Malam itu Daffa menepati janji datang kerumah keluarga Pak Ardi dengan seluruh anggota keluarganya.
Kakek Kipli sudah duduk dengan sumringah, begitupun Papah Ahmad dan Mama Tini. Ia juga terus tersenyum tanpa lelah. 'Akhirnya penantian menunggu menantu selesai juga' batin mereka.
Tak kalah senang, Defi gadis berusia 24 tahun itu juga bahagia sekali. Akhirnya penderitaan dan teror kakeknya bisa usai juga.
"Makk... Kenapa semua keluarganya kakek RT kesini? Apa mereka mau numpang menginap? Rumah mereka kan baik-baik aja" Emak tertawa kecil mendengar penuturan Azizah.
Polos sekali anaknya itu. "Bukan, Daffa mau melamar kamu" emak tersenyum seolah menggoda Azizah.
Azizah yang tadi tengah mengduk teh terpaku. 'Jadi ucapan Daffa tadi siang akan jadi kenyataan? Ia akan jadi calon istrinya Dafa?' batin Azizah.
Walau terkejut, tidak tau kenapa Azizah rasanya ingin tersenyum. Apa ia jatuh hati pada pria dengan penampilan preman itu?
'Apa aku akan menikah sama dia? Berarti suamiku preman dong?' batin Azizah, walau seolah ingin mengeluh, tapi rasanya hatinya tengah bahagia.
"Ayo buruan Izah... Mau sampai kapan minumannya diaduk terus?" ucap Emak membuyarkan lamunan Azizah.
Azizah bergegas meletakkan minumannya diatas baki Emak. Lalu ia juga membawakan baki satu lagi yang berisikan biskuit untuk teman minum teh.
Entah kenapa rasanya dada Azizah sangat berdebar-debar. Ia sampai tidak sanggup menatap kearah keluarga kakek Kipli. Apa semua orang yang dilamar rasanya akan seperti ini?.
Perbincangan Bapak dengan keluarga Daffa terdengar seru. Mereka bahkan membicarakan sedikit banyaknya kehidupan masing-masing anak mereka yang akan dipersatukan untuk menikah.
"Insyaa Allah pekerjaannya Daffa mampu menafkahi Azizah dengan layak Ardi, Daffa akan menjadikan Azizah ratu dihidupnya sebab ia tak pernah sama sekali tertarik akan wanita lain. Bahkan dengan Mamanya saja ia menjaga jarak hahahha" Papa Ahmad meledek putranya itu karena memang kelakuan Dafa yang menurutnya terlalu berlebihan.
Daffa bahkan sudah pisah dirumah sejak masa awal ia berkuliah, padahal kuliah masih dikota yang sama namun ia malah memilih tinggal terpisah dari keluarganya.
Dafa tampak tenang saja, ia tak merespon apapun. Terkesan ia hanya orang biasa yang tak terlibat akan perundingan.
"Saya yakin akan hal itu Pak Ahmad, sebab putri saya ini biasanya jika ada yang melamar dia akan mengulur waktu dulu dengan berbagai alasan. Bahkan ia pernah menolak dijodohkan dengan salah satu anak kerabat saya karna si laki-lakinya punya banyak mantan pacar yang kebetulan dikenal baik oleh Azizah. Karna kali ini putri saya hanya diam dan bersikap tenang, saya rasa putri saya akan menerima niat baik keluarga bapak" Pak Ardi ikut merasa yakin jika Azizah akan tepat bersanding dengan Dafa. Meski tampilan Dafa yang seperti preman, mendengarkan kisah kehidupan Dafa yang hanya fokus pada pendidikan, pekerjaan dan urusan pribadi serta tidak mendengar suatu keburukan apapun yang disampaikan keluarga Dafa membuat Bapak Ardi yakin. Terutama dengan keberanian Dafa dan cerita emak jika Azizah rela memasak kue lapis yang membutuhkan kesabaran ekstra demi bisa memberikannya kepada Dafa.
'Semoga kali ini Dafa memang berjodoh dengan Azizah, putriku harus mendapatkan kebahagian dalam sisa hidupnya bersama orang yang tepat' batin Emak. Emak tampak tidak terlalu ikut menimbrung pembicaraan ia sibuk menatap Dafa. Ia hanya ingin mengamati apakah Dafa akan mengeluarkan reaksi berlebihan atau menampilkan sosok lain saat keluarganya menceritakan tentang dirinya.
"Baiklah kalau begitu, langkah awal dari perundingan ini bagaimana?" tanya Kakek Kipli. Bapak Ardi melihat ke arah Azizah dia menunggu Azizah untuk memberikan responnya. Pak Ahmad juga menatap putranya yaitu Daffa yang hanya diam bergeming tanpa memberikan respon sedikitpun.
