MMD - 013
Paginya, setelah selesai menghabiskan sarapannya di taman belakang, Larisa menggeledah isi kamarnya untuk mencari stok ponsel milik Larisa asli.
Dirinya sempat mendapat secuil ingatan Larisa yang menyimpan banyak ponsel di sebuah tempat kecil berbentuk kotak yang terletak di kamar ini.
Larisa Kivyonna
( menahan kesal ) kebiasaan banget kalo ngasih ingatan ngga pernah lengkap.
Larisa Kivyonna
kalo nanti kamu tiba - tiba menarikku ke alam bawah sadar, bakalan aku pukul. ( menggerutu )
Larisa Kivyonna
( mulai berjongkok di depan nakas ) by the way, Larisa tipikal orang yang ngga bisa mengontrol emosinya sendiri.
Larisa Kivyonna
( menarik laci, menggeledah ) apalagi waktu marah.
Ya, dirinya berbicara begitu karena Larisa Kivyonna asli itu, sangat hobi membanting ponsel yang harganya tidak sedikit itu jika sedang kesal ataupun marah. Maka dari itu, Larisa asli banyak menyetok ponsel.
Sultan mah bebas~
Larisa Kivyonna
( berdecak sebal ) dimana sih... ( menggaruk kepalanya yang tak gatal )
Larisa Kivyonna
( berpikir keras )
Larisa Kivyonna
[ biasanya, kalo nyimpen barang berharga bakalan di taruh di tempat tertutup, tidak masuk akal, dan tentunya sangat rahasia. ]
Larisa Kivyonna
( menoleh ke arah pintu ruang ganti ) apa jangan - jangan di sana ya?
Larisa Kivyonna
( bergumam ) lagian aku udah geledah di sini, dan hasilnya nol.
Larisa Kivyonna
( beranjak dari jongkok ) coba aja dulu. ( berjalan menuju pintu ruang ganti )
Larisa dengan sabarnya menggeledah lemari kaca itu dari arah kiri.
Hampir ada waktu 45 menit dirinya habiskan untuk mencari benda kotak kecil itu, namun hasilnya masih tetap sama.
Larisa Kivyonna
( mengacak rambut ) aku beneran masih inget kok, Larisa sempat masuk ke sini.
Larisa Kivyonna
( memindai lemari ) aku memang sengaja melewati satu tempat. ( sejenak terdiam )
Larisa Kivyonna
( menatap lemari kaca sebelah kiri )
Larisa Kivyonna
[ masa sih? ]
Larisa Kivyonna
( menggeleng pelan ) ngga, ngga mungkin disitu, aku yakin itu.
" tempat teraman hanya di bagian ini-- "
" lemari khusus pakaian da-lam. "
Larisa Kivyonna
uaaa! Ngga mungkin! ( memegang sisi kepalanya )
Larisa Kivyonna
[ Larisa gila! Bisa - bisanya gadis itu sampai berpikir ke sana untuk menyimpan barang itu! ]
Larisa Kivyonna
( memegang sisi lemari, berusaha berdiri ) aw, aw, aw. Sebel banget sama sakitnya...
Larisa dengan langkah sedikit sempoyongan berjalan menuju lemari kaca sebelah kiri, dirinya menatap ngeri ke arah sana.
Larisa Kivyonna
( memejamkan matanya, mende-sah frustasi ) akh, yang benar saja.
Larisa Kivyonna
( menarik laci lemari, mulai menggeledah )
Larisa Kivyonna
[ awas saja jika tidak ada juga di sini. ]
Larisa Kivyonna
( sekilas mengangkat kedua alisnya ) eh, ini apa? ( meraba )
Larisa kembali menarik laci hingga batas terakhir, di bagian paling belakang dari laci itu, terdapat sebuah kotak berwarna hitam.
Larisa Kivyonna
( mengambil kotak hitam, kembali menutup laci ) ini ya?
Larisa Kivyonna
( kembali mende-sah lelah ) ada kuncinya...
" jangan lupa lagi, Larisa. "
" jika kau menyimpan kunci harta karunmu itu, di meja rias. "
Larisa Kivyonna
( memegang sisi kepalanya ) ouh... f*ck!
Larisa Kivyonna
[ Larisa breng-seq! Dia sedang mempermainkanku! ]
Larisa Kivyonna
( berjalan sempoyongan ) aku benar - benar ingin memukulmu, Larisa... Aku berjanji akan melakukannya walaupun mustahil. ( bergumam penuh dendam )
Larisa memegang sisi meja riasnya dan mulai mendaratkan bo-kongnya di atas kursi rias.
