Di sebuah ruangan, terdapat kasur berwarna putih, yang di atas kasurnya terdapat Jin Xian yang masih belum sadarkan diri.
Sinar matahari yang sangat cerah masuk ke dalam ruangan tempat Jin Xian tinggal, setelah jendela ruangan tersebut di buka oleh seseorang.
Cahaya matahari yang menyilaukan mata itu, menyoroti tepat di mata Jin Xian.
Membuat Jin Xian yang sedang tidak sadarkan diri sedikit bergerak, dan matanya berkedip-kedip karena terlalu silau. Jin Xian yang menyadari itupun kemudian membuka matanya dengan perlahan, lalu dia dengan cepat bangun dari tidurnya, dan dia kemudian menengok ke kanan dan ke kiri.
"Di mana ini...?," ucap Jin Xian dengan nada yang masih sangat lemas karena baru bangun dari tidak sadarkan diri. Dia kebingungan karena tidak pernah melihat ruangan yang di tempatinya itu.
"Ini adalah sekte Kultivasi Dewa, adik junior...," terdengar suara seorang wanita yang berbicara dengannya dari luar ruangan Jin Xian berada.
"Siapa itu...?," teriak Jin Xian yang mendengar suara seorang wanita yang sedang berbicara dengannya.
Tapi tidak ada tanggapan seorang pun dari luar ruangan.
Kemudian, seorang wanita muda dengan pakaian berwarna putih masuk ke ruangan tempat Jin Xian tinggal.
Wanita itu memiliki wajah yang sangat cantik, rambut berwarna merah muda yang sangat menawan dan di pakaiannya yang berwarna putih terdapat motif bunga mawar warna merah di sela-sela bagian pundaknya.
Wanita berambut merah muda itu berjalan ke arah Jin Xian dan berhenti di depan ranjangnya.
Jin Xian yang sedang duduk di kasurnya, tiba-tiba mulai menyadari seperti ada sesuatu yang salah dengan pakaiannya. Pakaian Jin Xian saat meninggalkan kediaman keluarga Jin berwarna hitam, tetapi, saat ini dia memakai pakaian berwarna putih dengan garis-garis berwarna biru muda di sela-sela pakaian bagian dadanya.
Wajah Jin Xian tiba-tiba menjadi merah, "Apa... Apa yang kamu lakukan pada tubuhku...? Saat aku sedang tidak sadarkan diri?" tanya Jin Xian dengan malu-malu kepada wanita berambut merah muda tersebut.
"Pfft..." wanita berambut merah muda menutup mulutnya menggunakan tangannya untuk menahan tawa, saat melihat wajah juniornya yang memerah dan suaranya yang terdengar malu-malu.
"A.. Apa yang kamu tertawakan...?" Jin Xian yang sedang menahan rasa malu menjadi tambah malu.
"Apa yang aku lakukan? Coba pikirkan... Apa yang akan dilakukan seorang pria dan wanita lajang di ranjang yang sama, pada saat malam hari," goda wanita berambut merah muda kepada Jin Xian.
"Hah... Apa...!" Jin Xian yang malu, langsung mengurung dirinya sendiri ke dalam selimut yang di pegangnya.
"Pfft... Hahaha... Adik Junior, aku hanya menggodamu saja... yang menggantikan pakaian milikmu adalah Guru," ucap wanita itu dengan lembut sambil tertawa tipis.
Lalu Jin Xian menyisihkan selimut yang dipakai nya barusan, ke samping. Dia akhirnya keluar dari kurungan selimutnya.
"Guru..? Adik junior...? Apa yang kamu katakan? Siapa guru itu? Dan siapa dirimu..?" tanya Jin Xian dengan bingung. Dia baru saja siuman dari tidak sadarkan diri, tapi saat baru bangun, dia sudah memiliki seseorang yang mengaku sebagai gurunya.
"Hais... Adik junior, kamu sudah tidak sadarkan diri selama lima hari. Dan guru yang baru saja aku sebutkan adalah seseorang yang menyelamatkan dirimu dari serangan binatang buas pada saat itu..." ucap wanita itu.
Dia sudah mendengar cerita dari gurunya "Sang penyelamat Jin Xian". Jadi, dia sudah tahu, apa yang dialami Jin Xian selama di hutan Awan Berkabut sebelumnya.
"Apa... Selama lima hari!" teriak Jin Xian, kemudian dia berbicara dengan nada rendah, "Bagaimana aku bisa bersantai, seperti ini."
Wanita tersebut di buat bingung oleh perkataan Jin Xian, dia yang sedang bingung, bertanya-tanya di benaknya, "Hah... Dia bilang apa?, dia bersantai. Ini hanya lima hari dan dia bilang dia bersantai. Dan dia tidak sadarkan diri karena kehabisan energi... Huh dasar... Apa yang di katakan guru ternyata memang benar..."
"Sudahlah... Guru sudah menunggu mu di suatu tempat, sejak lima hari yang lalu... Cepatlah bersiap dan menghadap ke Guru," ucap wanita itu. Kemudian dia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan tersebut.
"Ah.. Ka..." Jin Xian menoleh ke kanan dan ke kiri mencari wanita itu. Dia masih ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya.
"Ha... Ternyata dia sudah keluar," ucap Jin Xian. Yang kemudian turun dari kasurnya dan berdiri, lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Dia tidak langsung mengetahui dimana "Kamar mandinya". Jadi, Jin Xian harus mencari kamar mandinya dengan cara mengeledah satu-persatu ruangan yang ada di tempat tinggalnya saat ini.
