Hari-Hari berlalu begitu cepat, kini kondisi Nayra sudah membaik, Nayra pun mulai bisa pergi jalan-jalan walaupun hanya berkeliling di rumah besar itu. Sudah dua minggu lamanya, Nayra berada di rumah besar bak istana Eropa itu. Tapi sejak pertama menginjakkan kaki di rumah ini Nayra tak pernah di izinkan untuk jalan-jalan di luar.
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 Wanita cantik yang sedang amnesia itu duduk berdua dengan wanita berusia lima puluh tahunan. Duduk di kursi panjang di bawah pohon rindang.
Bi Narmi menemani Sang nona muda yang mengeluh merasa bosan di rumah terus. Bi Narmi sebenarnya juga kasihan, Semenjak pulang Sang Tuan muda sangat begitu posesif, Daniel selalu melarang Nayra pergi keluar dari rumah dengan alasan demi kebaikan dan kesehatannya. Nayra hanya menurut saja tapi nanti dia akan meminta sang suami menemani untuk pergi.
Di bawah pohon rindang yang tampak sejuk itu. Nayra dan bi Narmi sedang berbincang mereka bercerita kesana kemari untuk menghilangkan rasa jenuh.
"Tapi non udah gak pernah ngerasa pusing lagi kan?" Nayra menggeleng, Emang akhir-akhir ini Nayra sudah tak pernah mengalami pusing atau muncul bayangan abu-abu seperti biasanya.
"Udah gak lagi bik.. Tapi walaupun gitu, aku juga ingin ingatan aku kembali bik.. Gak enak tau kehilangan sepenggal ingatan itu. Rasanya tuh capek ...
"Oh ya bik... Aku boleh tanya sesuatu gak?" Istri Daniel itu menghadap ke arah wanita pengasuh Sang suami tersebut.
"Non mau tanya apa?
"E... Emang mas Daniel gak punya orang tua.."Ya, Nayra begitu penasaran saja. karena dari dia sakit dan di rawat di rumah sakit tak ada satu keluarga pun yang datang untuk melihat atau menjenguk dirinya. Hingga dia pulang pun tak ada satu keluarga dari sang suami yang datang, kecuali Jhos saja.
"Tuan itu yatim piatu non...
"Kayak aku berarti.." bi Narmi mengangguk
"Tuan Daniel yang dulu tidak seperti yang sekarang non.. Dulu Tuan itu ramah, banyak bicara , Dan sering senyum tidak datar dan dingin seperti sekarang ini.." Bi Narmi sedikit menjelaskan tentang Daniel yang sesungguhnya. Sikap Daniel yang datar dan dingin itu berawal dari sang ayah yang tiba-tiba meninggal dunia. Bi Narmi juga sedikit bercerita tentang Tuan danar yang tewas secara mengenaskan di ruang kerjanya, kemungkinan di bunuh.
Nayra hanya menjadi pendengar saja, hingga kepalanya mendadak pusing saat bi Narmi bercerita tentang perjodohan Nayra dan Daniel yang di lakukan Nyonya Saras. Bi Narmi panik, Wanita paruh baya itu segera menuntun sang nona masuk ke dalam dan menyuruhnya istirahat.
Bi Narmi langsung menghubungin Sang Tuan muda saat itu juga. Tak pikir panjang pria Es itu langsung pulang tanpa menyelesaikan pekerjaan nya.
"Maaf Tuan.. Saya gak tau..." Bi Narmi menunduk, Sungguh ia menyesal telah banyak bercerita tentang masa lalu Daniel di depan Nayra.
"Aku tidak masalah bibi mau bercerita apa, mungkin saja Nayra penasaran tapi Bibi perlu ingat jangan sesekali menyinggung tentang pernikahan kami." Daniel tidak mungkin bisa marah pada wanita ini, karena Daniel sudah menganggapnya sebagai ibu sendiri. Daniel hanya mengatakan saja agar bi Narmi tidak mengulangi kesalahan yang sama.
"Maaf Ya den... Janji gak akan Bibi ulangi lagi..
"Maaf Bi.. bukannya aku marah.. cuma untuk saat ini.. otak Nayra sangat sensitif. Nayra hanya ingat masa lalunya saja tanpa bisa mengingat masa kemarin.."Bi Narmi mengangguk, terbesit rasa sesal di hatinya. Tau akan begini mendingan gak di ceritain tadi.
Seperginya bi Narmi Daniel mengambil ponselnya lalu mengetikkan pesan untuk seseorang disana .
"Sorry bro.. gue gak bisa jemput lo di bandara, karena mendadak ada urusan"
.