Larisa Kivyonna
( menaruh kotak hitam ke depannya )
Larisa Kivyonna
( memindai meja riasnya, berhenti di sisi paling kanan ) hm? aku baru menyadari jika ada kotak seperti ini. ( meraih kotak )
Larisa Kivyonna
aaa... ( mengangguk paham ) sekarang aku paham. ( mulai membuka kotak cantik itu )
Di dalam sana, sebuah kunci perak dengan desain cantik terpampang di depan mata Larisa. Gadis itu berdecak kagum.
Larisa Kivyonna
( mengambil, mengamati kunci ) gadis pecinta ke-estetik-an. ( menggeleng kagum )
Larisa mulai mengarahkan kunci itu ke kotak hitam, dirinya memutar kunci itu hingga suara kunci terbuka terdengar.
Larisa Kivyonna
( sejenak terkejut ) what!
Larisa Kivyonna
sehari bisa banting berapa ponsel kalo nge-stok sebanyak ini... ( bertanya keheranan, mengambil tiga ponsel )
Larisa Kivyonna
( memijat pangkal hidungnya ) sekarang aku sedikit tau asal usul julukan gadis gila yang beberapa kali Justin lontarkan padaku, Larisa...
Sejak sampai di ruang kerjanya, Justin tak hentinya menatap tangan kirinya.
Ada gele-nyaran aneh yang tiba - tiba menyeruak di rongga dadanya begitu merasakan bagaimana kecilnya pinggang Larisa di dalam reng-kuhannya semalam.
Justin Jeon Adipraya
( menggeleng ) benar - benar.
Devano Candra Andreas
( membuka pintu ) aku membawa sarapan rutinmu, Justin. ( meletakkan tumpukan berkas di hadapan Justin )
Justin Jeon Adipraya
hm. ( mengambil satu berkas ) tolong buatkan aku kopi, Dev.
Devano Candra Andreas
hm? ( menghentikan langkah, berbalik badan ) kopi? ( memastikan )
Justin Jeon Adipraya
( mengangguk singkat ) tanpa gula, aku ingin yang pahit. ( membalikkan lembar berikutnya )
Devano Candra Andreas
( memasang muka ingin bertanya banyak ) kau semalam begadang?
Justin Jeon Adipraya
( menatap tajam ke arah Devan ) lakukan saja, jangan banyak tanya.
Devano Candra Andreas
oh, ya, okey. ( membungkuk sopan ) maafkan saya, pak.
Justin Jeon Adipraya
hm. ( mengibaskan tangannya ) cepat, 5 menit dari sekarang.
Devano Candra Andreas
( segera berjalan cepat ke arah pintu )
Begitu Devan pergi dari ruangannya, Justin segera membuka kancing jasnya, melonggarkan dasinya.
Tiba - tiba dirinya merasa gerah.
Justin Jeon Adipraya
( memejamkan mata ) jauhkan aku dari pikiran si-alan ini, Tuhan...
Justin Jeon Adipraya
( bergumam ) Lalisa, Lalisa, Lalisa...
Sekitar 4 menit berlalu, suara ketukan kembali terdengar.
Justin Jeon Adipraya
ya. ( menegakkan tubuhnya ) masuk.
Devano Candra Andreas
( membuka pintu ) ini, pak. Silakan dinikmati. ( menaruh segelas kopi pahit panas ke hadapan Justin )
Justin Jeon Adipraya
hm, terima kasih, kau bisa kembali bekerja. ( meraih gelas kopinya )
Devano Candra Andreas
( membungkuk sopan, berjalan menuju pintu )
Devano Candra Andreas
( hendak keluar, menoleh ke arah Justin ) nanti malam Juan ingin kita berkumpul, di tempat seperti biasa.
Justin Jeon Adipraya
( menyeruput sedikit kopinya, mengangguk singkat ) oke, akan aku usahakan.
Devano Candra Andreas
harus. ( menekankan ) saya pamit undur diri dulu, permisi, pak. ( berjalan keluar dari ruangan Justin )
Justin sejenak diam, dirinya menyisir rambut yang sudah di tata rapi ke belakang itu.
Dirinya memutar kursi hingga menghadap pemandangan perkotaan yang indah di belakangnya.
Matanya memang memandang ke sana, namun pikirannya malah berkelana li-ar.
Justin Jeon Adipraya
( mengepalkan tangannya ) jangan sampai, itu terjadi.
author yakin, dari kalian ada yang langsung konek dengan gumaman Justin😆
kira - kira pikiran Justin berkelana kemana aja ya💀
Comments
la
next
2023-10-25
1
UhAhShit💩
Justin belike: namanya si Joni dah nganggur lama Thor ,, mohon dimaklum 😌🌚
2023-10-21
2
Queen_RaRa
up up up 🥳🥳🥳
2023-10-21
1