Kemudian, serigala perak yang tersisa mencabik-cabik tubuh Badak Tanduk Emas lalu memakan dagingnya hingga hanya tersisa tulang-belulang milik Badak Tanduk Emas.
Jin Xian yang melihat kejadian tersebut, tidak bisa terus-menerus santai, dia akhirnya melompat turun dari dahan pohon yang di dudukinya, lantas berlari sembari melompat ke sana—kemari untuk melewati jalan terjal yang menghalanginya.
Para serigala perak yang sudah selesai menyantap daging Badak Tanduk Emas, kemudian mulai mencari Jin Xian—menggunakan hidungnya yang tajam.
"Au...!"
Salah satu serigala perak kemudian berhasil mencium aroma milik Jin Xian.
Serigala perak itu langsung mengejar Jin Xian lewat aroma yang berhasil di tangkap oleh hidungnya.
Serigala perak tersebut mengejar Jin Xian, yang kemudian di ikuti oleh serigala perak yang lain.
Walaupun jarak Jin Xian dan para Serigala Perak berjarak ratusan meter. Tapi tidak dapat menghalangi serigala perak sedikit pun untuk mengejarnya. Serigala Perak kali ini, berlari dengan cukup cepat tidak seperti saat awal mengejar Jin Xian, kali ini kecepatan para serigala perak meningkat lima kali lipat lebih cepat dari biasanya.
Itu dikarenakan daging milik binatang buas tingkat tiga yang baru di santap oleh para serigala perak, merupakan protein yang sangat bagus bagi para binatang buas di bawah tingkat tiga, terutama binatang buas yang masih tingkat satu.
Biasanya daging milik binatang buas tingkat yang lebih tinggi, bisa membuat binatang buas tingkat yang lebih rendah naik beberapa tingkat dengan.
Tetapi, karena daging Badak Tanduk Emas di santap bersama-sama, tidak bisa menaikan tingkat para serigala dengan signifikan, dan hanya bisa memperkuat armor baja perak nya menjadi berevolusi, dari yang tadinya armor perak para Serigala Perak hanya perak saja, kali ini di kulit para Serigala Perak di lapisi oleh perunggu milik Badak Tanduk Emas.
Dan semua taring milik para Serigala Perak berubah menjadi emas karena mengkonsumsi tanduk emas milik Badak Tanduk
Emas.
Beberapa saat kemudian, para Serigala Perak tiba tepat di belakang Jin Xian. Mereka mulai menyerang Jin Xian dari berbagai arah, di sana tidak terdapat binatang buas lain, karena para binatang buas yang lain tidak berani mendekat karena menghindari sekelompok Serigala Perak.
Bukan hanya binatang buas tingkat satu saja yang menghindari lokasi Jin Xian dan para Serigala Perak, melainkan binatang buas tingkat dua dan tingkat tiga pun tidak ada yang berani mendekat ke lokasi tempat pertarungan Jin Xian dan para Serigala Perak tersebut.
Jin Xian kali ini hanya bisa mambunuh tiga Serigala Perak dan dia sudah mulai kehabisan energi.
Jin Xian terus berlari dan berlari tanpa melakukan perlawanan, dia berlari menuju ke sebuah tebing yang berada tidak jauh dari lokasi berlarinya saat ini.
Jin Xian yang kehabisan energi tersebut, membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih dan sudah kehabisan akal untuk melawan sekumpulan para Serigala Perak yang tersisa.
Hingga dia melihat sosok manusia yang menaiki burung yang sangat besar dan besar.
"A... Apakah itu orang yang di bicarakan Ibu?" gumam Jin Xian bertanya pada dirinya sendiri.
Jin Xian berlari menuju sosok manusia itu, "To.... Tolong" teriak Jin Xian meminta pertolongan kepada sesosok manusia yang masih tidak terlihat wajahnya tersebut, dan hanya kelihatan bayangan tubuhnya saja.
"To... Tolong" kali ini kesadaran Jin Xian menghilang, dia hanya bisa meminta tolong di benaknya. Jin Xian sudah benar-benar kehabisan energi.
Dan Jin Xian terjatuh tidak jauh dari sosok manusia tersebut dan tergeletak tidak sadarkan diri.
Namun anehnya, para Serigala Perak tidak ada yang berani mendekati Jin Xian yang tergeletak di tanah tersebut.
Para Serigala Perak meraung seperti binatang buas yang ketakutan, mereka secara naluriah menyadari kekuatan sosok manusia yang ada di depan mereka.
Terlihat energi qi yang muncul samar-samar dari sosok manusia itu. Energi qi itu menutupi seluruh lokasinya dan lokasi Jin Xian berada, dan dia menyelimuti seluruh tubuh Jin Xian dengan energi qi miliknya.
Sosok manusia itu melirik dengan tajam ke arah sekumpulan para Serigala Perak. Yang membuat semua Serigala Perak melarikan diri dari tempatnya masing-masing tanpa arah yang benar.
Mereka berlari terbirit-birit, karena merasa ketakutan oleh tatapan tajam sosok manusia itu.
Setelah para Serigala Perak meninggalkan lokasi, sosok itu turun dari burung yang di naikinya, setelah melompat turun sosok manusia itu berjalan menghampiri Jin Xian yang sedang tidak sadarkan diri.