Setelah sekian lama, Jin Xian akhirnya sudah selesai membersihkan diri. Dia masih terus berfikir "siapa orang yang menyelamatkannya". Kemudian dia ingat seseorang di benaknya, yang terakhir di lihatnya sebelum tidak sadarkan diri.
"Oh.. Iya.. Sebelum aku pingsan, aku melihat seseorang yang menaiki burung besar, mungkinkah dia orangnya..?" Jin Xian bertanya di benaknya, sembari menebak-nebak orang yang menyelamatkannya.
"Baiklah, mungkin nanti aku akan mengetahui jawabannya...," ucap Jin Xian, yang kemudian berjalan keluar dari ruangan nya.
Di luar ruangan Jin Xian, terdapat altar latihan seni bela diri yang lumayan besar, dengan lantai yang diciptakan sangat kokoh, agar tidak mudah hancur saat para murid berlatih seni bela diri.
Di sekeliling altar Bela Diri, terdapat 4 bangunan panjang yang saling mengait, yang disetiap bangunannya terdapat 50 ruangan yang berdempetan.
Bangunan-bangunan tersebut di tempati oleh para murid yang berlatih di altar latihan.
Jin Xian berjalan keluar dari ruangan yang di tempatinya, dia menuju ke altar para murid.
"Oh iya... Aku lupa bertanya pada kakak senior, dimana orang yang menyelamatkan diriku, menungguku...," gumam Jin Xian. Dia menengok ke arah kanan dan kiri ,mencari kakek tua yang menyelamatkan dirinya saat di hutan Awan Berkabut.
Sambil mencari-cari keberadaan kakek tua itu. Dia dengan senang hati, memperhatikan para murid yang sedang berlatih teknik bela diri di altar Bela Diri.
Di lokasi para murid yang sedang berlatih, energi Qi milik para murid yang sedang berlatih, menyebar hampir ke seluruh altar. Energi Qi itu memiliki warna yang bervariasi, karena energi Qi milik para murid, memiliki warna yang berbeda-beda, tetapi, saat ini berkumpul menjadi satu-kesatuan.
"A... Apa? Mereka, mereka semua memiliki basis kultivasi tingkat Qi Bela Diri....? " gumam Jin Xian dengan heran.
"Sekte Kultivasi Dewa ini, sebenarnya sekte seperti apa? Mengapa mereka semua terlihat seperti monster!" Jin Xian menggaruk kepalanya, dia merasa bingung, heran, dan sedikit merasa takut berada di dekat para murid ini.
Dia tidak pernah berfikir, bahwa, di sebuah sekte yang tidak di ketahui olehnya, bisa memiliki murid yang sangat kuat baginya. Bahkan memiliki 50 murid dengan basis kultivasi tingkat Qi Bela Diri, dan mereka semua memiliki umur yang tidak lebih dari 30 tahun.
Sedangkan di kota Awan Berkabut, tempat tinggal dia sebelumnya. Hanya beberapa orang saja yang memiliki basis kultivasi tingkat Qi Bela Diri, yang jumlahnya bahkan tidak lebih dari 100 orang dan mereka semua memiliki umur lebih dari 30 tahun.
Kemudian, terlihat sosok seorang wanita yang berjalan kesana-kemari, seperti sedang mencari seseorang. Dia bertanya satu-persatu kepada murid yang berada di altar bela diri.
Hingga beberapa saat kemudian, sosok wanita itu berjalan menghampiri Jin Xian yang sedang fokus mengamati para murid yang tengah berlatih teknik bela diri gabungan.
Sosok wanita itu tiba tepat di depan Jin Xian, nafasnya yang tidak stabil terdengar oleh Jin Xian.
"Huh... Huh... Huh... Apa.. Apakah kamu adalah Jin Xian?" ucap wanita itu.
"Iya, saya Jin Xian, ada apa?" tanya Jin Xian.
"Iya... Anda sedang di tunggu oleh tetua Jian, di luar altar ini," jawab wanita itu.
"Siapa tetua Jian itu...?" Jin Xian kembali bertanya.
"Sudahlah, kau nanti akan mengetatahui siapa tetua Jian, jika kamu sudah menemuinya," ucap wanita itu.
"Tapi maaf aku tidak bisa mengantarkan dirimu ke tempat tetua Jian berada, karena sedang ada urusan yang harus di urus," lanjut wanita itu.
"Oh iya, bukankah aku tadi berniat menemui penyelamatku! Mengapa aku bisa melupakan hal ini! Hais..."
Jin Xian mulai berjalan, kemudian setelah mengambil beberapa langkah ke depan, dia tiba-tiba berhenti, "Maaf, aku lupa bertanya di mana arah keluar dari altar ini, dan lokasi tetua Jian berada?" tanya Jin Xian yang hampir lupa menanyakan arah lokasi tetua Jian yang sedang menunggu.
"Hais.. Kamu nanti berjalan lurus saja, kemudian saat sudah keluar dari altar ini, kamu pilih jalan ke kanan dan berjalan lurus terus saja, lalu saat ada pertigaan, belok kiri dan lurus terus saja. Hingga terlihat air terjun yang mengalir dengan deras! Nah di sanalah tetua Jian berada." kemudian wanita itu menunjuk menggunakan jarinya ke arah sebuah gerbang yang berada di ujung altar latihan para murid.
"Terima kasih....," ucap Jin Xian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Limzy Rovery
oke, ntar jam 10.30 WIB
2023-10-19
0
obeng min
lanjut
2023-10-19
0