenarnya. Kamu anak Papa Nak, saudara kembar Zahira "

Gigi ku bergemeletukan, tidak rela jika aku harus tinggal satu atap dengan Zayra . Sekarang saja nampak sekali Papa sangat menyayangi nya, Apalagi nanti?

" Maaf, Ini tempat tinggal Zayra . Jadi Zayra nggak akan kemana-mana "

Jawaban yang sungguh mengejutkan, Zayra menolak? Apakah ini nyata?

" Kenapa? Ohhhh Mungkin kamu masih belum siap atau masih sangat terkejut mendengar kenyataan ini?" Papa berusaha memaklumi penolakan Zayra .

Tapi gadis itu menggeleng lemah.

" Zayra sudah tahu jika suatu hari nanti pasti akan bertemu dengan orang tua Zayra sendiri. Dan Zayra sudah mantap untuk tidak kembali dan tetap berada di tempat ini. Bagi Zayra , orang tua Zayra ialah dua orang yang telah membesarkan Zayra "

Aku tersenyum diam-diam, Das4r Zayra bod0h! Dia menolak mentah-mentah untuk bersatu dengan keluarga paling kaya raya di negeri ini.

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

syukurlah udin dah ketemu sama zayra.

2024-04-11

0

V3

V3

Alhamdulillah akhirnya Udin bisa menemukan Zayra 🤲
sungguh benar-benar jahat si Zahira ,, benar-benar busuk hati nya

2024-02-21

0

AGhanteng

AGhanteng

Kejam bgt thor perlakuan Zahira sm Zayra. Duh gemes bgt deh,knp Zayra gak mau melawan. Nurun sifat siapa sih zahira ini thor?

2023-10-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!