Berlatih pedang di hutan bambu

Saat ini, Shang Luo Ying membuat gerakan kecil dengan kedua tangannya, untuk mengeluarkan energi qi miliknya yang berwarna emas dan energi qi racun yang berwarna hijau giok dari dalam dantiannya, setelah kedua energi qi itu keluar dari dalam dantiannya, kedua energi qi itu langsung menyebar ke atas, lalu bercampur menjadi satu di langit yang gelap, dan membuat pusaran energi yang terlihat samar-samar dari bawah(tempat Jin Xian dan Shang Luo Ying berada).

Setelah itu, Shang Luo Ying kembali melakukan gerakan kecil, untuk memasukan kembali energi qi yang bercampur di langit, ke dalam dantiannya.

Dan pusaran kecil yang berasal dari energi qi tersebut, lagi-lagi muncul di bagian perut Shang Luo Ying.

Pusaran energi yang berada di depan perut Shang Luo Ying memang kecil, tetapi, semakin jauh dari perut Shang Luo Ying, maka semakin besar pula pusaran energi yang muncul.

Jin Xian yang terus memperhatikan kakaknya berlatih, merasa sangat takjub, kagum, serta tercengang, melihat hal yang di lakukan oleh kakaknya. Jin Xian sangat antusias saat memperhatikan kakaknya yang sedang berlatih.

Dia dari kecil sangat ingin menjadi seorang kultivator, tetapi, ada halangan dalam basis kultivasinya.

Karena tidak bisa berkultivasi, maka Jin Xian memilih untuk belajar menggunakan pedang, dengan bantuan dan ajaran dari kakeknya.

Jin Xian yang masih berumur 8 tahun pada saat itu, pernah berfikir untuk keluar dari kota Awan Berkabut saat sudah mencapai umur 20 tahun. Karena hal tersebut, yang membuat Jin Xian sangat ingin belajar menggunakan pedang.

Karena hanya dengan begitu, Jin Xian baru bisa menjaga dirinya sendiri, saat dia hanya sendirian dalam membela diri saat berhadapan dengan penjahat ataupun binatang buas di luar kota Awan Berkabut.

Jin Xian kemudian menatap kakaknya kembali, lalu berbalik, "Baiklah... Aku juga akan mulai berlatih!" Jin Xian berkata dengan tegas.

Jin Xian kemudian berpindah tempat, ke tengah-tengah lokasi itu.

Dia kemudian memindahkan pedangnya dari tangan kiri ke tangan kanannya. Lalu mengambil kuda-kuda dan mengacungkan pedangnya kedepan, bersiap untuk berlatih.

Jin Xian kemudian melatih pedangnya. Dia mengayunkan pedangnya dan diikuti dengan langkah kakinya dengan langkah acak, dia melakukan setiap gerakan, dengan benar dan tidak ada satupun gerakan yang salah.

Setelah melakukan gerakan pedang dengan cukup lama, Jin Xian berlari menuju ke arah sekumpulan bambu yang berada di depannya, dan mengayunkan pedangnya ke arah sekumpulan bambu itu, saat sudah dekat dengan tujuannya.

Sayangnya, tidak ada satupun bambu di sana yang tergores, yang membuat Jin Xian seketika menjadi lemas. Karena merasa, dengan kekuatannya saat ini, "dia sama sekali tidak bisa membalaskan dendamnya".

"Butuh berapa lama, agar aku bisa membalaskan dendam seluruh keluarga ku. Jika pada saat ini saja, aku tidak memiliki kekuatan yang cukup!" Jin Xian menggelengkan kepalanya dan meratapi nasibnya.

"Harus berapa lama...!!!" teriak Jin Xian.

Walaupun Jin Xian berteriak dengan keras, itu tidak membuat Shang Luo Ying kehilangan fokusnya, dia sama sekali tidak mendengar teriakan Jin Xian, karena sudah benar-benar tenggelam dalam latihannya.

Jin Xian kemudian berjalan kembali ke tempat awalnya dengan lemas.

Setelah Jin Xian benar-benar pergi dari sekumpulan bambu-bambu itu. Tiba-tiba fluktuasi energi yang tidak kasatmata muncul entah dari mana, dan langsung menghantam seluruh bambu yang di hantam oleh Jin Xian sebelumnya.

Bersamaan dengan munculnya energi yang tidak kasatmata itu, ada juga angin yang sangat dahsyat yang ikut menghantam ke arah bambu-bambu yang dihantam Jin Xian barusan.

Bambu-bambu itu, tergores dengan sangat acak, dan disetiap goresannya terdapat bercak darah yang terlihat samar-samar.

Sayangnya, Jin Xian tidak melihat kejadian itu. Jika tidak, dia pasti akan sangat bahagia dengan pencapaiannya.

Jin Xian saat ini sudah berada di tempat awalnya, dan dia mulai melakukan gerakan yang sama seperti sebelumnya, untuk melatih ketangkasan pedangnya.

Dia berlatih hingga larut malam.

