Setelah kejadian mendebarkan semalam, kakek Kipli segera dibawa ke puskesmas. Walau awalnya kakek menolak, para warga tetap membawa ketua RT nya itu ke puskesmas. Bahkan mereka juga menghubungi keluarganya yang tinggal di kota, karena Kakek Kipli hanya tinggal seorang diri didesa tersebut.
"Pah, kakek ga kenapa-napa kan?" tanya Deffi. "Kalau kata Pak Mansur semalam tidak apa-apa, cuman Pak Mansur takut kejadian semalam terulang kembali, untung aja semalam ada tetangga yang sadar, kalau ga ada bagaimana?" Jawab Papa Ahmad air mukanya menunjukkan kekhawatiran.
"Daffa, kamu udah bawa semuanya kedalam mobil?" Mamah Tini yang baru saja keluar dari arah dapur sambil membawa rantang makanan bertanya kepada putra sulungnya yang baru saja datang dari pintu luar.
"Sudah Mah," Jawab Daffa. "Daffa, kamu lepas dulu itu anting ditelinga kamu, nanti kalau kakek kamu liat, dia jantungan bagaimana?" Papa Ahmad yang melihat tampilan anaknya yang layaknya seperti preman itu merasa jengkel karena tiap kali dinasehati anaknya tak pernah menurut.
"Gausah pah, kakek ga bakal terkejut," Jawab Daffa. Pria yang memakai Hoodie hitam, celana jeans robek-robek, berambut gondrong serta anting dikanan telinganya itu sedang mengikat rambut gondrongnya.
"Biarin aja pah, nanti orang dikampung kiranya cucu kakek jadi preman pasar dikota! Pantes aja ga laku-laku!" Defi mengejek kakaknya tersebut.
Daffa yang mendengarkan itu hanya diam saja. Ia tak pernah merespon apapun kata-kata yang menjelekkannya.
"Yaudah ayuk! Daffa kamu yang nyetir!" ucap Mama Tini yang berjalan duluan.
Keluarga tersebut mengendarai mobil kembali ke kampungnya. Tak masalah bagi Daffa untuk menyetir, sebab ia bisa menggunakan google maps sebagai panduan.
Toh ia juga sudah lama tidak pulang kampung. Terakhir saat adiknya itu lahir, kalau tidak salah saat usianya 5 atau 6 tahun. Setelah itu neneknya meninggal dan kakeknya lah yang memutuskan agar setiap saat ia rindu dia yang akan mendatangi anak, menantu dan cucunya itu ke kota.
***
Keluarga Bapak Ardi tengah sibuk membantu membereskan rumah Kakek Kipli. Azizah menyapu halaman kakek yang sedikit kotor karena daun kering pohon rambutan yang rontok.
Mak Inah sedang memasak didapur. Kakek diminta istirahat saja didalam kamar. Sedangkan Bapak merapikan ruang tamu, setelah sebelumnya merapikan 2 buah kamar yang memang sudah lama kosong dan berdebu.
"Ardi.. Terimakasih sudah mau membantu saya, saya bersyukur kamu dan keluarga mu sangat baik, kalau tidak ada kalian saya tidak tau nasib saya sekarang," Kakek Kipli yang keluar dari kamar duduk disofa.
Kakek Kipli keluar kamar, karna dia baru saja dapat telpon dari anaknya yang sudah hampir tiba.
Azizah yang masih menyapu melihat ada 3 ibu-ibu yang lewat dari arah warung Bu Eti yang menjual kebutuhan sehari-hari dengan lengkap.
"Eehhh Azizah... Lagi ada acara apa ini? Kok bantu-bantu beberes rumah Pak RT?" tanya bu Marni, ibu-ibu paling julid di kampung tersebut.
'Ya allah kuatkan hamba menghadapi trio julid ini' Azizah berdoa dalam hati.
