Setelah acara resepsi selesai kini pasangan yang baru menyandang sebagai pengantin baru itu masuk ke salah satu kamar hotel yang sudah di pesan khusus oleh Ny. Saras. Nayra duduk terdiam memperhatikan kamar yang sudah di hias sekian rupa, sebuah kamar yang indah dengan taburan bunga mawar merah tersebar di atas sprei putih,, tak lupa lilin yang menyala dengan aroma wanginya yang khas.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka, muncul lah sosok pria yang kini sudah berstatus suaminya. Daniel keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di bagian pinggang hingga lutut, salah satu tangan nya memegang handuk kecil berwarna putih sembari mengusap rambutnya yang basah.
Nayra kagum, Sungguh Daniel terlihat lebih cool jika habis mandi seperti ini, Rambut basah, tubuhnya putih dan atletis terlihat begitu sedap di pandang, bahkan aroma sabun yang begitu memabukan.
"Pergilah mandi.. setelah ini ada yang ingin aku sampaikan padamu..."ucapnya seperti biasa, dengan nada datar dan dingin sepertinya Daniel memang lahir di gunung es.
"I..iya..." Nayra gugup, iya pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sejak tadi sudah lengket.
Nayra masuk ke kamar mandi dan segera menutup pintu, ia bersandar di pintu sembari memegang dadanya yang sejak tadi berdegup dengan kencang, Sungguh nafasnya tak beraturan saat ini.
"Oohhh ayolah... Nay.. jangan pikirkan apapun ok.. semua pasti baik baik saja.." Nayra bermonolog.
Nayra sangat gugup kali ini, bagaimana tidak? Ini adalah pengalaman pertamanya. Memang benar dirinya pernah menikah dan ia adalah seorang janda, tapi ia belum terjamah sama sekali, bagaimana mau terjamah jika saat itu dirinya di talak belum ada satu jam menjadi istri.
"Huuufftt... sudahlah lupakan itu..semua hanya masalalu.." mengingat semua itu hati Nayra kembali sakit. Nayra pun melanjutkan kegiatan nya yaitu membersihkan diri dengan berendam dengan air hangat.
Cukup lumayan lama Nayra berada di kamar mandi, kini ia pun mulai keluar dan berniat memakai pakaiannya dengan piyama.
Deeeggghhh...
Nayra terpaku saat melihat Daniel duduk di sisi ranjang sambil menatapnya tajam, bahkan pria yang sudah menjadi suaminya itu belum mengenakan apapun, keadaannya masih sama seperti sebelumnya, Apa daniel menunggu Nayra menyiapkan pakaian atau bagaimana ia tak mengerti.
Daniel bangkit dari duduknya ia berjalan mendekati Nayra yang saat ini mengenakan barthobe serta handuk kecil di atas kepala.
Nayra menunduk, ntah kenapa Ia tiba tiba takut dengan tatapan Daniel yang seperti itu. Kini keduanya berdiri berhadapan Daniel mengikis jarak agar keduanya semakin dekat saja.
Tangan daniel terulur melepas handuk kecil yang sejak tadi membungkus rambut panjangnya, Rambut basah Nayra pun tergerai begitu indah. Nayra mengangkat kepalanya "M...maasss....
"Aaaarrrrgggg"Nayra berteriak saat tiba tiba daniel mencengkram rahangnya
"Kenapa sayang... ini adalah malam pertama kita, harusnya kau senang bukan?" Nayra menggeleng pelan mendengar ucapan Daniel. Sungguh perlakuan Daniel tak terbaca dan sulit di tebak.
"M...Maaass.." Mata Nayra mulai mengembun saat itu juga. Tidak sampai disana Daniel menarik tangan Nayra kasar dan menghempaskan tubuh indah itu ke atas ranjang, Nayra merasa ketakutan dengan Daniel yang bersikap seperti ini.
Daniel mengungkung tubuh itu dan menatapnya dengan tatapan lapar campur emosi, ntahlah setiap mengingat ucapan Andrew saat itu bahwa Nayra adalah mantan istri nya membuat darah Daniel mendidih. Ia tak menyangka jika sang mama memaksa dirinya untuk menikahi wanita ini yang jelas Daniel tak menginginkannya sama sekali.
Daniel kemudian bangkit, ia membuka laci dan mengambil sesuatu di dalam sana, Nayra terperanjat kala Daniel melempar sesuatu padanya.
"Minum ini... "Nayra menatap nanar benda yang sudah berada di tangannya, ia wanita dewasa tentu ia tau apa benda itu, Sebuah obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
"Mas... i..ini..
"Ya.. aku mau kau layani aku malam ini.. layani aku hingga puas, tapi sebelumnya jangan lupa, minum obat itu karena aku tidak mau punya anak dari barang bekas seperti mu..."