Sosok manusia itu terlihat seperti seorang kakek tua, rambutnya putih, dan wajahnya di penuhi kerutan dan ada beberapa janggut putih tumbuh di sekitar wajahnya. Memakai jubah berwarna putih dengan garis-garis berwarna biru muda di sela-sela pakaian bagian dadanya dan memiliki bola mata berwarna hitam.
Kakek tua itu tiba di lokasi Jin Xian berada setelah sepuluh langkah. Kakek tua itu berjongkok kemudian mambangunkan tubuhnya Jin Xian yang sedang tidak sadarkan diri, lalu dia menggendong Jin Xian dengan lembut menggunakan kedua tangannya. Kemudian dia berdiri dengan menggendong Jin Xian di kedua tangannya.
Walaupun sudah tua, kakek itu masih sangat energik.
Kakek tua itu kemudian berjalan menuju burung miliknya, hanya berjalan tujuh langkah dan kakek tua itu tiba tepat di depan tubuh burung peliharaan nya tersebut, lalu menaruh Jin Xian di atas tubuh burung besar miliknya itu.
Kakek tua itu mengeluarkan tubuh jiwa nya dan mencoba masuk ke dalam lautan kesadaran milik Jin Xian lewat kepala Jin Xian.
Di dalam laut kesadaran milik Jin Xian hanya terdapat air yang tak terbatas seperti sebuah lautan yang sangat-sangat luas dan tak terbatas.
Pria itu terkejut dengan apa yang di temuinya di dalam lautan kesadaran milik Jin Xian, "Hahaha..... Akhirnya setelah sekian lama aku mencari-cari... Akhirnya aku menemui seseorang dengan bakat pedang tak tertandingi di Alam Bela Diri ini," ucap Kakek Tua. Di wajahnya terlihat senyum yang sangat membahagiakan.
Kemudian kakek tua itu mengambil kembali tubuh jiwa miliknya. Setelah tubuh jiwa miliknya kembali ke tubuhnya, dia dengan cepat memegang pergelangan tangan milik Jin Xian untuk mengecek keadaannya.
"Hais... Sayangnya dia tidak memiliki basis kultivasi kerena nadi miliknya tersumbat. Tapi tidak apa-apa.... Aku sungguh beruntung telah menemukan seseorang dengan energi pedang yang sangat murni yang bahkan lebih murni dari energi pedang di Alam Pedang sekalipun, sudah begitu... Aku menemukan energi pedang murni ini di seorang anak kecil yang bahkan belum memasuki umur lima belas tahun.... Jenius—sungguh jenius... Hahaha," ucap kakek tua itu dengan gembira.
"Aku harus menjadikan anak ini muridku, apa pun konsekuensinya... Aku tetap harus menjadikan anak ini muridku," gumam kakek tua itu dengan semangat yang membara-bara terlihat di matanya.
Kakek tua itu kemudian naik ke atas burung besar miliknya dan menaruh Jin Xian di pangkuannya.
"Xiao Bao... Mari kita kembali..." ucap kakek tua itu yang di tunjukan untuk burung besar miliknya itu.
Burung besar itu memiliki nama 'Xiao Bao'.
Xiao Bao yang mendengar ucapan dari kakek tua tersebut, langsung berjalan menuju tebing di sebelah kanannya lalu melompat lalu mengepakkan sayapnya setelah terjun bebas di bawah tebing dan mulai terbang menuju ke tujuannya.
Di kediaman keluarga Jin.
Peperangan sudah berakhir, di sana hanya terlihat Yun Changkong dan Wei Yuan dan sepuluh orang dari pihak Yun Changkong saja yang masih berdiri.
Ratusan mayat tergeletak di tanah halaman milik keluarga Jin.
Walaupun sudah mendapatkan kemenangan, wajah Yun Changkong tidak terlihat gembira—sama sekali.
"Menjengkelkan... Siapa orang yang berani membantu Jin Shuang!" ucap Yun Changkong yang sangat-sangat marah.
"Habisi semua orang yang tersisa dari keluarga Jin!!!" teriak Yun Changkong.
Semua bawahan Yun Changkong memasuki satu per satu kediaman milik keluarga Jin, mereka membunuh semua orang yang tersisa dari keluarga Jin. Entah itu wanita maupun anak-anak, tanpa belas kasih.
"Sial... Orang itu berhasil kabur..." gumam Yun Changkong.
Salah satu bawahan Yun Changkong yang baru saja keluar dari rumah yang di tempati Jin Shuang, memberi kabar ke Yun Changkong.
"Tuan.... Tidak ada siapa pun di dalam rumah Jin Shuang..." kata pria itu, tangannya gemetar.
"Dasar sampah... Bahkan tidak ada yang tahu kemana mereka semua pergi...!" teriak Yun Changkong dengan marah.
"Telusuri seluruh hutan... Dan harus menemukan mereka semua..."
"Ta... Tapi tuan... Di dalam hutan terdapat banyak binatang buas tingkat tinggi..."
"Aku tidak mau tahu, jika kalian tidak menemukan seorang pun... Maka kalian harus siap-siap mendapatkan hukuman!" teriak Yun Changkong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
ricky suitela
lanjut
2023-10-17
0