Daffa menyeruput kopi panas diteras rumah. Kembali dari Masjid bersama kakeknya tadi, dia memilih duduk diteras sambil menikmati hangatnya kopi.
Ujung matanya menangkap sosok wanita berkerudung pink yang keluar rumah sambil mengibas-ngibaskan uang dengan wajah sumringah.
Dafa tertarik dengan kelakuan wanita aneh itu. Ia terus menatap kepergian wanita itu. Tampaknya wanita tersbut terlihat sangat senang. Padahal semalam Daffa melihat bagaimana wajahnya tampak akan menangis.
"Bagaimana Daffa?" Daffa disadarkan dari lamunan kejadian tadi malam oleh kakeknya. "Tak masalah, tampaknya dia memang anak baik" jawab Daffa.
"Coba lah untuk dekat dengannya, kakek akan tanya kedua orang tuanya sekarang! Kakek berharap kamu sama dia cocok, dia anak baik dan sering kemari membantu kakek" Kakek Kipli berjalan ke arah rumah Bapak Ardi.
Daffa hanya menatap kepergian kakek ke rumah Bapak Ardi.
***
"Zah..." suara yang sangat dikenal Azizah membuat mood pagi nya yang bahagia retak berkeping-keping.
Bu Marni menghampiri Azizah yang baru saja kembali dari warung bakso. Heran bukan sepagi ini warung bakso nya sudah buka?
Karena pemilik warung bakso itu adalah Joko, pria yang usianya hampir kepala 4 itu sengaja membuka warung bakso dari pagi sampai malam. Joko pernah dibercandakan Azizah kalau Azizah sangat suka dengan bakso yang dijual warung Joko, bahkan Azizah berkata ia akan dengan senang hati sarapan, makan siang dan makan malam dengan bakso.
Itulah penyebab asal muasal salah satu cabang warung bakso punya Joko buka sedari pagi.
"Sarapan kok beli bakso Zah... Atau kamu sengaja ya mau tebar pesona sama si Joko...." Bu Marni mulai melancarkan aksinya. Sebab tadi saat Sholat Shubuh Azizah tidak datang sholat berjamaah, mungkin karna tamu bulanan atau memang sedang malas bertemu trio ibu-ibu rese-rese.
Azizah menatap bu Marni. Tumben sekali Ibu ibu rese satu ini hanya sendirian. "Sepet banget kek nya mulut bu Marni kalau sehari aja ga ngomongin aku ya?!" Azizah menatap kesal bu Marni.
Bu Marni yang ditatap begitu malah memalingkan wajahnya angkuh. "Halah... gausah sok jual mahal, kalau mau sama si Joko mah tinggal nikah aja" Bu Marni kembali mengeluarkan kata-kata busuk yang memancing Azizah.
Tiiitt....!!!
Suara klakson motor dan cipratan air kubangan yang tergenang karena hujan sebelum tadi shubuh mengagetkan Azizah dan Bu Marni. Tapi lebih kaget lagi bu Marni. Ia terkena cipratan air kubangan.
"Sialan kamu ya!!! Siapa sih yang bawa motor ga ada otak!" Bu Marni menggerutu kesal, niatnya tadi ingin membeli sarapan dia urungkan dan kembali berjalan ke arah rumahnya.
Azizah hanya menahan tawa melihat bu Marni yang kena tulah. Ia menoleh kebelakang 'terimakasih lagi, aku anggap kamu membantuku lagi' Azizah tersenyum menatap motor yang berlalu.
***
Sore ini Azizah sedang berusaha keras memetik mangga. Dia sibuk memegangi galah ke kanan dan ke kiri seraya berusaha menjatuhkan mangga.
Lagi-lagi, Daffa menikmati sorenya sambil menatap Azizah yang selalu ada saja yang dia lakukan. Dan malah sering kali muncul dimata pria itu.
"Kakek sudah bicara dengan Pak Ardi, dia setuju" kata-kata kakek mengagetkan Daffa. Pria itu menatap kakeknya. Kakek Kipli juga melihat kearah Azizah.
"Bantulah, anggap sebagai pendekatan padanya, biar ia tahu kalau kamu adalah pria baik!" kakek masih menatap Azizah. Calon cucu mantunya.
Daffa menuruti keinginan kakek. Ia berjalan ketempat azizah yang sibuk memetik mangga, namun yang jatuh hanya dedaunan nya saja.
Azizah menyadari jika ada seseorang yang menghampiri menghentikan kegiatannya sebentar. Azizah menoleh kebelakang dan melihat Dafa datang dengan muka datarnya.
'Astaga... Aku lupa mengembalikan utangku' batin Azizah kala melihat wajah Daffa. Kali ini menurut Azizah wajah Daffa tampak seperti penagih utang.
Daffa yang sampai ditempat Azizah hanya menatap azizah datar. Daffa juga bingung akan memulai bicara dari mana. "Hai... Maaf ya, tunggu sebentar" Azizah memberikan galah yang tadi ia gunakan memetik mangga kepada Daffa. Azizah lalu berlari kedalam rumah. Tak lama ia keluar lagi.
"Ini, utangku kemarin. Terimakasih" Azizah menyodorkan selembar uang 50 ribu. Dafa menatap uang tersebut. Lalu menatap Azizah kembali.
"Aku tak ingin uang itu" jawab Daffa. "Hah? Kan ini utangku, jadi aku bayar" Azizah terheran-heran.
"Aku tidak mau uang itu dikembalikan!" Daffa menatap Azizah dengan wajah tak berubah, masih datar. Azizah yang kebingungan wajahnya hanya melongo dan matanya berkedip beberapa kali.
"Tidak, aku harus membayar utangku!" ucap Azizah, apa pria ini menjebaknya? Atau ingin meminta bunga dalam utang nya?
"Kalau begitu menikahlah dengan ku, maka utangmu lunas!'' ucap Daffa spontan. Mata azizah membola. Ia sangat terkejut dengan ucapan Dafa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Sarah Yuniani
50 ribu baang .. rugi dong .. coba kalo 50 juta 😅
2024-10-15
0
Sari Maya
ciehhh dilamar dadakan 🤣
2024-09-16
0
Mukmini Salasiyanti
Aaaaa baper gak tuh??
ngajakin nikah pas njolok mangga?
😁🤣
2024-09-13
0