Setelah, Jin Xian duduk. Jin Xian kemudian kembali berdiri, lalu mengambil gelas yang berada di meja, dan menaruh gelas yang di pegangnya di ujung meja tepat di depan tubuh tetua Jian.
Lalu mengambil kendi yang berada di tengah-tengah meja, dia mengangkat kendi yang berisi air, kemudian mendorong maju kendi tersebut, lalu menuangkan air yang ada di dalam kendi, ke dalam gelas yang di suguhan olehnya untuk tetua Jian.
Setelah selesai menyuguhkan gelas tetua Jian, dia kemudian mengambil satu gelas lagi yang berada di samping gelas yang diambilnya saat tadi, menggunakan tangan kirinya. Lalu Jin Xian menuangkan air ke dalam gelas yang berada di tangan kirinya.
Setelah gelas yang diisi air sudah penuh. Jin Xian menaruh kendi ke tempat semula, dan langsung meminum gelas yang dipersiapkan untuk dirinya sendiri.
Jin Xian belum minum air sedikit pun, dari saat dia tengah pingsan, bahkan saat sudah sadarkan diri, dia belum minum air seteguk pun, dan langsung menemui tetua Jian.
Tetua Jian ikut meminum air yang di suguhkan oleh Jin Xian.
"Bagaimana dengan tawaran yang baru saja saya katakan bocah...?" tanya Jian Jing Tian untuk yang kesekian kalinya.
"Ahh... Tawaran apa...?" ucap Jin Xian dengan bingung.
Dia seorang remaja yang sangat sering lupa, dengan apa yang dialaminya.
"A... Apa, bukankah aku sudah bilang dari awal, bahwa aku ingin menjadikan dirimu sebagai muridku!" ucap Jian Jing Tian dengan mata yang sedikit membesar dan nadanya yang terdengar sedikit kesal.
"Oh... Ternyata ingin menjadikan diriku muridmu...," ucap Jin Xian tanpa memperhatikan perkataannya, "Hah... A... Apa? Apa Anda ingin menjadikan diriku murid Anda? Apakah aku salah dengar?" ucap Jin Xian dengan wajah polosnya.
"Kau tidak salah dengar, bocah!" ucap Jian Jing Tian dengan nada yang sedikit marah.
"Mengapa Anda sangat ingin menjadikan diriku murid Anda?Bukankah di dalam Sekte Kultivasi Dewa ini, banyak sekali kultivator? Bahkan sebagian dari mereka memiliki basis kultivasi, setidaknya tingkat Qi Bela diri!" ucap Jin Xian, sebelum kembali melanjutkan perkataannya. "Lagi pula, aku hanyalah seorang anak yang masih berumur 13 Tahun, tanpa basis kultivasi sama sekali."
"Kamu terlalu meragukan dirimu sendiri, sedangkan orang lain akan takut dengan potensimu, jika mereka mengetahui bakat yang berada dalam dirimu," ucap Jian Jing Tian.
"Apa, apakah yang Anda katakan benar?"
"Tentu saja benar, untuk apa aku menipu seorang anak kecil. Lagi pula, jika kamu menjadi muridku, aku akan mengerahkan segenap kekuatan ku untuk membantumu menciptakan basis kultivasi dalam dirimu," ucap Jian Jing Tian.
Dia sama sekali tidak membohongi Jin Xian, apa yang di katakannya barusan adalah suatu kebenaran. Jian Jing Tian benar-benar akan membantu Jin Xian untuk membantunya membuka basis kultivasi yang berada dalam tubuh Jin Xian, jika Jin Xian menjadi muridnya.
"Walaupun dia tidak menjadikan diriku sebagai gurunya, aku tetap akan membantunya untuk menjadi seorang kultivator puncak di Benua Sembilan Wilayah ini.... Tidak! Aku bahkan akan membantunya untuk menjadi seseorang yang tak terkalahkan di bawah langit, di Alam Bela diri ini...," batin Jian Jing Tian.
Dia sangat ragu dengan keputusan seperti apa, yang akan di buat oleh Jin Xian. Dia sama sekali belum memahami sifat Jin Xian, karena baru pertama kali berbicara dengan Jin Xian secara empat mata (tatap muka).
Jika Jin Xian menolak untuk menjadi murid Jian Jing Tian, Jian Jing Tian tetap akan membantunya membuka basis kultivasi yang terhalang dalam tubuh Jin Xian.
Karena Jian Jing Tian sangat tertarik dengan energi Pedang yang tersimpan di dalam tubuh Jin Xian. Dia seperti mengetahui energi pedang seperti "apa", yang berada dalam tubuh Jin Xian.