.
.
Matahari yang sempat menyinari bumi dengan sinar cerahnya kini sudah tergantikan dengan rembulan yang bersinar menerangi gelapnya malam. Setelah selesai makan malam Daniel pamit ke ruang kerjanya menyelesaikan laporan-laporan penting yang sempat ia tinggal tadi siang.
Nayra yang kembali bosan mencoba keluar dari kamarnya, Tadi siang dia sudah berkeliling rumah itu dan sekarang ia akan menyusul sang suami ke ruang kerjanya. Ia jadi penasaran saja seperti apa ruang kerja suaminya, karena semenjak pulang Nayra memang betah berada di kamar.
Nayra sampai di depan pintu ruangan itu. Wanita itu mengetuk pintu sebelum akhirnya masuk. Daniel tersenyum melihat Nayra yang berdiri setelah menutup pintu.
"Kenapa berdiri disitu? Sini..."Nayra berjalan mendekati sang suami yang sepertinya sedang sibuk dengan laptopnya. Wanita itu berdiri di samping Sang suami yang terlihat fokus disana.
"Eeeiiittttt..."Nayra terperanjat kaget ketika sebuah tangan besar menariknya kemudian mendudukkan tubuh wanita cantik itu di pangkuannya.
"Maaasssss...." Nayra hendak bangkit tapi satu tangan Daniel menahan pinggang sang Istri agar tetap di atas pahanya.
"Biarkan aku pindah mas.. susah kamunya nanti.."Nayra kembali berontak namun wanita itu kembali diam ketika mendapat tatapan tajam dari sang suami.
"Udah kamu diem.. " ucap Daniel tersenyum manis ia memeluk wanitanya dengan erat sebelum akhirnya kembali sibuk dengan laptonya.
"Emang bisa ngetik sambil gini mas.. gak ganggu?" Nayra merasa tak nyaman dengan posisi nya. Takut saja menganggu pekerjaan pria itu.
"Bisa lah .. ini buktinya bisa..."Daniel sedikit mengangkat tubuh sang istri membenahi agar lebih merasa nyaman duduk di pangkuannya.
"Tuh bisa kan?" Nayra mengangguk, wanita itu tersenyum dan mulai duduk dengan tenang. Ntah kenapa Ia mulai merasa nyaman berada di pangkuan sang suami seperti ini.
Cukup lama Daniel berkutat dengan benda canggih di depannya itu. Hingga semua selesai Posisi mereka tetap sama. Daniel masih memeluk sang istri yang kini masih berada di atasnya.
"Mas ...aku boleh gak..jalan-jalan di luar. .. aku bosen mas...." Daniel Terdiam, Ia sebenarnya kasihan tapi pria itu takut saja jika Nayra kembali mengingat sesuatu apalagi tentang masa lalunya.
"Sayang... Bukannya aku ngelarang kamu cuma...
"Semua ini demi kebaikan kamu...Gitu kan.." Potong Nayra cepat, Daniel menarik nafas istrinya ngambek.
"Ya deh.. Besok kita jalan-jalan ok..."ucap Daniel akhirnya mengalah.
"Serius mas... " Daniel mengangguk dengan senyum hangatnya. Nayra memeluk suaminya sembari mencium pipinya dengan mesra.
"Kok cuma pipi.. Ini juga donk..." Dengan manja Daniel Menunjuk bibirnya.
"Iihh .. Nanti deh setelah ini.. aku kasih ya...
"Benar.....? "Nayra mengangguk, Daniel kembali memeluk tubuh itu dengan erat.
"Ohya mas.. Aku mau tanya sesuatu ke kamu..." Jika tadi sempat berbunga-bunga. Kini ntah kenapa Daniel merasa tegang sekarang.
"Ma.. mau tanya apa sayang..? " Firasat Daniel sudah tak nyaman. Takut Nayra melayangkan pertanyaan yang tak bisa ia jawab.
"Tadi pas aku keliling rumah ini..Kok aku gak liat ada foto kita mas.. Foto pernikahan pun gak ada..?
Deeegghhhn
"Astaga... apa yang harus aku Jawab sekarang?...
.
.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Farida Wahyuni
makanya kalau ga suka, jangan juga jadi jahat bgt, karna tuhan itu maha membolak balikkan hati manusia, nah sekarang kamu mau jawab apa atas pertnyaan nayra.
2023-11-06
1
Erlangga❤
klo aku jadi si nayra jlas bingung mau jawab apa.. masak klo udh gak ada foto nikahannya
2023-10-27
1
Viena Alfiatur Rohman
Jwab apa nnti si danel
2023-10-27
1