MMD - 018

NovelToon
•••
NovelToon
Telinga Justin memerah padam, merasa panas.
Panas karena terus mendengar ocehan menyebalkan dari Jeandre yang membahas berulang - ulang kejadiannya bersama Larisa yang cukup in-tim tadi pagi.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( melihat telinga Justin, mengibaskan tangannya ) kau tak perlu malu untuk mengakuinya, sobat.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
cinta yang diawali dengan kebencian akan terasa lebih mendebarkan dan menantang. ( menerawang ke depan ) begitu sadar, rasanya kau jadi ingin menaklukkannya.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
karena aku. ( menunjuk dirinya sendiri ) dan Jessica, juga pernah mengalami hal yang sekarang kau rasakan, Justin, jadi. ( menghela nafas ) tak perlu malu untuk mengakuinya.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( sejenak diam, menahan senyum ) kau ingin melihatnya, Justin? ( menatap Justin )
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( mengangkat sebelah alisnya, masih fokus menatap berkas ) melihat apa.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( merogoh saku celananya, mengeluarkan ponsel ) tadi aku sempat memotret sesuatu, dan, aku tidak terlalu kecewa dengan hasilnya.
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( menatap Jeandre ) jika aku disuruh untuk menilai, aku tidak mau. ( membalikkan lembar berikutnya )
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
aku hanya akan bilang dua opsi. ( menatap Jeandre ) bagus, atau tidak.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( mendengus geli, menggeleng pelan ) kau pasti akan langsung menambahkan opsi baru setelah melihat ini. ( menunjuk ponselnya ) mau lihat tidak?
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( mendengus kesal ) tinggal tunjukkan saja.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( menahan tawa yang ingin menyembur ) setelah melihatnya, kau ingin memilikinya?
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( melempar berkas ke atas meja, beranjak dari duduknya ) mengulur waktu sekali. ( berjalan ke arah Jeandre )
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
wait, wait, wait, aku tidak akan diusir lagi, kan? ( menatap Justin )
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( menatap tajam Jeandre, hendak merebut ponselnya )
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
eits. ( menjauhkan dari jangkauan Justin ) tunggu dulu.
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( menyilangkan tangannya, menatap nyalang Jeandre ) apalagi, Jean, jangan membuatku kesal, atau aku. ( menunjuk pintu ) akan menyeretmu seperti waktu itu.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( tertawa lepas ) berjanjilah padaku untuk jangan marah setelah melihatnya.
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( mengerutkan dahinya ) aku tidak akan-- ( tersadar ) Jean si-alan! kemarikan ponselmu!
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( hendak kabur )
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( meraih ujung jas Jeandre ) kemarikan, ponselmu!
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( melepaskan jasnya, hendak berlari menuju pintu ) jangan seperti itu, Justin! ( berteriak panik ) kau menakutiku!
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( mengejar Jeandre ) kubilang. ( melompat ) kemarikan! ( memeluk ping-gang Jeandre )
GUBRAK!
Ceklek.
Devan yang baru saja masuk dengan membawa sebuah laporan di tangan kirinya itu mendadak berhenti begitu melihat dua sahabatnya meringis kesakitan di lantai.
Devano Candra Andreas
Devano Candra Andreas
( memiringkan kepalanya ) apa yang sedang kalian lakukan, disitu?
•••
NovelToon
Larisa sejak tadi diam sembari memainkan ujung jarinya. Manik jernihnya itu tak hentinya mengagumi kecantikan dari sosok wanita yang sedang hamil muda di hadapannya itu. Dia adalah kakak perempuan Justin satu - satunya, Jessica Kimberly Adipraya.
NovelToon
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( menaruh cangkir tehnya, menatap Larisa ) apa ada sesuatu di wajahku?
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( tanpa sadar mengangguk ) yah.
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( mengusap area dagu ) dimana? ( meraih tas kecilnya, hendak mengambil cermin kecil ) coba kulihat dulu.
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( masih mengagumi ) cantik. ( berucap tanpa sadar )
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( sedikit terkejut, menatap Larisa ) maaf?