Shang Luo Ying yang kini sudah selesai berlatih, kemudian berkata, "Dik... Ini sudah malam, sebaiknya kita kembali ke tempat tinggal kita masing-masing."

"Baiklah...," ucap Jin Xian.

Jin Xian dan Shang Luo Ying sudah berlatih selama lebih dari dua jam.

Mereka berangkat dari tempat tinggal Shang Luo Ying pada pukul jam 8 malam, dan mereka berdua tiba di hutan Bambu Ular Giok setelah berjalan sekitar 15 menit.

Mereka berdua akhirnya pergi dari hutan Bambu Makam Ular Giok, dan saat diperjalanan, mereka berdua tidak berbicara satu sama lain, karena sudah kelelahan dalam berlatih di dalam hutan Bambu Makam Ular Giok.

Setelah berjalan sekitar 7 menitan, mereka berdua, akhirnya tiba di dekat gerbang, dan kemudian berjalan ke arah tempat tinggal mereka masing-masing.

Altar Bela Diri saat ini sudah sunyi, karena tidak ada seorang murid pun, yang berlatih di altar, mereka semua sudah beristirahat di tempat tinggalnya masing-masing.

Jin Xian langsung tidur di ranjangnya, saat sudah berada di dalam tempat tinggalnya, setelah berpisah dengan Shang Luo Ying di dekat gerbang.

***

Pagi hari tiba. Matahari yang sangat cerah terbit di sebelah timur, dengan langit-langit yang berwarna jingga sedikit ke biru-biruan, disertai dengan kicauan burung yang terdengar di teling Jin Xian dari segala arah.

Dan di altar latihan Bela Diri, yang berada di depan tempat tinggal Jin Xian. Para murid sedang melakukan aktivitasnya masing-masing seperti hari-hari baiasanya. Para murid itu, ada yang berduel satu sama lain, dan ada sekelompok murid yang tengah berlatih teknik Bela Diri juga, dan yang murid yang lainnya berlalu lalang di altar.

Jin Xian yang sudah bangun dari tidurnya, langsung bergegas mandi dan bersiap-siap untuk menemui Gurunya.

Jin Xian kemudian keluar dari tempat tinggalnya, setelah selesai bersiap-siap, selama beberapa menit. dan Jin Xian lagi dan lagi terkejud dengan kegigihan para murid, yang sangat bersemangat dalam berlatih Bela Diri.

"Aku harus lebih giat berlatih dari sebelumnya, jika ingin lebih kuat!" Jin Xian mengepalkan tangan kirinya, dan mengangkat tangan kanannya dengan semangat yang membara-bara.

Dia kemudian berjalan menyusuri altar Bela Diri, menuju ke lokasi air terjun berada(tempat dia dengan Gurunya bertemu sebelumnya).

Sambil berjalan, Jin Xian tetap dengan seksama memperhatikan para murid yang sedang berlatih di tengah-tengah altar Bela Diri.

Dia akhirnya sampai di tempat yang ditujunya.

Awalnya di pinggir tebing, tempat dia berada saat ini, tidak ada seorang pun di sekitarnya.

"Guru...! Guru...! Dimana kau ber-” teriak Jin Xian, sebelum teriakannya terhenti oleh sesuatu.

Kemudian, angin yang tadinya berembus dengan normal, kini embusan angin itu berubah menjadi badai yang berkecamuk dimana-mana, dan sebuah sosok muncul dari kehampaan di dalam badai itu, tepat di depan Jin Xian, dan sesosok itu adalah "Jian Jing Tian".

Setelah sosok Jian Jing Tian benar-benar muncul dipermukaan. Badai yang tadinya berkecamuk di mana-mana, langsung berubah menjadi embusan angin yang normal kembali.

"Hei... Bocah! Ini masih pagi, kenapa kamu harus berteriak-teriak," celetuk Jian Jing Tian.

"Bukankah Guru kemarin berkata, aku disuruh kesini saat pagi hari?" tanya Jin Xian.

"Aku memang menyuruhmu untuk datang menemui ku pada saat pagi hari, tapi tidak sepagi ini juga." Jian Jing Tian menggelengkan kepalanya.

"Hais... Memang benar, seseorang yang memiliki energi pedang murni, tidak mungkin pemalas, bukan," gumam Jian Jing Tian.

"Oh... Maaf Guru, jika seperti itu." Jin Xian menundukkan kepalanya.

Jian Jing Tian kemudian mengelus kepala Jin Xian, "Tidak apa-apa nak. aku tidak merasa dirimu mengganggu ku. Tetapi sebaliknya, dengan adanya dirimu, aku lebih bersemangat untuk berlatih pedang kembali."

Jian Jing Tian, sudah lama tidak berlatih pedang semenjak dirinya, berniat mencari para keturunan dari Keluarga Kuno.

Saat bertemu Jin Xian, barulah Jian Jing Tian bersemangat kembali untuk melatih teknik pedangnya.

