Calon Istri

"Saya ga bermaksud seperti itu" jawab Dafa. "Saya memang tidak ingin menagih utang yang kemarin, saya hanya bertanya apa dia mau menikah dengan saya" Dafa mencoba menjelaskan dengan hati-hati agar kesalah pahaman tidak melebar.

Emak terdiam, apa benar pria ini tidak mau menikah dengan wanita lain yang dipilihkan Ayahnya? Kenapa dia malah meminta langsung kepada Azizah untuk menikah dengannya.

"Kenapa kamu mau menikahi anak saya?" tanya emak, dia ingin memancing Dafa. Dia mau tau apa sebenarnya yang diinginkan pria preman ini.

"Kakek meminta saya menikah, menurut kakek dia baik, kakek sudah kenal dari kecil, jadi saya meng iyakan permintaan kakek" jawab Dafa dengan jujur.

"Kalau saya tidak memberi restu bagaimana?" emak menatap sengit pria preman itu. "Tak apa, saya tidak memaksa" jawab Dafa. "Saya pamit dulu" Daffa pergi meninggalkan Azizah dan Emak.

Azizah menatap Daffa dengan heran. Dipikirannya Dafa akan memaksa emaknya. Namun ternyata ia malah pergi begitu saja.

"Loh kok? Anak itu serius mau menikah atau tidak sih?!" gerutu emak. Ia jadi makin bingung. Kenapa malah tidak seperti yang ia bayangkan. Dipikiran Emak, ia sengaja memancing menolak Azizah dinikahi pria preman itu untuk membuktikan apa pria tersebut akan berkata kasar atau bersikap tidak sopan.

Namun, emak malah dibuat ternganga dengan sikap Dafa. Kenapa malah tidak sesuai ekspektasinya.

***

"Loh, kok kamu berubah fikiran?" Papa Ardi sedang duduk diruang tamu dengan istrinya.

"Orangtuanya sepertinya tidak merestui aku menikahinya, jadi tidak usah saja!" ucap Daffa santai.

Mama Tini bersedih hati, padahal kemarin baru saja ia merasa bahagia mendengar anaknya mengiyakan perkataan bapak mertuanya untuk menikah, mendadak sekarang malah Daffa menolak menikah.

"Ya ampun... Ya berjuang dong bang! Ish gimana sih!!! Ga ada effort sama sekali!" celetuk Defi keluar dari kamar.

"Aku sibuk, ga ada waktu buat hal ga penting" Papa ardi, Mama tini dan Defi melotot tak percaya. Bagaimana mungkin Daffa malah mengganggap berjuang untuk menikah bukanlah hal yang penting.

Takk!!!

Papa Ardi memukulkan koran digenggamannya kepada Dafa. "Papa ga mau tau, pokoknya kamu harus nikah Daffa!"

Dafa yang kesal melengos pergi keluar. Hari-harinya selalu diributkan dengan pembahasan mengenai pernikahan. Lama-lama Daffa merasa risih karena keluarganya terlalu mencampuri kehidupan pribadinya.

Kakek hanya terdiam melihat keributan didepannya. Dalam fikiran kakek, Ardi sudah menyetujui anaknya dinikahi cucu kakek, namun kenapa sekarang malah tiba-tiba menolak.

Siang itu Azizah berencana pergi ke tempat pengumpulan kompos. Ia ingin melihat bagaimana kegiatan warga disana.

Dengan berjalan santai Azizah malah merenungi permintaan pria preman tadi pagi. Jika biasanya Azizah akan didatangi keluarga pria yang ingin menikahinya dan yang menyampaikan maksud untuk menikah adalah ayah si calon mempelai, tapi, kali ini malah orangnya langsung yang datang mengajak menikah, sudah begitu mana baru kenal beberapa hari saja.

Sampai di tempat tersebut, Azizah hanya melihat dan bertanya-tanya sebentar. Ia kehilangan mood nya untuk berada disana setelah melihat ada trio ibu-ibu yang sedang berjalan-jalan.

Azizah pamit pulang dan berniat menghindari ibu-ibu tersebut. Malas sekali ia meladeni ibu-ibu dengan mulut nyinyir tersebut.

Azizah berjalan cepat, ia harus segera sampai ke rumahnya. Namun dijalan ia malah bertemu Joko didepan warung baksonya.

"Azizah... Kamu dari mana? nampaknya terburu-buru sekali" Joko menyapa Azizah. Dia baru saja meninjau salah satu cabang nya.

"Eh, om... Aku dari tempat pembuatan kompos, mau pulang" jawab Azizah. "Mampir dulu mau? Saya traktir makan bakso gratis" ajak Joko.

"Hmmm... Gausah deh kayaknya" jawab Azizah, ia melihat jika didalam warung sana ada Daffa. Si supir preman.

"Loh, tumben... Biasanya mau, jangan bilang ga enak karna sering saya traktir loh ya..." ucap Joko terkekeh, ia memang seringkali mengajak Azizah dan mentraktirnya bakso diwarung nya tersebut.

