Penguasa Pedang Darah

Penguasa Pedang Darah

Keluarga Jin

Kota Awan Berkabut, terletak di bagian timur Kekaisaran Awan Surgawi, kota itu sangat aneh, karena pada siang harinya timbul kabut berwarna hitam dan pada malam harinya timbul kabut berwarna putih.

Kota itu keliling oleh hutan dan di pinggiran hutan bagian luar ada pegunungan yang mengitari seantero kawasan Kota Awan Berkabut dan hutan belantara.

Sehingga di bangunlah tembok yang memilikk tinggi sepuluh meter,lebarnya 5 meter dan panjangnya mengitari Kota tersebut, dan cuma ada empat pintu gerbang untuk masuk kedalam Kota, empat pintu gerbang itu berada di bagian barat, selatan, timur, dan utara.

Di bagian paling timur Kota Awan Berkabut, dekat dengan pintu gerbang kota bagian timur, terdapat pintu gerbang dari sebuah keluarga, dan di pintu gerbang bagian atasnya tampak tulisan "Keluarga Jin".

Di dalam gerbang ada lima gedung kuno yang teramat besar, dua gedung di bagian selatan, lalu dua gedung di bagian utara, dan satu gedung tinggi di bagian timur yang bertuliskan "Aula Utama'' di bagian atas pintunya.

Pada malam hari, di hutan Awan Berkabut bagian timur, tidak jauh dari kediaman Keluarga Jin. Di sebuah pohon besar, terdapat tiga sosok misterius yang sedang mengintai kediaman Keluarga Jin.

Di salah satu gedung bagian selatan di dalam keluarga Jin, terdapat tiga orang yang sedang duduk di ruang makan, satu orang wanita dengan rambut merah muda dan memiliki iris berwarna ungu kehitaman mamakai pakaian berwarna ungu itu sangat anggun.

Dan satu orang pria paruh baya yang mempunyai rambut hitam yang panjang, memiliki wajah yang sangat lembut bagaikan angin yang sedang menyentuh kulit serta memakai pakaian berwarna hitam.

Serta seorang remaja yang tampak lemah, dia memiliki rambut berwarna hitam dan iris mata yang berwarna ungu kehitaman dan memakai pakaian dasar berwarna hitam dengan corak yang berwarna emas di pakaian bagian dadanya dan remaja itu bernama "Jin Xian''.

Wanita berambut merah muda itu bernama "Shang Li'er". Dan pria paruh baya itu bernama "Jin Shuang".

Remaja itu berkata terhadap wanita berambut merah muda tersebut "Ibu, apakah ibu akan menemaniku bermain besok?''

Wanita itu mengangguk dan tersenyum, lalu berkata "tentu saja! Xian'er... Ibu akan menemanimu selalu!'' tapi di dalam senyumannya itu menyembunyikan kekhawatiran yang sangat besar.

Dia khawatir terhadap anaknya yang berumur 13 tahun yang tidak memiliki basis kultivasi.

"Xian'er, jika sudah selesai makannya, tidurlah ini sudah larut malam.'' kata Jin Shuang.

"Baiklah, ayah.'' jawab Jin Xian.

"Ibu... Ayah, aku tidur duluan ya."

Jin Xian pun berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya di bagian utara.

Setelah Jin Xian meninggalkan ruang makan tersebut, Shang Li'er berdiri dari duduknya kemudian berjalan menuju Jin Shuang, lalu dia duduk di pahanya Jin Shuang, punggungnya berada di tangan kanan Jin Shuang dan kakinya di taruh di tubuh sebelah kiri Jin Shuang, tangan nya yang lembut melingkar di leher Jin Shuang.

Sepasang suami istri tersebut berbincang-bincang di ruang makan.

"Kak Shuang... Apa yang harus kita lakukan? Adikmu, Jin Liang selalu mengincar kedudukan kepala keluarga milikmu!?" tanya Shang Li'er dengan sedikit khawatir.

"Li'er... Jangan khawatir, aku pasti akan berusaha untuk menghentikan adikku, agar tidak mengganggu kita" jawab Jin Shuang.

"Tapi, bagaimana jika Jin Liang bersikeras untuk mengambil kedudukanmu?" lanjut Shang Li'er.

Jin Shuang menggelengkan kepalanya lalu berkata "Li'er... Aku tahu apa yang kamu khawatirkan, namun adikku tidak mungkin melakukan hal yang sangat keterlaluan, jika dia tidak diancam ataupun di paksa.''