Jin Xian berdiri dari duduknya, dia kemudian berjalan beberapa langkah ke arah kanan dari tempat yang di dudukinya barusan.
Jin Xian yang sudah menghentikan langkah kakinya, langsung berbalik ke arah Jian Jing Tian yang sedang duduk.
Lalu Jin Xian menatap tetua Jian dengan tegas. Tetua Jian yang melihat tatapan Jin Xian tersebut, merasa seperti tertekan. Bukan karena hal lain, melainkan karena takut Jin Xian akan menolak dirinya. Di mata tetua Jian, tatapan Jin Xian terlihat seperti seorang remaja yang masih ragu-ragu dalam memilih.
"Bruk...."
Suara itu di dapat dari Jin Xian yang menjatuhkan lututnya ke tanah dengan keras. Jin Xian kemudian bersujud, "Tolong jadikan saya murid Anda, Guru." lalu Jin Xian mengangkat kepalanya, kemudian dia menjatuhkan kepalanya kembali, dia melakukan hal itu terus menerus.
Jian Jing Tian yang melihat Jin Xian sedang bersujud terus menerus, langsung berdiri dari tempat duduknya, lalu dia menghampiri Jin Xian,dan dengan cepat mengangkat kepala Jin Xian yang sedang berada di tanah.
"Berdirilah.... Mengapa kamu melakukan hal yang bodoh seperti ini," ucap Jian Jing Tian dengan cemas.
Namun Jin Xian tetap menahan kepalanya di tanah.
"Bedirilah...," ucap Jian Jing Tian.
Jin Xian menggelengkan kepalanya yang masih berada di tanah tersebut, lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku tidak akan berdiri, hingga Anda benar-benar menerima diriku sebagai murid Anda..."
"Baik... Baik... Aku akan menjadikan dirimu sebagai muridku... Bukankah aku sudah mengatakan hal ini beberapa kali, hari ini... Berdirilah,"ucap Jian Jing Tian.
"Baik.... Guru... " Jin Xian kemudian berdiri, setelah mendengar hal yang baru saja di katakan oleh Jian Jing Tian. Dia sangat bahagia. Di wajahnya bahkan terlihat senyuman yang sangat-sangat manis.
"Mengapa kamu melakukan hal bodoh seperti itu (bersujud)....," ucap Jian Jing Tian.
"Ayah selalu berkata kepadaku... 'Bahwa aku harus selalu hormat kepada orang yang aku anggap paling berharga dalam hidupku...' dan aku pasti akan selalu hormat kepada Anda... Guru," ucap Jin Xian. Wajahnya seketika menjadi masam, karena dia kembali mengingat kejadian yang belum lama ini dia alami.
"Bagus, bagus, aku suka dengan kesopanan muridku," puji Guru Jian yang di lontarkan pada Jin Xian.
"Ayah... Ibu, aku pasti akan membalaskan dendam kalian berdua...," gumam Jin Xian.
"Hm, Guru... Apa yang akan Anda ajarkan kepada diriku?" tanya Jin Xian. Dia tidak tahu apa yang akan Gurunya ajarkan kepadanya.
"Aku akan mengajarkan kepada dirimu teknik pedang yang sangat hebat," kata Guru Jian.
"Be... Benarkah Guru?" tanya Jin Xian. Yang sangat senang tidak karuan mendengar perkataan gurunya.
"Tentu saja, untuk apa aku membohongi muridku sendiri," jawab Guru Jian.
"Aku akan mengajarkan teknik pedang kepada dirimu mulai besok," ucap Guru Jian.
"Anu... Guru, kenapa tidak mengajarkanku teknik pedang, hari ini saja?" tanya Jin Xian.
"Tuk...!"
Jian Jing Tian menutuk pelan kepala Jin Xian, "Hei bocah... Tidak baik melakukan sesuatu dengan terlalu terburu-buru.... Sudahlah, kamu bisa keliling-keliling di sekte ini terlebih dahulu, untuk melihat-lihat murid yang sedang berlatih. Aku akan mengajarkan mu, mulai besok di tempat ini, jangan lupa..."
"Hehehe... Baik Guru, aku pergi dulu." Jin Xian memberi hormat kepada Gurunya. Kemudian berbalik lalu berjalan pergi dari pinggir tebing, tempat mereka berdua berbincang, untuk berjalan-jalan di sekte Kultivasi Dewa.
Jian Jing Tian menggelengkan kepalanya melihat kelakuan murid barunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Ismaeni
jangan pelit update-nya thor
2023-10-20
0