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( tersadar, mengerjapkan matanya ) akh, maafkan aku, aku malah ngelantur. ( gelagapan )
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
oh. ( terkekeh kecil, mengibaskan tangannya ) tidak perlu panik begitu. ( kembali menaruh tas di samping kirinya )
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
[ Larisa to-lol! Bisa - bisanya malah ngelakuin hal bo-doh di depan kakak cantik ini! ]
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( tersenyum canggung ) aku benar - benar tidak sadar. ( sejenak terdiam, menatap Jessica ) tapi memang kakak ini cantik.
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( tertawa lepas ) ada - ada saja, tapi. ( menyelipkan rambutnya ) terima kasih. ( tersenyum anggun )
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
[ tuhkan! Cantik banget! ]
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( tersenyum lebar ) sama - sama.
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( tertegun )
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
[ benar apa kata, Jean. Larisa benar - benar berubah. ]
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( mata sayu, menahan sedih ) [ bahkan aku seperti melihat kembali Lalisa di dalam dirinya. ]
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( menatap ke atas sekilas ) aku dengar. ( menatap Larisa ) kau habis mengalami kecelakaan?
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( mengerjapkan matanya ) yah? ( mengangguk cepat ) iya benar, itu... karena aku mabuk.
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( mengangguk pelan ) sudah lebih baik kan? ( memindai tubuh Larisa )
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( mengangguk cepat ) sudah, bahkan sembuh dalam kurun waktu satu bulan lebih sedikit. ( tersenyum kecil )
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( mengangguk kagum ) wow, itu bagus.
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( meraih cangkir tehnya ) aku khawatir jika kau masih sakit, karena patah tulang di bagian kakimu cukup parah saat itu. ( meminum tehnya )
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( tersenyum kecil, mengangguk paham, melirik perut Jessica ) em... ( menatap Jessica ) usia kandunganmu, sudah masuk berapa bulan, kak?
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( tersenyum kecil, mengusap perutnya yang mulai membuncit ) mau masuk 3 bulan.
Entah kenapa, ada gele-nyaran aneh yang menyeruak di rongga dada Larisa, gadis itu terus menatap perut Jessica yang mulai membuncit dengan perasaan campur aduk.
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( memperhatikan Larisa ) mau menyentuhnya?
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( tersadar, menatap Jessica ) ya? Kakak mengatakan sesuatu?
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( menyentuh perutnya ) kau mau menyapa keponakanmu? ( tersenyum kecil, menatap Larisa )
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( mengerjapkan matanya ) b,boleh?
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( mengangguk pelan ) kemarilah.
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( beranjak dari duduknya dengan ragu - ragu )
Jessica menatap gemas ke arah Larisa yang terlihat ingin sekali menyentuh perutnya itu. Bahkan raut wajah gadis itu terlihat seperti seorang anak yang penasaran untuk mengetahui hal baru.
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( meraih tangan Larisa yang menggantung, meletakkannya di perutnya )
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( terkejut )
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( tersenyum lebar ) usaplah, sapa keponakanmu.
Larisa dengan ragu mulai menggerakkan tangannya dengan pelan di sana, tanpa dirinya sadari, senyum senang langsung tercetak di bibirnya.
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( menatap Jessica ) umur 4 bulan, bolehkah, aku menyentuhnya lagi? ( bertanya dengan mata berharap )
Jessica Kimberly Adipraya
Jessica Kimberly Adipraya
( mendengus geli, mengusap kepala Larisa ) tentu, saat waktu itu tiba, seringlah main ke kediamanku.
Larisa Kivyonna
Larisa Kivyonna
( tersenyum senang, mengangguk mantap ) aku janji.
•••
NovelToon
Suara tawa lepas khas pria memenuhi ruang kerja Justin. Pria dengan balutan setelan formal yang duduk di kursi kerjanya, terus menyembunyikan wajahnya yang memerah padam karena ulah para sahabatnya.