Kalau menurut Mama sebaiknya pernikahan di antara kalian berdua harus dilaksanakan segera mungkin karena mengingat umur kalian yang sama-sama sudah dewasa dan pastinya akan lebih baik untuk meresmikan agar tidak timbul fitnah di luaran sana. Bapak Ardi ikut mengangguki pernyataan dari Mamah Tini ia terlihat tersenyum saat melihat penyambutan dari calon besarnya itu terhadap putrinya.
"Baiklah kalau begitu kita langsung saja menentukan tanggal untuk melaksanakan akad nikah karena memang sebaiknya di usia yang sudah matang ini mereka langsung saja akad tanpa harus banyak prosesi yang harus dilaksanakan" Ucap Kakek Kipli.
Azizah yang mendengarkan hal itu tampak terkejut walau sebenarnya dalam hatinya merasa bahagia dan merasa sedikit ragu. Ia menatap ke arah pria yang akan menikahinya.
Dengan bodohnya Azizah melihat ke arah Daffa yang ternyata juga menatap ke arahnya. Seper sekian detik mereka beradu pandang hingga akhirnya Azizah menundukkan kepalanya. Azizah menundukkan wajahnya terlebih dahulu karena merasa malu.
"Bagaimana menurutmu Azizah. Apakah kamu memang sudah yakin untuk menerima Dafa sebagai suamimu?" tanya Bapak. Dengan malu-malu Azizah hanya menganggukkan kepalanya. Kakek adalah orang yang paling bahagia saat ini karena akhirnya cucunya yang hampir karatan itu akhirnya menikah juga.
"Baiklah kalau begitu kita akan menentukan tanggal akad nikah untuk kedua anak kita. Menurutmu bagaimana Ahmad apakah pernikahan yang akan dilaksanakan di desa ini atau ada usulan tempat lainnya?" Bapak Ardi dengan serius bertanya kepada Papah Ahmad untuk memastikan mereka satu pendapat. Melihat ke arah kakek Kipli Apakah kakek Kipli akan mengeluarkan pendapatnya atau tidak.
"Aku akan menikahinya di desa ini saja karena aku ingin pernikahan ini dilaksanakan minggu depan".
Semua orang yang berada di dalam ruang tamu tersebut terkejut. Mereka melihat ke arah Daffa dengan tatapan sangat terkejut.
Deffi membatin 'Ternyata kakaknya ini jadi kebelet nikah kalau sudah ketemu dengan orang yang tepat'.
"Kamu tidak sedang bercanda akan menikahi Azizah minggu depan? Sedangkan pernikahan ini belum direncanakan dengan maksimal Apakah kamu yakin?" pertanyaan Papa Ahmad mewakili wajah terkejut semua orang.
"Memangnya ada hal penting lain apalagi yang harus aku tunggu?" pertanyaan Dafa tersebut menjadi jawaban atas pertanyaan sang ayah.
"Pernikahan memang tidak memerlukan syarat yang penting. Tapi sebaiknya tidak terlalu terburu-buru seperti ini nak karena ada hal lain yang harus disiapkan" nasehat Kakek Kipli.
"Bersabarlah sedikit kalau memang Azizah ini jodohmu Kalian pasti akan dipersatukan" ucap Mama Tini, ia tersenyum senang, rupanya putranya itu sudah sangat menginginkan seorang istri. Deffi ikut tersenyum meledek kakaknya yang terkesan tergesa-gesa. Azizah hanya terdiam. Ia berpikir sejenak. Apakah benar pria yang ada di depan ini serius untuk menjadikan dirinya sebagai seorang istri atau hanya ingin bermain-main saja untuk menyelesaikan urusannya dengan keluarganya yang selalu memaksanya untuk segera menikah.
"Hahaha Sudah-sudah jangan terlalu dipermasalahkan kakek mengerti baiklah jika itu memang yang kamu inginkan kita akan melaksanakan akad nikah minggu depan" Kakek paham akan perasaan cucunya itu.
"Cukup dengan acara kecil-kecilan saja, secara sederhana kita akan mencoba menghubungi petugas KUA untuk menanyakan apakah mereka bisa untuk menyelesaikan administrasi pernikahan ini dalam waktu 1 minggu ini dan segera itu kita akan melaksanakan acara resepsi sederhana di rumahmu Ardi" ucap kakek Kipli.
Bapak Ardi terlihat menyetujui perkataan kakek karena memang mereka sudah akrab sejak dari dahulu sehingga Bapak Ardi percaya akan keluarga kakek.
'Apakah minggu depan aku akan menjadi istrinya?' batin Azizah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Sitie Nurhalijah
cie cie jadi nikah🤭
2024-10-18
0
Sarah Yuniani
😂😂😂
2024-10-15
0
Mukmini Salasiyanti
semangat, zah!!!!
2024-09-13
0