"Tidak pernah tau tentang latar belakang sang istri, kini Daniel di suguhkan oleh sebuah kenyataan yang membuat jantung nya sejak tadi berdetak lebih cepat dari biasanya. Merasa tak tak asing dengan nama sang mertua Daniel akhirnya mencari tau siapa sebenarnya pria yang Bernama Radika Alfiany Ramadhan tersebut.
Ya, Sekarang ia ingat. Dulu ketika dirinya masih duduk di bangku SMA Danar sang ayah pernah bercerita tentang pria itu. Berbagai pujian terlontar dari bibir sang ayah saat itu.
"Papa sepertinya sangat mengidolakan pria ini..?" Sejak dulu ia sangat penasaran kenapa sang Papa selalu suka mengoreksi berita tentang Pria bernama Radika Alfiany Ramadhan. Berbagai info Danar ayah Daniel selalu tak ketinggalan berita tentangnya.
"Kau tau...pria ini sangat wajib kau tiru.. Dia ini adalah adik kelas Papa.. dia lahir dari keluarga sederhana, Tapi semangatnya yang membara membuatnya tak patah sedikit pun. hingga dia mampu mendirikan sebuah perusahaan dan sekarang perusahaannya bercabang dimana mana bahkan hingga luar negri... Papa sangat bangga padanya...
"Memang Papa tidak bangga sama diri sendiri.."Celetuk Daniel mencebikkan bibir, selalu saja papanya membanggakan pria itu.
"Ya pasti ... tapi Papa tidak seperti dirinya.. Papa punya perusahaan karena memang sudah turunan dari kakek buyutmu dulu.. Kalau dia beda.. dia memulai semua dari nol, mana setelah sukses makin rendah hati lagi gak sombong Seperti yang lain.
"Dia punya anak pa...
"Punya, cewek.. Tapi masih SMP...."
"Oh gitu ya.. eh pa, Papa mau tidak.. punya hubungan dekat dengannya...
"hm... hubungan kita sudah dekat kok.. bahkan sekarang Radika mau bekerja sama dengan Papa..
"Bukan pa... kan dekat sebagai rekan bisnis..Maksudnya hubungan dekat lainnya..
"Apa itu?"
"Nikahkan aku dengan anaknya..."celetukan itu membuat Daniel mendapat serangan di kepalanya..
"Sakit pa...
"Ngaco kamu.. tapi iya juga sih.. enak kali kalo Papa jodohkan kami sama anaknya.. bisa jadi besan..
mengetahui tentang kebenarannya kini Daniel terbang ke masa lalu. Ia tak lupa kerap kali sang ayah bangga dengan pria yang Bernama Radika tersebut. dan sekarang ucapan papanya jadi kenyataan mereka menjadi besan tapi bukan di dunia melainkan di alam lain.
Tidak sampai di situ saja, pria itu juga mengetahui kebenaran lainnya, Yaitu tentang perjodohan Nayra dan putra dari musuh bebuyutan ayahnya. Andi Pratama...
"Jadi Andrew itu anak si Badjingan itu....
"Betul... Nayra di jodohkan sejak dia berusia sembilan belas tahun, tepat usianya ke dua puluh Nayra dan Andrew menikah.. Dan saat itulah drama kehidupan Nayra di mulai... " Daniel mengepalkan tangannya mendengar semua penjelasan Sang asisten. Rahangnya mengeras dengan mata tajam menatap ke arah laptop di depannya.
Daniel menonton sebuah video yang beredar beberapa tahun lalu itu. Video berdurasi sekitar tiga menit empat puluh detik itu memperlihatkan seorang pria muda tampan mentalak wanitanya setelah sang pria menjadikan wanita itu sebagai istrinya. Tidak itu saja semua ungkapan Tuan Tama juga jelas disana dimana pria itu menggunakan cara licik agar Radika memberikan tanda tangan nya.
Sangat jelas Daniel melihat dengan mata kepalanya sendiri, dalam video itu terlihat Nayra menangis tersedu sembari menepuk dadanya berkali-kali, mungkin sesak karena merasa terkhianati hari itu.
Merasa tak tahan Daniel langsung menutup laptopnya. Ia ikut sesak merasakannya apalagi Nayra yang mengalami. Daniel mencengkram rambutnya kuat-kuat.
"Aaaaaarrrrggggg!! Gue harus gimana Jhos... "Pria dingin merasa hancur saat ini... Sungguh Daniel merasa bersalah ia memang ingin menghancurkan Tama dengan merebut semua harta milik pria itu tak terkecuali semua perusahaan nya. Ia ingin Tama menderita dengan cara membuatnya jatuh miskin.
"Gue tau lu merasa bersalah.. tapi gak semuanya salah lu...Lu merebut perusahaan Si Tama itu karena ingin membalas apa yang udah pria itu sering lakuin ke om danar, Dan lu gak tau kalo tuh perusahaan milik Bokap Nayra yang Tama rebut..
"Tapi gue ikutan terlibat Jhos.. jangan lupa beberapa cabang AR group gue bikin bangkrut dan sekarang bangunan itu udah terbengkalai gara gara gue.." Tidak ada lagi yang ada di otak Daniel saat ini, kecuali perasaan seorang wanita yang kian hari namanya kian melekat di lubuk hatinya yang paling dalam.
