Azizah mengikuti Daffa kembali ke Rumah Kakek Kipli. Daffa hanya mengambil barangnya yang ketinggalan. Namun, karena Mama Tini yang sangat senang karena anaknya itu sudah menikah dan ia punya menantu terus saja mengulur waktu agar pasangan pengantin baru itu berlama-lama dirumah Kakek Kipli.
"Sayang gimana malam pertamanya lancar?" tanya Mama Tini pada sang menantu. Daffa melirik Mamanya dengan kesal. Bisa-bisanya pertanyaan semacam itu ditanyakan didepan pasangan pengantin itu.
"Hmmm itu..." Azizah bingung mau jawab bagaimana. Jika jujur ia akan mempermalukan suaminya, dan sudah pasti Mama mertua nya itu akan memarahi anaknya karena kecewa tidak sesuai ekspektasinya.
"Lancar kok ma.." sambung Azizah, toh semalam tidak ada masalah berarti, itu artinya ia dan Daffa melewati malam pertama dengan lancar. "Serius? Enak ga?" tanya Mama Tini berbinar. Azizah melongo, apanya yang enak?
Walau berfikir sejenak, Azizah mengangguk. "Seganas apa Dafa sama kamu?" lagi, pertanyaan Mama mertuanya itu sangat aneh, Azizah tak tau mau menjawab bagaimana. Enak dan Ganas apa maksud mama mertuanya itu.
"Nggak kok ma, Mas Daffa lembut kok" fikir Azizah mungkin mama mertuanya ini mengira kalau Dafa akan bersikap kasar. Daffa melotot, ia merasa pembicaraan konyol ini tidak pantas dilanjutkan. Lalu mengajak Azizah untuk pulang kerumah.
"Nanti dulu dong... Mama masih mau ngobrol sama mantu mama, kamu posesif amat sih!" sewot Mama Tini. "Aku ga suka mama nanyain hal terlalu pribadi kayak gitu! Ini privasi pernikahan aku!" Dafa menunjukkan raut wajah tak suka. Mama Tini yang paham akan sifat anaknya itu akhirnya mengikhlaskan menantunya untuk dibawa pergi.
"Pelit banget sih Daffa, kan aku Mama nya, cuman penasaran aja gimana dia memperlakukan wanita, eh malah menyinggung privasi, anak zaman sekarang emang aneh" gumama Mama Tini.
Saat dirumah Azizah, tampak jika tante Niar dan keluarganya sedang beres-beres, Nampaknya mereka akan kembali ke rumah mereka hari ini. Tak terkecuali dengan anak tantenya. "Azizah, tante sama saudaramu yang lain akan kembali. Ingat nasehat tante yang kemarin kalau kamu tidak dapat menjadi istri yang baik maka berhati-hatilah!" . Azizah hanya menganggukkan kepalanya. Daffa yang tidak mengerti dengan bahasan mereka masuk duluan kedalam rumah.
"Mas..." Azizah memanggil lirih suaminya itu. "Ada apa?" tanya Daffa datar. "Tante Niar akan berangkat sekarang, mas diminta keluar" ucap Azizah.
"Sebentar" Daffa meletakkan beberapa barangnya dan keluar dari kamar mengikuti Azizah.
"Yasudah Daffa juga sudah ada, aku pamit dulu mbak... " Tante Niar menyalami tangan Mak Inah, menyalami Azizah, kepada bapak tante Niar hanya mengangguk saja, sebab bapak memang tidak bersentuhan dengan yang bukan mahrom.
Tante Niar mengulurkan tangannya kearah Daffa. Daffa yang tangannya berada didalam kantong celana hanya terdiam menatap tangan tante niar yang terulur. Tante Niar yang menampilkan senyuman, berubah menjadi wajah ketus lalu menarik tangannya kembali.
"Ga punya adab!'' gumam tante Niar. Lalu dia masuk kedalam mobil travel yang sudah menunggu.
"Mbak Aku pamit yaaa... Oh iya, kalau Mas Daffa kembali ke kota, hubungi aku ya... Kali aja bisa temu kangen keluarga" Fitri senyum-senyum tidak jelas didepan Daffa.
Daffa tidak menanggapi ucapan Fitri. Dia bahkan hanya diam mematung. Azizah yang sudah mendengar cerita Daffa tidak menaruh rasa curiga pada adik sepupunya itu.
***
Seminggu setelah menikah, Daffa memutuskan kembali kekota, ia harus menemui kolega bisnisnya. Karena ada sedikit kendala pada supply barang yang dibutuhkan ditoko bajunya.
"Barangmu sudah semua?" tanya Daffa ketika melihat Azizah terus menghitung didepan koper. "Rasanya sudah, aku ga bawa banyak barang mas" jawab Azizah.
"Temanku sebentar lagi akan datang, sebaiknya barang-barang ini dibawa keluar" Daffa menarik kopernya keluar kamar, lalu selanjutnya ia juga membawa semua barang yang sudah dibungkus rapi keluar.
Orang tua Daffa sudah terlebih dahulu kembali, begitupun dengan Deffi. Sehingga Daffa meminta temannya untuk menjemputnya kembali pulang.
"Mas... Itu mobilnya?" tanya Azizah ketika melihat sebuah mobil datang.
"Hmmm" Daffa berdiri dari duduknya. "Zah... Nurut sama suamimu ya... Jangan bikin susah" ucap Emak melepas putri semata wayangnya untuk ikut bersama suaminya. "Iya.. Kalau kemana-mana izin sama suami, gaboleh banyak tingkah, wajib melayani suami dengan baik. Jangan nakal disana!" nasehat bapak terhadap putrinya yang sedikit bandel itu.
"Nak Daffa, bapak minta tolong jaga Azizah ya... Kalau dia ada salah ditegur saja dengan lembut ya, jangan dimarahin, apalagi main tangan... Dia putri kesayangan bapak satu-satunya" Bapak menepuk bahu Daffa pelan. Walau selama semingu ini Daffa terpantau pendiam dan tidak tampak kesangarannya, namun hati bapak tetap was-was dan khawatir, ia bukannya tidak mau mempercayakan putrinya sepenuhnya pada pria itu, dia hanya termakan obrolan-obrolan tidak bermutu orang-orang mengenai penampilan Daffa yang bak seorang preman. Memang sangat lumrah dimasa saat ini, orang-orang menilai seseorang baik atau buruknya itu berdasarkan tampilannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
SR.Yuni
astaga...emang dunia halu tapi ya gak begini banget sampai malam pertama ditanyain, kecuali yg nanya itu BESTie kalo emak2 gini jadinya gak etis.
2024-06-26
1
User Minor
aku yg dh nikah juga malu denger pertanyaan kek gini/Drowsy//Facepalm//Facepalm/
2024-03-20
1