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( menatap tajam ke arah Jeandre ) aku tidak menyangka kau juga memanggil mereka, Jean. ( melengos ) aku benar - benar akan mengadu pada kakakku.
Juan Nandana Alexis
Juan Nandana Alexis
( tertawa kecil ) hei, kau tak perlu malu, hanya foto saling memeluk satu sama lain seperti ini. ( melihat ponsel Jean ) ini terlihat romantis.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( menepuk tangannya sendiri ) kan. ( menunjuk Juan ) Juan bahkan berpendapat sama sepertiku, Justin.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( menatap yang lain ) kalian juga berpendapat seperti itu kan?
Rey Marvin Algara
Rey Marvin Algara
( mengangguk mantap ) ini terlihat romantis, sedikit dengan bumbu. ( menggesek jari jempol dan telunjuknya ) kein-tim-an.
Leo Jefran Mavendra
Leo Jefran Mavendra
( mengangguk setuju ) aku sepemikiran denganmu. ( meraih gelas kopinya )
Devano Candra Andreas
Devano Candra Andreas
( menatap layar ponsel Jean, mengangguk setuju ) yah, aku juga sependapat dengan Rey.
Juan Nandana Alexis
Juan Nandana Alexis
mungkin. ( menatap Jean ) jika kau menahan sedikit saja untuk tidak berteriak saat itu. ( melirik ke arah Justin ) akan lebih panas lagi.
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( tersadar ) kau benar. ( melirik Justin ) lain kali jika aku menangkap basah hal seperti itu lagi, aku akan menahannya sejenak. ( tertawa lepas bersama yang lain )
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( beranjak dari duduknya, berjalan cepat menuju pintu )
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( menatap Justin ) hei, mau kemana?
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( membuka pintu, menunjuk keluar ) keluar kalian semua, ini ruang kerja, bukan tempat nongkrong.
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( menunjuk Devan lalu menunjuk pintu ) tarik mereka semua keluar. ( berjalan cepat menuju meja kerjanya )
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
ini perintahku sebagai atasanmu, Devan. ( menatap tajam Devan )
Devano Candra Andreas
Devano Candra Andreas
( melempar ponsel ke arah Jean, beranjak bangkit ) baik, pak. ( membungkuk sopan )
Jeandre Helix Anderson
Jeandre Helix Anderson
( menatap Justin ) okey, maafkan aku jika membuatmu kesal.
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( melengos sebal, mengusap wajahnya yang panas ) kau menyebalkan.
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
cepat, Devan. ( mengambil berkas ) atau gajimu saya turunkan.
Devano Candra Andreas
Devano Candra Andreas
( segera berbalik, menepuk pundak yang lain ) cepat bangun. ( berbisik ) aku tidak ingin gajiku sebagai taruhan.
Juan Nandana Alexis
Juan Nandana Alexis
( terkekeh geli ) baiklah, kami akan pergi. ( beranjak dari duduknya ) lagian aku juga harus menemui seseorang.
Justin menatap dalam diam para sahabatnya yang satu persatu mulai keluar dari ruangannya, tak lupa berpamitan dengan sedikit kata - kata menyebalkan yang mereka lontarkan padanya.
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( menghela nafas kasar ) kembalilah bekerja.
Devano Candra Andreas
Devano Candra Andreas
( membungkuk sopan ) baik, pak. ( hendak keluar ) jangan potong gajiku, aku akan bekerja lebih baik untuk seterusnya. ( berjalan keluar )
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi ) Jean gila, bisa - bisanya menunjukkan foto itu pada mereka juga. ( mengusap wajahnya kasar )
Sebenarnya tidak papa kalau hanya sekedar potret seperti itu, yang membuat dirinya kesal itu karena, dress bagian bawah Larisa tersing-kap cukup tinggi, yang memperlih-atkan pa-ha mu-lus gadis itu.
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( tersadar )
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
[ apa yang sedang aku pikirkan. ]
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( menggeleng cepat, mengambil berkas ) tidak, tidak mungkin.
Justin Jeon Adipraya
Justin Jeon Adipraya
( bergumam ) hanya Lisa, satu - satunya wanita yang aku cintai.
NovelToon
- TBC -
Fufu~ ini yang ketiga kalinya author up hari ini😍
Semoga suka dengan bab ini ya😙
Pelan - pelan dulu okey, nikmati setiap prosesnya. See you~
Terpopuler

Comments

istri rahasia taekook

istri rahasia taekook

taehyung lu sembuyiin d mana thor yg lainya muncul knp cma taehyung yg gx ada????🤔🙄

2023-11-19

2

Queen_RaRa

Queen_RaRa

semangat thor/Determined//Determined//Determined/

2023-10-23

1

aulia02🌻

aulia02🌻

thor up dng aku nungguin niiihh 🙏🙏

2023-10-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!