Waktu berjalan begitu cepat. Semalam sudah berlalu kini matahari mulai muncul dari persembunyiannya, Memberi sinar cerah untuk penduduk di muka bumi ini.
Daniel mengerjabkan matanya ketika suara lemah lembut itu terdengar di telinganya. Perlahan mata itu terbuka, Daniel tersenyum pertama membuka mata yang ia lihat adalah wajah cantik sang istri, Sungguh bahagia rasanya.
"Bangun mas.. udah pagi emang gak mau ke kantor..."Daniel bangkit pria itu duduk meregangkan tangannya sembari menguap lebar,sebenarnya ia masih sangat mengantuk.
"Kalo masih ngantuk tidur lagi ajah..."Daniel tersenyum ia menarik tangan Nayra Agar duduk di sampingnya. Disentuh nya kening itu dengan perlahan dan penuh kelembutan.
"Masih sakit? "Nayra menggeleng memang sudah tak terasa sakit bahkan Nayra sudah lupa apa yang terjadi semalam.
"Kening aku luka dan memar mas.. mas ya.. yang semalam ngobatin"Daniel mengangguk sembari tangan kekarnya memberi elusan di pipi sang istri.
Mengingat pipi, Daniel kembali tenggelam dalam rasa bersalah. dulu pipi inilah yang sering ia jadikan sasaran bahkan hingga memerah. Daniel hanya berpikir saja bagaimana nanti jika sewaktu-waktu Nayra mengingat semua? Ya, Tuhan Daniel belum siap untuk itu. Sebagai seorang pria yang terlambat menyadari perasaanya tentu hal seperti ini yang selalu ada dalam pemikiran pria seperti Daniel.
Jika boleh meminta, pria itu tak ingin sang istri mengingat apapun lagi. Bukan egois, hanya saja pria es itu tak bisa membayangkan bagaimana dirinya nanti tanpa Nayra. Di tinggal koma berbulan bulan saja Daniel seakan gila apalagi jika bercerai sudah pasti wanita itu akan tekad untuk pergi jauh.
"Mas...
"Hah.. iya.. Kenapa?
"Kok melamun sih.. aku tuh dari tadi ngomong loh.." mendadak wanita itu kesal karena dari tadi berceloteh tapi sang suami tak menanggapi. Daniel tersenyum Nayra terlihat menggemaskan kalaulagi ngambek.
"Emm.. mas.. aku mau tanya sesuatu..
"Ohya mas lupa.. Andrew kemaren bilang kalo dia gak mau di ganggu katanya.. Sibuk banget banyak kerjaan" Tanpa di minta Daniel mulai menjelaskan semua nya, ia tau gelagat Nayra jika ingin menanyakan masalah Andrew walau sebenarnya penjelasan yang pria itu sampaikan itu adalah kebohongan belaka.
"Dia gak berubah ya... kalo sibuk susah di hubungi.."Ucap wanita itu sambil bangkit hendak keluar dari kamar.
"Mau kemana?
"Mau bantu bik Narmi mas siapin sarapan, mas kalo capek libur aja dulu..." Lanjutnya lagi, akan tetapi Daniel menggeleng.
"Nggak.. mas ada meeting hari ini.. "Nayra mengangguk sebelum akhirnya Wanita itu hilang di balik pintu.
Daniel menarik nafas menatap hilangnya punggung itu. Nayra sedang masa pemulihan saat ini, walau sudah sehat Tapi istrinya itu harus rajin kontrol takut terjadi sesuatu yang lain.
Daniel hendak bangkit ke kamar mandi, namun pria itu urungkan ketika mendengar suara getaran ponselnya. Dengan cepat pria itu meraih benda canggih miliknya dan langsung menggeser Ikon hijau itu ketika tau siapa sang penelfon.
"Ada apa?"
Deeeeggghhhh!
Ntah apa yang sang penelfon katakan. Yang pasti Daniel kembali meletakkan benda pipihnya itu di atas meja setelah selesai menerima panggilan dari orang yang sangat ia kenal. Jantung Daniel tiba-tiba berdegup dengan begitu kencang sepertinya saat ini dirinya akan mengetahui sesuatu.
"Gue yakin lu bakalan nyesel banget setelah ini.. di tambah perlakuan buruk lu terhadap Nayra dulu" Ucapan Jhosua membuat ia semakin penasaran saja. Lebih baik ia cepat membersihkan diri dan berangkat ke kantor. Sungguh ia sudah tak sabar dengan penemuan yang sang asisten temukan.
