Tepat pukul 19.00 Wib Sebuah mobil berhenti di depan rumah mewah bak istana Eropa itu. Daniel keluar dari mobil mewahnya lalu masuk ke dalam tempat tinggalnya bersama sang istri. Daniel langsung mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu, pria itu menyandarkan tubuhnya sembari memejamkan mata. Sungguh pria itu merasa begitu lelah malam ini.
Mengetahui sang suami pulang Nayra segera berlari ia sudah tak sabar ingin menanyakan kabar Andrew. Ya, wanita itu hanya ingin memastikan dan butuh penjelasan dari pria itu. Mereka sempat bertunangan tapi kenapa nikahnya dengan Daniel seorang pria yang asing menurutnya. Tapi dengan bukti yang ada Nayra percaya saja jika mereka sudah menikah.
Nayra sampai di ruang tamu, tapi wanita itu menghentikan langkahnya, Melihat sang suami yang seperti nya kelelahan Nayra berpikir dua kali untuk menanyakan Andrew. Walaupun tak bisa mengingat apapun tentu Nayra tetap ingin menjaga perasaan pria itu. Tadi saja setelah Daniel berangkat ke kantor, terbesit rasa bersalah dalam hatinya. Nayra ingat nasehat sang ayah jika sudah menikah jangan sekali--sekali menyebut atau membahas pria lain di depan suaminya.
Mengingat sang ayah Wajah Nayra yang tadi begitu bersinar kini menjadi redup. Ia tak ingat apapun bahkan kematian ayahnya pun ia tak ingat. Sewaktu di rawat di rumah sakit Nayra sempat bertanya pada Daniel dimana ayahnya, tapi pria itu mengatakan jika saat menikahi Nayra, Daniel mengenal dirinya sebagai yatim piatu.
Nayra ingin pergi ke makan pahlawan sejak kecilnya itu. Daniel mengatakan lain waktu saja, alasannya karena tak ingin terjadi apapun padanya mengingat wanita itu belum pulih sepenuhnya.
"Sayang.. sedang apa disitu..?"Suara itu mengagetkan Nayra yang sejak tadi melamun.
"Sini..."Daniel menepuk sofa kosong di samping nya memberi isyarat agar wanita itu mendekat. Nayra menurut saja, Wanita berusia hampir dua puluh enam tahun itu mendekat, belum juga sampai sang suami sudah menariknya ke atas pangkuannya.
Daniel medusel di dada wanita itu seakan mencari kenyamanan serta menghilangkan rasa lelahnya. hal itu tak luput dari mata Nayra yang menatapnya sejak tadi, membuat wanita itu benar-benar urung menanyakan kabar tentang Andrew.
Daniel menghirup aroma sang istri yang cukup membuat jiwanya tenang. Sungguh, Daniel merasakan kenyamanan. Kenapa bisa senyaman ini? Dulu saat Daniel lelah pria itu hanya berdiam diri di ruang kerjanya. Tapi sekarang sangat berbeda, andai dulu dirinya berusaha untuk membuka hati untuk Sang istri pasti kenyamanan semacam ini sering ia rasakan.
Nayra terkekeh geli ketika kepala itu semakin medusel di dadanya. Sebelah tangan Nayra terangkat mengelus kepala pria yang berstatus suaminya itu.
Daniel medongak, ia tersenyum meraih tangan sang istri lalu menciumnya.
"Aku capek... boleh gak aku minta sesuatu?
"Minta apa?
"Aku minta kamu yang ilangin capek nya aku Nay.." pinta daniel memelas. Nayra mengerjap pelan menatap mata tajam yang kini sendu itu. Nayra adalah wanita dewasa jelas ia mengerti makna tersirat dari permintaan sang suami.
"Boleh..." Mata lelah Daniel hilang begitu saja saat ia mendapatkan lampu hijau dari sang istri.
"Serius boleh...? "Tanya Daniel memastikan takut saja ia salah dengar.
"Iya, Aku istri kamu mas.. tentu boleh.."Tanpa pikir panjang pria Es itu menggendong sang istri menuju kamarnya, Tempat dimana ia akan menghilangkan rasa lelahnya. Tak ingin buang-buang waktu Daniel langsung menyergap sang istri.
Puasa lima bulan lamanya membuat Daniel hilang kendali. Pria itu seakan lupa pesan Dr.Romi bahwa harus menjaga sang istri agar tidak kelelahan karena Nayra masih dalam masa pemulihan.
Malam itu Daniel benar-benar bersemangat menyerang Nayra hingga tak ingat waktu. Rasanya pria itu benar-benar lupa jika beberapa saat lalu ia merasa begitu lelah. Ucapannya bahwa Nayra bisa menghilangkan lelahnya terbukti sudah.