Alasan 'kenapa Jian Jing Tian bersemangat kembali' adalah karena, dia sudah menemukan kandidat yang cocok untuk dijadikan sebagai muridnya sekaligus penerusnya. Bukan hanya itu saja, Jian Jing Tian menjadikan Jin Xian sebagai muridnya karena tertarik dengan energi pedang yang terkandung di dalam tubuhnya.

Episodes
1 Keluarga Jin
2 Tragedi di reruntuhan kuno
3 Peperangan di keluarga Jin
4 Duel Jin Shuang Vs Pria Bertopeng
5 Bantuan dari pihak Yun Changkong
6 Perpisahan antara Ibu dan Anak
7 Melawan sekumpulan binatang buas Serigala Perak
8 Bertemu dengan seseorang di hutan Awan Berkabut
9 Sekte Kultivasi Dewa
10 Menemui sang penyelamat
11 Menjadi Murid kedua Jian Jing Tian
12 Menemui Kakak Senior
13 Berbincang-bincang di perjalanan
14 Hutan Bambu Makam Ular Giok
15 Berlatih pedang di hutan bambu
16 Lautan kesadaranJin Xian
17 Menuju Aula Tetua sekte Kultivasi Dewa
18 Aula Tetua
19 Membahas tentang keluarga Jin
20 Kehebatan Guru?
21 Perpisahan antara Shang Luo Ying dengan Jin Xian dan Gurunya
22 Lahirnya seorang jenius
23 Tempat penginapan
24 Jin Xian terlalu pesimis dengan kekuatannya
25 Berlatih melawan Singa Api
26 Hidangan daging Singa Api
27 Rubah Seribu Petir
28 Bertempur melawan sekelompok Rubah Seribu Petir
29 Pemimpin kelompok Rubah Seribu Petir
30 Hutan Kutukan Surgawi
31 Tiga sosok misterius
32 Pemuda yang sombong
33 Liu Mei sang pengurus "Tempat Lelang Seribu Bencana"
34 Lelang Pertama
35 Kediaman Keluarga Jin
36 Kedalaman Hutan Belantara Barat
37 Serigala Perak
38 Sekte Kultivasi Dewa
39 Air Terjun
40 Dendam
41 Shang Luo Ying
42 Bambu Makam Ular Giok
43 Simbol Pedang
44 Kota Awan
45 Keluarga Lei
46 Langit Bela Diri
47 Pedang Dewa
48 Singa Api
49 Penguasa Awan
50 Binatang Spiritual Tingkat 2
51 Yun Hei Hu
52 Wenti Luoyang
53 Lelang Dimulai
54 Rumput Bulan Anyer
55 Pil Penerobos Langit
56 Tombak Raja Tirani
57 Hun Youming Vs Ye Jun
58 Penjelasan Beberapa Hal
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Keluarga Jin
2
Tragedi di reruntuhan kuno
3
Peperangan di keluarga Jin
4
Duel Jin Shuang Vs Pria Bertopeng
5
Bantuan dari pihak Yun Changkong
6
Perpisahan antara Ibu dan Anak
7
Melawan sekumpulan binatang buas Serigala Perak
8
Bertemu dengan seseorang di hutan Awan Berkabut
9
Sekte Kultivasi Dewa
10
Menemui sang penyelamat
11
Menjadi Murid kedua Jian Jing Tian
12
Menemui Kakak Senior
13
Berbincang-bincang di perjalanan
14
Hutan Bambu Makam Ular Giok
15
Berlatih pedang di hutan bambu
16
Lautan kesadaranJin Xian
17
Menuju Aula Tetua sekte Kultivasi Dewa
18
Aula Tetua
19
Membahas tentang keluarga Jin
20
Kehebatan Guru?
21
Perpisahan antara Shang Luo Ying dengan Jin Xian dan Gurunya
22
Lahirnya seorang jenius
23
Tempat penginapan
24
Jin Xian terlalu pesimis dengan kekuatannya
25
Berlatih melawan Singa Api
26
Hidangan daging Singa Api
27
Rubah Seribu Petir
28
Bertempur melawan sekelompok Rubah Seribu Petir
29
Pemimpin kelompok Rubah Seribu Petir
30
Hutan Kutukan Surgawi
31
Tiga sosok misterius
32
Pemuda yang sombong
33
Liu Mei sang pengurus "Tempat Lelang Seribu Bencana"
34
Lelang Pertama
35
Kediaman Keluarga Jin
36
Kedalaman Hutan Belantara Barat
37
Serigala Perak
38
Sekte Kultivasi Dewa
39
Air Terjun
40
Dendam
41
Shang Luo Ying
42
Bambu Makam Ular Giok
43
Simbol Pedang
44
Kota Awan
45
Keluarga Lei
46
Langit Bela Diri
47
Pedang Dewa
48
Singa Api
49
Penguasa Awan
50
Binatang Spiritual Tingkat 2
51
Yun Hei Hu
52
Wenti Luoyang
53
Lelang Dimulai
54
Rumput Bulan Anyer
55
Pil Penerobos Langit
56
Tombak Raja Tirani
57
Hun Youming Vs Ye Jun
58
Penjelasan Beberapa Hal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!