.
.
.
Pria tampan berusia tiga puluh tahun itu keluar dari mobil miliknya setelah sang asisten membukakan pintu. Keduanya berjalan masuk ke dalam gedung pencakar langit yang menjelang tinggi tersebut. Kedua pria tampan itu sepertinya dalam mode serius kali ini.. Daniel maupun Jhosua tak merespon sapaan-sapaan karyawan yang sempat menyapanya. Mungkin Daniel sudah biasa bagi mereka tapi untuk Jhosua? Pria itu tak seperti Daniel yang punya aurah Es di dalamnya jadi aneh saja jika Putra Dokter Romi itu ikut-ikutan dingin.
Bruuukk...
"Adduuuhh...."Seorang gadis meringis ketika merasakan sakit di bagian pantatnya. Kertas kertas yang ia pegang tadi sudah berhamburan kemana-mana gara-gara di tabrak seorang pria tampan yang kini melotot ke arahnya.
"Kamu tuh gimana sih.. liat liat donk.. kalo jalan..." Ucap pria itu berang. Lagi buru buru nih bocah malah alangin jalan. Gadis itu bangkit dan berkacak pinggang ikut melotot menatap pria di depannya ini.
"Situ yang nabrak kenapa situ yang emosi.."Ucapnya tak mau kalah enak aja dia yang di tabrak dia yang di salahin.
"Tapi jelas-jelas kamu itu ngehalangi jalan saya.. Sudah tau orang buru-buru juga.. makanya kalau jalan itu pakek mata! Jangan asal nyelonong saja.. "
"Sorry ya.. gue jalan pakek kaki bukan pakek mata" Jhosua menggeram udah buru buru tapi gara gara bocah ntah siapa ini bikin tensi naik pagi pagi.
"Heh... kau...
"Jhosss....Mau sampai kapan kau disitu?" Suara sedingin es itu mengagetkan jhosua yang hendak kembali berdebat. sungguh ia tak terima dengan ketidaksopanan gadis muda di depannya ini.
Jhosua sempat merapikan jasnya sebelum melenggang pergi meninggalkan gadis yang sejak tadi mengomel tak jelas itu.
Setelah sesaat Ada sedikit insiden tak membuat kedua pria seumuran itu lupa akan tujuannya. Daniel dan Jhosua langsung duduk menuju sofa ruangan yang begitu luas itu.
Untuk saat ini Jhosua cukup sangat serius Pria itu mengambil beberapa map serta laporan-laporan yang sepertinya sangat begitu penting, tak lupa menyalakan laptop dan menancapkan flashdisk disana.
"Lu bisa baca dulu.. karena cuma ini yang gue dapet dari orang suruhan gue.."Daniel menerima laporan itu pria itu memakai kacamata agar bisa leluasa membaca dan meneliti.
Deg! Jantung Daniel mendadak semakin berdegup kencang tak karuan. ia menatap Jhosua dengan tatapan yang begitu sulit di artikan.
"Jhos .. ini?
"Iya.. Tuan Radika Alfiany Ramadhan itu ada seorang pengusaha yang berjaya pada masanya. Dia pemilik Perusahaan AR group yang memiliki cabang dimana-mana di dalam maupun di luar negeri. Dan perusahaan itulah yang berhasil lu rebut dan lu kelola saat ini..."Dengan detail Jhosua menjelaskan apa yang ia cari tau selama dua hari ini.
Tubuh Daniel melemas, Pria itu tak tau tentang perusahaan yang sempat ia rebut dari seorang pria musuh bebuyutan sang ayah. Yang pasti pria es itu begitu bahagia ketika perusahaan super besar itu jatuh atas namanya. tentu semua itu bukan murni melainkan dengan cara licik.
Beberapa perusahaan AR group Daniel kuasai saat ini sisanya ia bikin bangkrut agar musuh ayahnya itu hidup menderita. Melihat kenyataannya kini yang ada dalam pikiran Daniel hanya Nayra. Pria itu bahagia bisa menguasai perusahaan itu tapi ia justru Menyiksa pewaris aslinya..
"Jhos....
"Iya ...
"Apa Aku sekejam itu?"
.
.
.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Erlangga❤
mending kamu harus kasih pengertian daniel ke nayra.. takut aja nayra salah pham nnti
2023-10-25
1
Viena Alfiatur Rohman
Penyesalan emang datang belakangan daniel klo di depan itu pendaftaran makanya kamu harus bner2 brubah
2023-10-25
1