Deeegghh! Bagai di tusuk ribuan benda tajam, hati Nayra sakit mendengarnya. Sungguh ia tak mengira jika mulut Daniel begitu sangat pedas dan menyakitkan.
Air mata Nayra tak bisa di bendung lagi, ucapan Daniel kali ini sungguh sangat tajam, hanya karena dirinya adalah janda bukan berarti dia bisa di hina seperti itu kan...? ia juga seorang manusia yang punya perasaan dan sebagai seorang istri harusnya Daniel menjaga hatinya bukan malah melontarkan kata-kata seperti itu.
Melihat Nayra yang hanya diam saja, Daniel dengan kasar menuangkan air ke dalam gelas dan memaksa Nayra meminum obat itu. Setelah nya Daniel pun memaksa Nayra melakukan kewajibannya.
"Ayo Lakukan seperti saat kau melakukannya bersama pria yang Bernama Andrew itu.."ucap nya dengan penuh emosi.
Nayra hanya menangis, bukan seperti ini malam pengantin yang ia inginkan, semua jauh dari bayangan nya. Namun Nayra hanya pasrah saja saat Daniel bermain dengan brutal di atasnya.
"Tunggu? Apa kau masih gadis? Apa pria itu belum menyentuh mu sama sekali?" Tanya Daniel beruntun saat ia melihat sebuah darah di sprei nya. Nayra hanya mengangguk masih dengan deraian air mata.
"Berarti akulah yang pertama... " ucap Daniel dengan bangga. Namun tak lama kemudian Daniel kembali melanjutkan malam indah itu bersama sang istri walaupun bagi Nayra malam itu adalah malam yang menyakitkan.
.
.
.
Esok paginya di belahan bumi yang lain, seorang pria tampan kini sedang duduk di ruang tengah rumah megah miliknya.
Andrew begitu fokus menonton tayangan berita yang kini sedang hangat hangatnya, yaitu berita pernikahan seorang pengusaha yang sukses di usia muda siapa lagi jika bukan Daniel Satya Adiguna dan Nayra Aulia Alfiany. Seorang gadis yang awalnya hanya menjadi sekertaris sang Ceo dan kini gadis itu di persunting hingga menjadi istri.
Andrew mengepalkan tangannya dugaannya benar, jika keduanya punya hubungan lebih dari seorang atasan dan bawahan, terlihat dari cincin yang sama sama melingkar di jari manis masing masing.
Andrew tiba-tiba mengingat semua kenangan manisnya bersama Nayra dulu. Jika jujur Andrew mencintai gadis itu tulus tanpa punya niat apapun, tapi karena keegoisan sang ayah Andrew tak bisa apa-apa ia hanya bisa pasrah walaupun harus mengorbankan cintanya.
"Apa kau masih mencintainya.."Andrew menoleh pada sesosok Pria seumuran Daniel yang kini duduk di sampingnya. Pria itu menatap tajam ke arah televisi yang masih menayangkan berita viral tersebut.
"Tidak mudah aku melupakan nya kak.. sampai sekarang cinta itu masih ada.. namanya masih tersimpan disini.."Ucap Andrew menunjuk dadanya.
"Itu karena kau saja yang bodoh.. andai kau mentalaknya beberapa hari setelah menikah, kau bisa menyentuhnya dan merasakan surga dunia." ucapnya santai tanpa beban.
"Saat itu aku hanya menuruti kemauan papa kak... semua aku lakukan demi papa tidak lebih"
"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini.. kakak tidak Mau kau mengemis cinta pada wanita itu.." Tutur pria yang Andrew panggil dengan sebutan kakak itu.
"Ntahlah... aku tidak tau yang pasti aku tidak rela jika Nayra bahagia bersama pria itu.."sahut Andrew dengan mata yang lepas dari tayangan tersebut.
"Rebut Nayra dari pria nya... egoislah! buat wanita itu kembali luluh padamu. Aku yakin Nayra tidak akan bahagia bersama suaminya dan tentu kau takkan lupa kan dengan apa yang sudah putra Adiguna itu perbuat bukan? Gara gara dia... papa meninggal" Andrew menatap sang kakak yang kini bangkit lalu berjalan pergi meninggalkannya.
"Kakak benar... aku harus egois kali ini untuk mendapatkan apa yang aku mau, dan kali ini tiada boleh gagal.....
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Erlangga❤
eh kok aku curiga ya.. perusahaan yg di rebut daniel tuh perusahaan ayah nayra yg di rebut tama.. klo iya berarti secara gak langsung daniel ikut ngerebut
2023-10-19
1
Viena Alfiatur Rohman
Sumpah... klo gak mau senggaknya jangan di paksa gitu donk nielll... setelah tau masih perawan bangga
2023-10-19
1