"Tapi dia sudah menghilang selama satu tahun, aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan ketika kembali ke kediaman keluarga Jin," ucap Shang Li'er.

"Hais... Dia sudah meninggalkan keluarga Jin, selama satu tahun. Aku sangat paham dengan temperamen adikku. Li'er kamu tenang saja, aku tidak akan membahayakan dirimu," kata Jin Shuang.

"ini sudah larut malam... Li'er! mari kita tidur." Jin Shuang melanjutkan perkataannya, lalu sepasang suami istri itu berdiri dari duduknya dan berjalan bersama menuju ke kamar.

Pagi harinya, di Aula Utama kediaman keluarga Jin di adakan acara penyambutan Walikota dari Kota Awan Berkabut. Suasana yang sangat-sangat ramai, banyak rakyat berbondong-bondong datang untuk menyaksikan datangnya Walikota ke kediaman Keluarga Jin.

Dari kejauhan, terlihat kereta kuda yang sangat mewah melintasi pasar di jalanan yang ramai, dari arah barat ke arah timur. Kereta kuda itu di kawal oleh enam orang yang menggunakan kuda. Ke enam orang itu menggunakan jubah hitam misterius dan wajahnya tertutup oleh penutup wajah yang sangat-sangat tertutup, yang bahkan hanya kelihatan mata nya saja oleh orang-orang di sekitarnya.

Bebarapa saat kemudian, Kereta kuda tersebut sudah sampai di depan pintu gerbang kediaman Keluarga Jin yang di jaga oleh dua penjaga gerbang di bagian kiri dan kanannya. Penjaga gerbang pun membuka gerbangnya, setelah di buka mereka menunduk dan mengucapkan "Selamat datang tuan Walikota."

Walikota dengan para pengawalnya pun melajukan kereta kudanya ke halaman depan Keluarga Jin yang sangat-sangat luas, yang luasnya berkisar 200 m². Dan memarkir kereta kudanya di depan Aula Utama Keluarga Jin.

Beberapa saat kemudian, keluar dua orang dari dalam kereta kuda. Satu pria dan satu wanita, pria itu memiliki tubuh yang besar dan tingginya mencapai 190 cm, rambutnya panjang dan berwarna kuning dengan beberapa rambut berwarna putih di kepala bagian kanannya dan dia terlihat tegas namun memiliki sifat yang licik melintas di wajahnya.

Dan wanita yang bersamanya memiliki rambut berwarna putih yang terlihat seperti bunga teratai yang sedang mekar, dia terlihat seperti berumur 20 tahun, namun sebenarnya dia memiliki umur lebih dari 30 tahun dengan pupil berwarna hitam, dia memiliki wajah yang menawan walaupun sudah ber umur lebih dari 30 tahun, karena dia merupakan keturunan bangsawan.

Para anggota dari Keluarga Jin menyambut Tuan Walikota dan istrinya di depan Aula Utama Keluarga Jin. Para anggota keluarga Jin tersebut mempersilahkan masuk Tuan Walikota dan istrinya.

"Silahkan masuk, Tuan dan Nyonya Walikota."

Walikota dan istrinya pun berjalan masuk melewati karpet berwarna merah. Di sebelah kanan dan kiri karpetnya masing-masing terdapat 6 kursi dengan meja di setiap kursinya, dan di ujung karpetnya terdapat dua kursi dengan satu meja yang di duduki oleh kepala Keluarga Jin dan istrinya yakni Jin Shuang Dan Shang Li'er.

Jin Shuang dan Shang Li'er yang melihat tuan Walikota dan istrinya tiba di dalam Aula Utama itu pun berdiri dari duduknya lalu berkata "selamat datang di Aula Utama Keluarga Jin, Tuan dan Nyonya Walikota.''

Jin Shuang mempersilakan duduk Tuan dan Nyonya Walikota, "Silahkan duduk." Jin Shuang menunjuk ke arah kursi bagian kanan karpet berwarna merah. Dan kursi yang tersisa di tempati oleh para tetua Keluarga Jin.

Lalu Jin Shuang dan Shang Li'er duduk kembali, dan Jin Shuang bertanya kepada Walikota "tuan Walikota, apakah ada yang perlu kami bantu? Mengapa anda sendiri datang ke kediaman Keluarga Jin saya?''.