"Udah.. lu bisa jujur nanti ke Nayra setelah Nayra ingat segalanya. Lu jelasin pelan-pelan gue yakin kok nayra tuh bisa berpikir dewasa dan dia akan mengerti. Masalah gimana jelasin nya itu urusan nanti.. urusan belakangan, toh sekarang Nayra belum ingat apa-apa kan? Tugas lu sekarang cuma satu, beri Nayra cinta yang tulus setulus dia dulu mencintai lu.. Berikan Nayra perhatian yang lebih. Buat dia yakin seyakin yakinnya kalau lu suami yang baik dimatanya. Bukan iblis berwujud manusia yang kejam seperti masa lalu"Tutur Jhosua panjang lebar.
"Iya...
"Jangan iya iya ajah...udah mending lu sekarang istirahat di kamar.. lu kayaknya capek banget...
"Hem, gue emang gak bisa tidur semalem.. " ucap Daniel sebelum bangkit lalu meninggalkan Jhosua sendiri di ruangan itu.
.
.
.
Di sebuah kantin perusahaan besar itu, Beberapa gadis duduk sembari menikmati makan siangnya. Tak terkecuali seorang gadis berkemeja putih yang sejak tadi tiada henti berceloteh panjang lebar disana. Sementara yang lain hanya mendengarkan.
"Sumpah ya.. tuh cowok nyebelin banget.. Dia tuh tadi udah nabrak aku ampe jatoh... Eh bukannya minta maaf malah nyalahin aku balik..." Gadis bernama Larissa itu bercerita sambil tersulut emosi mengingat kejadian tadi pagi.
"Emang siapa sih Ris... Yang nabrak ..jadi penasaran" Salah satu teman larissa ikut bertanya, seorang karyawan yang lebih dulu bekerja disana.
"Ada deh kak.. pokonya orangnya itu jelek dan nyebelin sumpah...tapi bener nih kalo aku ketemu dia lagi akan aku timpuk tuh muka..biar cacat tuh sekalian mukanya.." Saking kesalnya larissa sampai berdiri, dengan botol air mineral di tangan gadis itu membuka tutupnya lalu meneguknya sedikit.
tanpa gadis itu sadari seorang pria tampan yang dibicarakan tengah memantaunya dari jarak yang tak terlalu jauh, bahkan Jhosua mampu mendengar semua yang terlontar dari bibir gadis itu.
"Setelah urusannya dengan sang direktur selesai pria yang biasa di panggil Pak Jhos itu keluar dari ruangannya. Pria itu masih ada urusan lain yang perlu di urus, yaitu memberi hukuman pada gadis yang tak sopan padanya.
"Hey.. kamu.."Karyawan pria dengan kopi di tangan itu menghentikan langkahnya. ia membungkuk hormat pada sang asisten kepercayaan bos besar di perusahaan itu tatkala memanggilnya.
"I... iya... pak...
"Kamu tau gadis itu?" tangan Jhosua menunjuk ke arah Larissa yang masih sibuk membicarakan dirinya.
"Oh itu Larissa pak.. Karyawan baru, baru kerja tiga hari..."Jelasnya sembari menunduk tak mau menatap pria itu jika dalam mode serius.
"Ok.. kamu boleh pergi.."Titahnya, karyawan itupun akhirnya pergi.
Jhosua kembali melangkahkan kakinya menuju gadis yang sejak tadi terus mengumpat dirinya itu. Jhosua melihat sekeliling dimana para karyawan menyantap makan siangnya. Jhosua terus melangkah lalu berhenti tepat di belakang gadis cerewet itu.
"Eeekkheeemmmmm" deheman itu membuat Larissa dan semua karyawan disana kaget. Dengan cepat semuanya berdiri, sementara Larissa hanya menoleh santai ke arah pria yang sejak tadi ia ghibahi.
Larissa hendak menyerang pria itu dengan jurus kata-katanya namun senggolan dari sang teman mengurungkan niatnya.
"Apasih..."Ucapnya kesal.
"Nunduk Ris.. kamu gak liat semua karyawan Nunduk hormat.."Bisik linda teman larissa yang cukup lama bekerja disana.
"Emang kenapa harus nunduk? asal kamu tau ya.. pria ini tuh pria nyebelin yang aku ceritain tadi yang berani nabrak aku tapi gak merasa bersalah" Semua karyawan menganga mendengar ucapan Larissa, apa gadis itu tak sadar, bicara seperti itu sama saja menggali kuburannya sendiri. Jhosua memang asisten tapi jangan salah, Dia begitu di hormati layaknya para karyawan dan bawahan lainnya menghormati Daniel sang Tuan besar mereka.
"Selamat siang semua.... "
"Siang pak...."mereka menjawab dengan serempak. sementara Larissa ia menganga, gadis itu Melihat sekeliling. Benar pada nunduk semua.. Larissa menatap wajah datar itu sebelumnya akhirnya gadis itu ikut menunduk.
"Ssssttt... dia siapa?" Bisik Larissa dengan suara sepelan mungkin.
"Dia pak Jhos... Asisten Di Rektur..."Larissa bungkam. Sepertinya dia salah bicara.
"Saya mencari karyawan baru yang bernama Larissa disini..?" Mendengar namanya di sebut Larissa memberanikan mengangkat kepalanya.
"Sa...Saya pak....
"Kamu ikut saya..." Larissa memejamkan matanya dengan berat hati gadis itupun mengikuti perintah Jhosua.
"Mati aku, Apa hari ini adalah hari terakhir aku kerja...
.
.
.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Erlangga❤
jodoh emang gak kemana jhos... cantik.loh
2023-10-26
1
Viena Alfiatur Rohman
Kyaknya jodoh si jhos nih
2023-10-26
1