"Ma...aaassss......"Wanita itu sudah mulai lelah. Daniel benar-benar gila malam ini.
"Sebentar lagi sayang..."Ucapnya semakin tak terkendali. Nayra mulai lemah ia sudah tak kuat kepalanya juga tiba-tiba sakit, bayangan abu abu seorang pria bermain di atasnya dengan begitu kasar terlintas di ingatanya. Tapi Daniel seolah tak peduli dan terus bekerja hingga akhirnya pria itu ambruk. Daniel membenamkan wajahnya di ceruk sang istri, namun pria itu bangkit ketika merasa tak ada pergerakan sama sekali dari Nayra, Pria itu bangkit..
"Nayraaaa!!
Di tepuk-tepuk pipi Nayra tapi wanita itu sudah tak merespon sama sekali. Bibir merah alami yang tadi begitu menggoda kini menjadi begitu pucat.
"Ya, Tuhan.. apa yang telah aku lakukan ..."
.
.
.
"Sepertinya anda memang ingin saya bunuh Tuan..."ucap Dokter Romi ketika selesai memeriksa istri dari putra Sahabatnya itu.
"Maaf dok... Lain kali tidak lagi.. Maaf saya lepas kendali..." Dengan sesal Daniel berucap.
"Maklum pa.. kan udah lama gak di asah takut karatan"Celetuk Jhosua sambil terkekeh membuat Daniel kesal setengah mati.
"Bisa kau diam...
"Sudah.. Saya mau pamit pulang Tuan.. anda Sungguh mengganggu istirahat saya.. "Ucap Dokter Romi sembari melenggang pergi di ikuti sang putra yang sejak tadi memasang wajah menyebalkan.
Seperginya sang dokter dan asisten nya itu Daniel menatap sang istri yang kini begitu tenang dalam mimpinya. Pria itu mengecup kening Nayra di sertai kata maaf setelah nya.
Tak ingin mengganggu sang istri, Daniel akhirnya memilih tidur sofa. pria itu sungguh menyesal, bisa bisanya ia kalah dengan nafsunya. Tak ingin terus berlarut-larut pria itu pun memejamkan matanya.
Plaaaaakkkk
"Kau memang istriku tapi satu hal yang harus kau ingat! kau itu tak lebih dari barang bekas yang berhasil aku pungut"
"Kau itu harusnya bersyukur jika bukan karena aku menikahimu.. kau tidak akan pernah menyandang status sebagai Nyonya Daniel Adiguna"
"Layani aku hingga puas, tapi sebelumnya jangan lupa, minum obat itu karena aku tidak mau punya anak dari barang bekas sepertimu..."
PRAANKKKK....
"Saakiiitttttt.....Sakiitt ..aku sudah tidak kuat..
"Saakiiittt...."Nayra terus mengerang kesakitan merasakan sakit di kepalanya. Semakin lama rasanya ingin mau pecah. Lagi-lagi bayangan seorang pria menyiksa seorang wanita terlintas, namun semua masih abu-abu Nayra tak tau siapa mereka.
Daniel langsung meloncat saat suara itu terdengar di telinganya. Daniel begitu terkejut melihat sang istri berada di atas lantai yang dingin dengan kedua tangan mencengkram rambutnya hitamnya kuat-kuat. Beberapa kali Nayra membenturkan kepada ke ke dinding dan sudut meja hingga menimbulkan memar serta berdarah di keningnya.
Di raihnya tubuh itu lalu memeluknya dengan begitu erat. Daniel tak bisa menahan air matanya kenapa Justru Nayra yang di siksa begini.
"Tenang sayang ya.... tenang... semua baik-baik saja.."Bisiknya di telinga sang istri.
"Sa...Sakit... maassss... A..aku tidak kuat....." Suara itu melemah dan pada akhirnya Wanita itu kembali tak sadarkan diri.
Daniel mengangkat tubuh itu lalu membaringkannya dengan hati-hati. Lagi-lagi pria itu kembali kepenyesalannya beberapa bulan lalu.
"Aku ingin kau mengingatku sebagai suamimu sepenuhnya Nayra.. tapi aku takut saat kau mengingat segalanya kau akan pergi meninggalkanku.."
.
.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Viena Alfiatur Rohman
Daniel mbok sabar dulu.. istri blum sembuh udah di gempur
2023-10-24
1
Erlangga❤
kena gempa ala daniel si nay.. makanya ngedrop..
2023-10-24
1
El Veena
Klo menurutmu sih pasti nnti Nayra bakalan mnta cerai lagi klo usah inget
2023-10-24
1