Walikota menjawab dengan nada sombong, "apakah anda mempertanyakan saya? Apakah saya perlu melapor pada anda jika saya datang ke wilayah saya sendiri? '' dia berkata seperti itu karena merasa tidak di hormati, di mana dia hanya di persilahkan duduk di bagian kanan karpet merah dan bukannya di ujung karpet merahnya.

Walikota juga memang sudah memiliki dendam lama dengan Jin Shuang, karena bentrokan yang terjadi di sebuah reruntuhan kuno di Kota Awan Api.

Setelah mendengar perkataan dari Walikota, seluruh ruangan Aula Utama menjadi tegang, para tetua Keluarga Jin yang berada di Aula Utama menjadi sangat marah, namun tidak ada yang berani menyinggung tuan Walikota.

Jin Shuang yang merupakan kepala Keluarga Jin itu pun berdiri dan berkata dengan marah "apakah anda di kediaman Keluarga Jin saya, hanya untuk mempermalukan Keluarga Saya... Ha?''

Tuan Walikota yang mendengar ucapan dari Jin Shuang itu pun ikut berdiri dan berkata "ha ha ha ha.. Jin Shuang apakah kau pikir Keluarga Jin mu mampu menghadapi amarahku, jika kamu menyinggung ku!'' nada yang keluar dari mulut tuan Walikota terlihat meremehkan Keluarga Jin yang sudah menurun kekuatannya.

"Apakah anda berpikir bahwa Keluarga Jin saya bisa anda permalukan seenaknya...tuan Walikota!!!'' jawab Jin Shuang. Lalu melanjutkan perkataannya, "Sepertinya anda kemari hanya untuk mencari masalah dengan keluarga Jin kami!"

"Ha ha ha ha... Jin Shuang bukankah Keluarga mu sekarang tidak ada seorang pun yang mencapai tingkat Tubuh Beladiri,bukan?bukankah ayahmu Jin Leisha sudah meninggal!'' Walikota terus tertawa dan mengejek Keluarga Jin.

Jin Leisha adalah mantan kepala Keluarga Jin sekaligus ayah dari Jin Shuang dan satu satunya orang yang mencapai tingkat tubuh beladiri dalam 50 tahun terakhir di Keluarga Jin.

Tingkat tubuh beladiri? Apa itu?

Di dunia yang menghormati kekuatan ini, kekuatan adalah segalanya, yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan di tindas. Sedangkan kekuatan di Dunia bela diri ini terbagi menjadi beberapa tingkatan yakni :

Praktisi Beladiri

Qi Beladiri

Tubuh Beladiri

Leluhur Beladiri

Langit Beladiri

Dan di setiap tingkatannya terbagi menjadi 10 level yang di mana 1 level nya saja sudah sangat jauh perbedaan kekuatannya.

Dan di setiap levelnya terbagi menjadi 4 tahap yakni :

Tahap Awal

Tahap Menengah

Tahap Akhir

Tahap Puncak

Jin Shuang dan para tetua terkejut setelah mendengar perkataan dari Walikota. Sebab kematian Jin Leisha adalah rahasia terbesar di keluarga Jin.

"Bagaimana Walikota bisa mengetahui rahasia Keluarga Jin saya? Apakah ada penghianat di dalam Keluarga!'' gumam Jin Shuang sembari memikirkan siapa penghianat yang membocorkan rahasia Keluarganya sendiri.

"Ha ha ha... Sepertinya sudah saatnya bagiku untuk merubah tatanan Kota Awan Berkabut!'' kata Walikota dengan nada yang sangat mengancam, bukan hanya keluarga Jin, bahkan rakyat.

Karena tidak ada satu orang pun yang bisa melawan Walikota setelah Walikota di promosikan tingkat kultivasinya, dari seorang master tingkat Tubuh Bela diri puncak level 1 menjadi master tingkat Tubuh Beladiri awal level 2.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Tiana

Tiana

up terus

2023-11-26

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan Thor 😛😀💪👍🙏

2023-11-10

1

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Awal cerita yang menarik 😛😀💪👍👍