"Ga usah, om... Izah ga apa-apa. Lagi pengen pulang aja" jawab Azizah.

"Ehhem.... Lagi ada apa nih dua-dua an di pinggir jalan" Azizah mendengar suara itu menghembuskan nafas kasar. Sial sekali dia, berniat terburu-buru malah terkejar oleh ibu-ibu rese itu. Apalagi dia sekarang berada didekat warung Joko, dan apesnya lagi sama orangnya.

"Eh ibu-ibu... Mau mampir ya?" tanya Joko ramah."Ibu-ibu tersebut tersenyum sinis, mereka saling mengkode. "Iya nih, mau makan bakso, Azizah ikut sekalian yuk..." ajak Bu Tessi.

"Gausah bu, saya mau pulang" jawab Azizah. Bu jamilah segera menggandeng tangan azizah. "Loh kok pulang... Ayok ikut aja, kami yang traktir" Azizah dipaksa ikut masuk kedalam warung bakso.

Bersamaan dengan ibu-ibu tersebut, mereka memilih bangku yang berada berseberangan dengan Dafa. Dafa masih duduk disana untuk menghabiskan sebatang rokoknya.

"Joko.. Ayo ikut duduk disini" Bu Marni memanggil Joko yang berada didekat gerobak bakso, dia sedang memesankan bakso kepada karyawannya

"Iya sebentar..." jawab Joko. Azizah mulai merasakan perasaan tidak enak. Ia yakin ibu-ibu rese ini akan berulah.

Joko duduk dibangku disamping dafa. "Maaf ya mas saya duduk disini, soalnya meja lain penuh" ucap Joko ketika duduk disebelah Dafa.

Tak hanya Joko dan Dafa di bangku itu juga ada Bu Jamilah. Sedangkan diseberang meja ada Bu Marni dan Bu Tessi, mereka sengaja menyelipkan Azizah ditengah agar dia tidak bisa kabur.

"Eh joko, kamu belum ada niatan mau nikah lagi?" Bu marni langsung melancarkan aksinya. Joko hanya tersenyum tipis. Ia melirik Azizah, jika boleh jujur, Joko menaruh hati pada gadis berusia 28 tahun tersebut.

Namun Joko masih merasa segan jika mengutarakan perasaannya. Ia yang tahun ini berusia 40 tahun merasa minder dengan usianya.

"Kalau menurut saya nih ya... Kamu buruan nikah lagi. Ga kasian itu burung, pasti kangen sangkarnya hahahaha" Bu jamilah menimpali. Semuanya terkejut, bahkan raut wajah Azizah menunjukkan ketidak sukaan dengan frontalnya bicara bu Jamilah.

"Eh iya, ini si Azizah juga belum nikah-nikah, kapan kamu mau nikah zah umur udah tua loh itu, nanti susah punya anak" Bu Tessi menambah-nambahi. Ia tersenyum pada Bu Jamilah.

"Saya mau nikah kok" jawab Azizah. Semua yang ada disana terkejut. Mereka melihat kearah Azizah, termasuk Dafa.

"Masa??? Kok saya belum denger desas-desus calon mu?" Bu Marni yang duduk disamping Azizah mencoba memojokkan Azizah, Bu marni mengetahui Azizah pasti berbohong.

"Iya, kamu mau nikah sama siapa? Ga liat tuh saya ada yang kerumah kamu bawa lamaran?" bu Tessi menatap Azizah lekat.

Azizah kebingungan mau menjawab apa lagi, mau pergi pun pasti sulit, posisinya berada ditengah. Hanya kepada Allah lah Azizah meminta sekarang untuk diselamatkan.

Joko menatap Azizah intens. Kekhawatiran timbul dalam hatinya. Apa iya ada yang mendahuluinya melamar Azizah?

Azizah masih menunduk. Sedangkan 3 ibu-ibu tersebut menanti dengan tidak sabaran jawaban yang akan dikeluarkan Azizah.

"Jawab dong Zah, kamu mau nikah sama siapa? Jangan bikin penasaran" Bu Marni menyenggol lengan Azizah.

Daffa mematikan puntung rokoknya. "Sudah Cukup! Dia calon Istri saya! Berhentilah mengganggunya! Azizah, ikut saya pulang!" Daffa berdiri dari duduknya.

Semua mata tertuju pada pria preman itu. Joko lebih kaget lagi. ia mengkerutkan keningnya, tidak mungkin Azizah mau menikah dengan pria berandalan ini.

Azizah melihat kearah Daffa, dia menyelematkan wanita itu lagi dari mulut-mulut jahat ibu-ibu rese ini.

"Permisi bu..." Azizah berdiri ia beranjak keluar, bu Marni mengalah, ia membiarkan Azizah pergi bersama Daffa.

Joko menatap kepergian Azizah dengan sendu, apa iya Azizah akan dinikahi preman itu? Apa kah seputus asa itu sehingga dia menerima saja dinikahkan dengan pria yang tampilannya saja sudah sangat tidak jelas, apalagi pekerjaan dan kehidupannya.

