Azka sudah tidak tahan dengan tingkah Viona. Azka pun memutuskan untuk membawa Viona ke rumahnya. Tujuannya bukan untuk memperkenalkan Viona kepada keluarganya, melainkan meminta bantuan sang mami untuk membuat Viona menjauh dari hidupnya. Azka begitu yakin sang mami bisa. Sebab beliau sangat pemilih dalam hal calon menantu.
"Mam aku bawakan menantu untuk Mami," ucap Azka.
Keisha dan Arya yang baru tiba dari London beberapa jam yang lalu terkejut bahkan Arya sampai tersedak teh yang sedang ia minum. Keisha dan Arya saling menatap bergantian menatap Azka. Mereka melihat Azka mengganti tangan seorang gadis muda.
"Kamu bilang apa tadi, Nak?" tanya Keisha.
"Azka bawakan calon mantu untuk kalian. Nih orangnya." Azka menarik Viona menunjukkan gadis itu kepada kedua orang tuanya.
"Kenapa mendadak begini?" Arya masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Azka.
"Azka saja baru nemu di jalanan. Nih Azka bawa untuk kalian," ucap Azka.
"Apa? Nemu? Dia pikir aku ini kucing liar?" gerundel Viona di dalam hatinya.
"Azka ...." Keisha tidak tahu lagi berkomentar seperti apa. Satu hal yang pasti, Keisha tidak habis pikir dengan seenaknya Azka memberikan calon menantu seperti memberikan oleh-oleh.
"Azka tinggal ya. Gerah mau mandi." Azka pergi tanpa memperdulikan panggilan dari Keisha.
"Azka." Keisha menganga melihat Azka pergi meninggalkan Viona gadis yang tidak dikenalnya. "Dasar anak ini! Azka, tunggu!" Keisha mengejar Azka yang sudah masuk ke kamarnya sendiri. Sebelum itu Keisha melihat Viona sekilas.
"Azka." Keisha membuka pintu kamar Azka. Ia melihat sang anak sedang berdiam diri di balkon.
Mendengarkan suara sang mami membuat Azka menoleh. Ia segera mematikan rokok yang sedang dihisapnya.
"Azka, Mami butuh penjelasan darimu? Siapa gadis itu?" Keisha berjalan mendekati Azka.
"Calon menantu kalian," ujar Azka.
"Azka, jangan bercanda, Nak! Jawab dengan serius pertanyaan dari Mami!" sudah Keisha.
"Ck, Mam." Azka berdecak lalu masuk ke kamar.
Azka duduk di tempat tidur sembari mengusap wajahnya. Raut wajahnya menunjukkan rasa frustrasi.
"Ada apa, Azka?" tanya Kwin.
Awalnya Azka ragu untuk berterus terang akan Viona, tetapi Azka sudah tidak tahan dengan tingkah Viona yang sering membuat kekacauan. Azka akhirnya menceritakan kepada Keisha mengenai Viona dengan berat hati.
Keterkejutan tidak bisa Keisha sembunyikan manakala Azka menceritakan awal pertemuannya dengan Viona.
"Ya Tuhan, Azka!" Keisha menarik napas dalam tidak tahu harus berkomentar apa. Keisha merasa sudah kehabisan kata-kata.
"Mam ... sungguh Azka tidak sadar malam itu. Dan Azka yakin tidak melakukan apapun dengan setan kecil itu," ucap Azka.
"Jika kamu begitu yakin kenapa sekarang kamu ingin menjadikan dia sebagai menantu mami?tanya Keisha.
"Azka tidak sungguh-sungguh ingin menikahinya. Azka bawa dia ke sini karena Azka tahu Mami bisa membuat dia menyerah seperti perempuan yang dulu pernah Azka bawa ke sini. Tolong lakukan apapun agar dia pergi. Azka sudah tidak tahan mengahadapinya," ucap Azka.
"Kenapa kamu melibatkan mami dalam hal ini? Mami pusing berurusan dengan perempuan yang dekat denganmu. Tapi ... sepertinya dia masih anak-anak?" ucap Keisha.
"Maka dari itu Mam. Azka minta tolong lakukan appaun agar dia pergi jauh dari Azka,” mohon Azka.
Wajah memelas Azka justru membuat Keisha melipat bibirnya untuk menahan tawanya.
"Ck Mam ... jangan tertawakan Azka. Ini hal yang serius," decak Azka.
"Baiklah. Mami akan lihat apakah dia layak jadi istrimu atau tidak," ejek Keisha.
"Mam ...." Azka bertambah frustrasi oleh ledekan Keisha.
"Mami hanya bercanda, Sayang." Keisha mengusap rambut Azka. "Mami turun dulu ya. Mami mau siapkan makanan untuk kita."