2023-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Keluarga Jin
2 Tragedi di reruntuhan kuno
3 Peperangan di keluarga Jin
4 Duel Jin Shuang Vs Pria Bertopeng
5 Bantuan dari pihak Yun Changkong
6 Perpisahan antara Ibu dan Anak
7 Melawan sekumpulan binatang buas Serigala Perak
8 Bertemu dengan seseorang di hutan Awan Berkabut
9 Sekte Kultivasi Dewa
10 Menemui sang penyelamat
11 Menjadi Murid kedua Jian Jing Tian
12 Menemui Kakak Senior
13 Berbincang-bincang di perjalanan
14 Hutan Bambu Makam Ular Giok
15 Berlatih pedang di hutan bambu
16 Lautan kesadaranJin Xian
17 Menuju Aula Tetua sekte Kultivasi Dewa
18 Aula Tetua
19 Membahas tentang keluarga Jin
20 Kehebatan Guru?
21 Perpisahan antara Shang Luo Ying dengan Jin Xian dan Gurunya
22 Lahirnya seorang jenius
23 Tempat penginapan
24 Jin Xian terlalu pesimis dengan kekuatannya
25 Berlatih melawan Singa Api
26 Hidangan daging Singa Api
27 Rubah Seribu Petir
28 Bertempur melawan sekelompok Rubah Seribu Petir
29 Pemimpin kelompok Rubah Seribu Petir
30 Hutan Kutukan Surgawi
31 Tiga sosok misterius
32 Pemuda yang sombong
33 Liu Mei sang pengurus "Tempat Lelang Seribu Bencana"
34 Lelang Pertama
35 Kediaman Keluarga Jin
36 Kedalaman Hutan Belantara Barat
37 Serigala Perak
38 Sekte Kultivasi Dewa
39 Air Terjun
40 Dendam
41 Shang Luo Ying
42 Bambu Makam Ular Giok
43 Simbol Pedang
44 Kota Awan
45 Keluarga Lei
46 Langit Bela Diri
47 Pedang Dewa
48 Singa Api
49 Penguasa Awan
50 Binatang Spiritual Tingkat 2
51 Yun Hei Hu
52 Wenti Luoyang
53 Lelang Dimulai
54 Rumput Bulan Anyer
55 Pil Penerobos Langit
56 Tombak Raja Tirani
57 Hun Youming Vs Ye Jun
58 Penjelasan Beberapa Hal
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Keluarga Jin
2
Tragedi di reruntuhan kuno
3
Peperangan di keluarga Jin
4
Duel Jin Shuang Vs Pria Bertopeng
5
Bantuan dari pihak Yun Changkong
6
Perpisahan antara Ibu dan Anak
7
Melawan sekumpulan binatang buas Serigala Perak
8
Bertemu dengan seseorang di hutan Awan Berkabut
9
Sekte Kultivasi Dewa
10
Menemui sang penyelamat
11
Menjadi Murid kedua Jian Jing Tian
12
Menemui Kakak Senior
13
Berbincang-bincang di perjalanan
14
Hutan Bambu Makam Ular Giok
15
Berlatih pedang di hutan bambu
16
Lautan kesadaranJin Xian
17
Menuju Aula Tetua sekte Kultivasi Dewa
18
Aula Tetua
19
Membahas tentang keluarga Jin
20
Kehebatan Guru?
21
Perpisahan antara Shang Luo Ying dengan Jin Xian dan Gurunya
22
Lahirnya seorang jenius
23
Tempat penginapan
24
Jin Xian terlalu pesimis dengan kekuatannya
25
Berlatih melawan Singa Api
26
Hidangan daging Singa Api
27
Rubah Seribu Petir
28
Bertempur melawan sekelompok Rubah Seribu Petir
29
Pemimpin kelompok Rubah Seribu Petir
30
Hutan Kutukan Surgawi
31
Tiga sosok misterius
32
Pemuda yang sombong
33
Liu Mei sang pengurus "Tempat Lelang Seribu Bencana"
34
Lelang Pertama
35
Kediaman Keluarga Jin
36
Kedalaman Hutan Belantara Barat
37
Serigala Perak
38
Sekte Kultivasi Dewa
39
Air Terjun
40
Dendam
41
Shang Luo Ying
42
Bambu Makam Ular Giok
43
Simbol Pedang
44
Kota Awan
45
Keluarga Lei
46
Langit Bela Diri
47
Pedang Dewa
48
Singa Api
49
Penguasa Awan
50
Binatang Spiritual Tingkat 2
51
Yun Hei Hu
52
Wenti Luoyang
53
Lelang Dimulai
54
Rumput Bulan Anyer
55
Pil Penerobos Langit
56
Tombak Raja Tirani
57
Hun Youming Vs Ye Jun
58
Penjelasan Beberapa Hal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!