Terpopuler

Comments

Miaw Shark

Miaw Shark

sampai sini dulu ya bacanya besok lanjut lagi

2024-02-20

0

Septichan16_Canon

Septichan16_Canon

iklan meluncur biar tambah semangat

2024-02-20

0

Atha Diyuta

Atha Diyuta

gapapa zizah biar preman asal dia setia dan brtgugjawab.

2024-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Usia 30
2 Kakek Kumat
3 Pulang Kampung
4 Pinjam 50 Ribu
5 Penampilan Bukan Isi Sebenarnya
6 Hutang dibayar Nikah!
7 Salah Paham
8 Calon Istri
9 Bukan Supir
10 Salah Paham Part 2
11 Pria Payah
12 Langkah Mendekat
13 Meminta Restu
14 Persiapan Menikah
15 Kecewa
16 Hari H
17 Tak Punya Rasa
18 Jujur
19 Tahan Godaan
20 Mertua yang Penasaran
21 Kejutan
22 Kejutan Lagi
23 Memiliki Seutuhnya
24 Wanita Lain
25 Fikiran Buruk
26 Istri Sewaan
27 Terhasut Emosi
28 Tugas Suami
29 Bertemu Adik Ipar
30 Resah
31 Berjuang Kembali
32 Resepsi
33 Bibit Saingan
34 Menunggu
35 Rencana Hani
36 Konflik Ringan
37 Percaya Aku Seutuhnya
38 Story
39 Cemburu
40 Bertemu Saingan
41 Memanas-manasi
42 Orang Baru
43 Curahan Hati
44 Takut Kehilangan
45 Musnahkan Sebelum Berkembang
46 Kedatangan Fitri
47 Minta Kerja
48 Suami Menyebalkan
49 Andai
50 Teman Baru
51 Sama-sama Takut Kehilangan
52 Fitri Melamar Kerja
53 Pilihan Sulit
54 Ribut Besar
55 Siapa?
56 Insident
57 Mempertanyakan Daffa
58 Rindu Berat
59 Bohongnya Azizah
60 Romantisasi
61 Masih belum
62 Pulang
63 Banyak Maunya
64 Daffa Sakit
65 Kejujuran Daffa
66 Kenyataan
67 Tuntutan Keluarga Gina
68 Menikah Lagi
69 After Menikah Lagi
70 Ajaibnya Azizah
71 Mengaku
72 Ayah Amatir
73 Khawatir Berlebihan
74 Ditemani Mertua
75 Datangnya Gina
76 Bicara Jujur
77 Jujur Pada Orangtua
78 Perhatian Mertua
79 Luluhnya Mama Tini
80 Solusi Bebas Puasa
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Usia 30
2
Kakek Kumat
3
Pulang Kampung
4
Pinjam 50 Ribu
5
Penampilan Bukan Isi Sebenarnya
6
Hutang dibayar Nikah!
7
Salah Paham
8
Calon Istri
9
Bukan Supir
10
Salah Paham Part 2
11
Pria Payah
12
Langkah Mendekat
13
Meminta Restu
14
Persiapan Menikah
15
Kecewa
16
Hari H
17
Tak Punya Rasa
18
Jujur
19
Tahan Godaan
20
Mertua yang Penasaran
21
Kejutan
22
Kejutan Lagi
23
Memiliki Seutuhnya
24
Wanita Lain
25
Fikiran Buruk
26
Istri Sewaan
27
Terhasut Emosi
28
Tugas Suami
29
Bertemu Adik Ipar
30
Resah
31
Berjuang Kembali
32
Resepsi
33
Bibit Saingan
34
Menunggu
35
Rencana Hani
36
Konflik Ringan
37
Percaya Aku Seutuhnya
38
Story
39
Cemburu
40
Bertemu Saingan
41
Memanas-manasi
42
Orang Baru
43
Curahan Hati
44
Takut Kehilangan
45
Musnahkan Sebelum Berkembang
46
Kedatangan Fitri
47
Minta Kerja
48
Suami Menyebalkan
49
Andai
50
Teman Baru
51
Sama-sama Takut Kehilangan
52
Fitri Melamar Kerja
53
Pilihan Sulit
54
Ribut Besar
55
Siapa?
56
Insident
57
Mempertanyakan Daffa
58
Rindu Berat
59
Bohongnya Azizah
60
Romantisasi
61
Masih belum
62
Pulang
63
Banyak Maunya
64
Daffa Sakit
65
Kejujuran Daffa
66
Kenyataan
67
Tuntutan Keluarga Gina
68
Menikah Lagi
69
After Menikah Lagi
70
Ajaibnya Azizah
71
Mengaku
72
Ayah Amatir
73
Khawatir Berlebihan
74
Ditemani Mertua
75
Datangnya Gina
76
Bicara Jujur
77
Jujur Pada Orangtua
78
Perhatian Mertua
79
Luluhnya Mama Tini
80
Solusi Bebas Puasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!