"Ya, Mam. Azka juga ingin mandi," ucap Azka.
"Jangan lama-lama oke. Jangan buat calon istrimu menunggu terlalu lama," ledek Keisha.
"Mami ...." Azka merengek membuat Keisha tertawa.
******
Azka turun setelah mandi dan berganti pakaian. Saat berjalan menuruni anak tangga Azka berhenti sejenak. Keningnya mengerut saat mendengar suara tawa. Azka menoleh ke asal suara tawa itu, matanya membulat ia melihat kedua orang tuanya sedang mengobrol dengan Viona. Tidak jarang ketiga tertawa di sela obrolan itu.
Apa apaan ini? Aku menyuruh mami membuat setan kecil itu merasa tidak nyaman di sini tetapi kenapa mami membuat dia betah di sini?" batin Azka.
Azka kembali mengacak-acak rambutnya ia merasa gerah berada dekat dengan Viona. Azka tidak bisa melakuan apapun saat itu, ia hanya bisa menarik napasnya dalam-dalan memberikan kesabaran untuk dirinya sendiri.
"Mam apa makanan sudah siap. Azka lapar?" tanya Azka sembari berjalan menuruni anak tangga.
"Eh, kamu sudah selesai. Ayo kita makan malam bersama," ajak Arya.
"Ayo Viona kamu ikut juga," imbuh Keisha.
Hah? Mami kenapa? Apa dia lupa dengan permintaan aku?
Saat akan pergi Azka menahan sang mami tanpa diketahui oleh Arya maupun Viona. Azka langsung berbisik di telinga sang mami.
"Mam, kenapa Mami malah membuat dia betah di sini? Azka meminta Mami membuat dia susah dan menyerah untuk mengejar Azka," ucap Azka.
"Aduh gimana ya? Tadi Mami mau melakukan itu. Tapi ternyata Viona anak yang manis. Mami jadi tidak tega," ucap Keisha.
"Apa? Ya Tuhan, Mami." Azka mendesah kecewa.
"Sudahlah ayo makan dulu. Papi sama Viona sudah menunggu di meja makan." Keisha melangkah meninggalkan Azka yang sudah teramat frustrasi.
"Tapi ... Mam ...." Lagi-lagi Azka bisa mendesah kecewa.
Azka berdecak kesal sekaligus kecewa. Niatnya untuk membuat Viona mundur justru Azka merasa mendekatkan Viona dengan kedua orang tuanya.
Setelah makan malam Azka mengantar Viona pulang itupun dengan terpaksa karena orangtuanya yang meminta. Sepanjang perjalanan Azka tidak berhenti bergumam sendiri hal itu membuat Viona tertawa puas. Gadis itu merasa sudah menang dari Azka.
"Kamu ingin membuat aku menyerah? Tidak semudah itu," ucap Viona.
"Dasar perempuan menyebalkan!" gumam Azka.
Saat melewati jalanan sepi Azka menghentikan laju mobilnya dengan mendadak membuat tubuhnya dan Viona terhuyung ke depan. Beruntung mereka memakai sabuk pengaman menjadikan keduannya masih pada posisinya.
"Apa kamu sudah gila? Bagaimana jika ada mobil di belakang kita? Kamu mau membuatku celaka? Jika kamu ingin mati, mari saja sendiri.
" Cukup sudah! Aku sudah kehabisan kesabaranku! Apa sebenarnya tujuanmu terus mengejarku?" Azka menatap Viona dengan tajam.
"Harus berapa kali aku mengatakannya? Aku ingin meminta pertanggungjawabanmu," jawab Viona.
"Pertanggungjawaban apa?" Azka tersenyum sinis seolah sedang mengejek gadis yang ada di hadapannya.
"Kamu sudah merenggut kesucianku? Apa kamu sudah melupakannya?" ucap Viona.
"Oh ya? Aku bahkan tidak mengingat apapun bagaimana bisa aku melupakanya?" Azka melepas sabuk pengaman yang ia pakai lalu menarik tengkuk Viona. Kini jarak keduanya sangat dekat dan hanya beberapa centi saja untuk berciuman.
Viona yang mendapat perlakuan itu dari Azka merasa terkejut. Ia mencoba meloloskan diri dari Azka, tetapi tenaganya tidak sebanding.
"Jika memang begitu, kenapa aku tidak melihat darah perawan di ranjang itu. Tidak ada juga bekas jika kita sudah bercinta?" ucap Azka dengan tegas. "Jangan mencoba untuk membodohiku. Aku sangat berpengalaman dalam hal ranjang. Jadi jangan coba main-main denganku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Diana Susanti
hahahaha 😝😝😝😝
2024-07-19
0