Dengan senyum terpaksa Azizah menjawab. "Keluarganya Kakek RT hari ini balik kampung jadi saya bantu-bantu buk".
"Ooohhh begitu... Eh eh kamu diundang sama bu Yeni ga? Anaknya yang dokter itu mau nikah loh..." Bu Jamilah menimpali.
"Ada buk, kan acaranya 2 minggu lagi," jawab Azizah, perasaan tidak enak mulai menghampirinya.
"Padahal kan ya, si Jenni itu lebih muda dari kamu kan? Dia baru 27 kalau ga salah... Ih enak banget ya bu Yeni, udah anaknya cantik, pinter, dokter katanya suaminya anaknya itu kerja di balik layar buat film-film gitu," Ucap Bu Marni.
Azizah hanya diam saja. "Iyaaa Ni, katanya itu loh yang buat pilem horor Danur itu, ihh saya udah pernah nonton pilem itu dibioskop sama anak saya, bagus banget. Pasti kaya banget ya itu Mantunya si Yeni, pilemnya kan banyak yang nonton," Bu Jamilah menimpali dengan ekspresi wajah yang makin membuat Azizah kesal.
"Udah ah ibu-ibu kan kita tadi niatnya mau liat rumah Pak RT, kok malah cerita Bu yeni," bu Tessi menyanggah teman-temannya.
"Oh iya kamu kapan nyusul? Nanti kalau udah 30 susah loh jodohnya..." tanya bu Tessi lagi. Azizah hanya memasang wajah datar. Ingin mejawab takut dosa.
"Iya ih zah... Ibuk aja umur 28 kayak kamu udah anak 2 loh..." ucap Bu Marni. "Jamilah noh lebih hebat lagi, umur 25 anaknya udah 3 hahahah" celetuk Bu Marni.
'Iya, kan yang pertama lahir diluar nikah' batin Azizah.
Diitt.....
Suara klakson mobil yang panjang mengagetkan trio ibu-ibu itu. Mereka segera bergeser sedikit ke pinggir.
"Oalah... Sukses besar ya Anaknya Pak RT," ucap bu Marni melihat mobil anaknya Kakek Kipli yang masuk ke perkarangan rumah.
Azizah melanjutkan kegiatannya menyapu halaman yang tertunda karena meladeni ibu-ibu tukang gosip tersebut.
"Siang ibu-ibu," sapa Mama Tini saat turun dari mobil. Trio ibu-ibu penggosip itu mengangguk dengan menampilkan senyum Ramah nya.
Azizah hanya melirik sekilas saat keluarga tersebut satu-persatu turun dari mobil. "Zizah zizah... Syuut!!!" panggil bu Marni.
"Kamu liat tuh, supir anaknya pak RT, cocok tuh buat kamu..." ucap Bu Marni lagi. Azizah menoleh, ia terkejut melihat seorang pria yang duduk diteras dengan ditangannya menyulut sebatang rokok.
Tampilan pria tersebut membuat Azizah bergidik ngeri. Penampilan pria yang tampak seperti tukang begal itu malah dibilang cocok sama bu Marni buat dirinya. Benar-benar tidak waras.
Azizah melirik kesal kearah tiga ibu-ibu tadi yang sedang terkikik membahas Azizah yang menurut mereka cocok dengan Daffa, yang kata mereka supir. Padahal Dafa adakah cucu Kakek Kipli yang seorang pengusaha.
Azizah hanya menghembuskan nafas kasar, malas sekali meladeni ibu-ibu rese seperti mereka. Buang-buang waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Milady Adara
Cucu kepala desa apa RT ya..si daffa
2024-12-20
0
Sari Maya
Jgn menilai seseorang dr penampilan saja,bhkn yg pke jas rapi juga ada loh tukang tipu
2024-09-16
2
Mukmini Salasiyanti
wahhh
blm tau mereka...
ihhh emak2 rempoonggggg
2024-09-13
0