Heyy Reader... tidak terasa udah Chapter XIX nih...
Mohon dukungan kepada Penulis yaa,,, Jangan lupa Like, Vote, Subscribe, Share !!!!
Thanks u...Luv..Luv..
Happy Reading...
Kelas Kuliah Analisa Laporan Keuangan,
"Sumpah pagi-pagi udah stress kayak gini, " batin Emily yang teringat perkelahian antara Rei dan Hans di lobby tadi pagi. saat itu Dosen belum masuk, Emily asyik melamun sambil mencoret-coret di word tablet kecilnya. Emily mememang sudah tidak terbiasa membawa buku, Emily menulis dengan tablet menggunakan microsoft word dan di Kampus itu semua sudah memakai e-book.
"Emily !!!," terdenger suara cempreng Vina, Emily tahu gak tadi Hans berkelahi lho sama seorang pemuda, ini nihhh foto perkelahian mereka, seru Vina sambil menyodorkan handphonenya. Ternyata foto perkelahaina itu udah ada yang unggah ke internet oleh seseorang, dan menjadi Treding Topic di Kampus Moderat, Judulnya "Tuan muda Emporer Group berkelahi memperebutkan seorang cewek !!:"
Emily tambah shock membaca tag line itu, "What the Hell !!," seru Emily makin gak habis pikir. " Kok bisa yaa mereka menyimpulkan hal seperti itu. NYUTTT !! Emily tiba-tiba teringat kembali waktu dia dipanggil ke ruang Dekan, dia ngak mau lagi dipanggil sama Bapak Dekan itu yang kelihatan banget tidak berada pada pihaknya, menyepelekannya.
"Tapi sayang foto ceweknya gak kelihatan sama sekali wajahnya hanya tampak dari belakang, rambutnya doank kelihatan hitam tergerai, Ehmm kok kalau di lihat-lihat cewek itu mirip lw Emily !!, apa benar ?.
"Iya benar, tapi tidak semua berita itu benar 100 % "
Vina menyimak penjelasan Emily, Emily mulai menceritakan dari awal kejadian sampai akhir kejadian.
dan kesimpulan dari menyimpak itu Vina cuma bilang, "Cieee jadi ada yang Jealous yaa, waahhh genderang perang kayaknya segera ditabuh nih, gw jadi penasaran siapa yang akan lw pilih Emily ? Rei atau Hans ?
"NGACO LW !, apaan sih, gw gak ada hubungan sama mereka sama sekali, mereka cuma teman gw gak lebih ! lagian mereka berantem katanya karena masa lalu mereka."
"Yakinnn ?!," seru Vina samibil memonyongkan bibirnya dan tersenyum menggodanya.
Percakapan mereka diakhiri dengan masuknya Dosen mata Kuliah Analisa Laporan Keuangan.
***
Jam sudah menunjukan pukul 11.00, dan saat ini sedang berlangsung Kuliah Akuntansi Sektor Publik, Dosen menjelaskan materi akuntansi di depan layar LCD, Emily sama sekali tidak bisa fokus terhadap materi yang diajarkan oleh Dosen tersebut, karena bergantian chat masuk dari Rei atau Hans. Mereka seperti anak kecil yang hampir setiap menit menchat Emily.
Isinya, chat mereka kurang lebih sama, Arrrhhhh kenapa sih nih orang !!!!
Emily melihat ponselnya, ada wa dari Rei masuk :
Emily lw lagi ngapain ? lw gak papa kan ?
Gw gak papa , seharusnya gw yang tanya lw ,, lw gak papa ?
Sakitt badan gw semua ! lw harus tanggung jawab ! nanti pulang Kuliah gw jemput !
Gak usah Rei, takutnya nanti gw ada kerjaan jadi belum bisa pulang !
Gak papa gw tungguin dan lw punya utang jelasin ke gw dari awal mula lw kenal sama BAJINGAN yang namanya Hans itu !!
Siap..siap Bos !
Tak berselang lama Chat dari Hans., Chat nya hanya sebaris tapi penuh penekanan
Nanti pulang Kuliah, gw jemput di Lobby Versace !!,"
Damn !! Emily memutar otak, disaat bersaaman kedua cowok itu ngajak pulang bareng, siapa yang harus dia prioritaskan, Rei ? gak mungkin secara Hans punya kartu sakti , yaitu Kontrak gw ! pasti dia akan menggunakan cara itu agar gw mau masuk ke mobilnya, sedangkan Rei ? Rei kasihan kalau nanti dia datang trus gw malah naik mobilnya Hans, Hadeuhh gimana ini ?! , " pikiran Emily berkecamuk.
Aha ! gw punya ide, yup gw akan menemui Rei duluan, untuk memastikan bahwa keadaan Rei tidak apa-apa lalu nanti gw bisa pulang bareng sama Hans.
Emily membalas chat dari Hans :
"Nanti gw pulang Kuliah jam 14.00, tungguin gw di lobby Versace !
Dengan begini gw bisa menemui Rei duluan di Cafe Kopi yang tidak terlalu ramai yang berada di pojokan parkiran gedung Versace.
***
Saat ini jam menunjukan 12.30, waktu janjian bersama Rei di Cafe Coffee di Kampus Versace.
Emily sudah tiba duluan di Cafee itu, Ia memilih tempat duduk agak di pojok di bawah pohon, saat iu juga cuaca tidak terlalu panas. Emily memesan es Kopi susu favoritenya. Semuanya Emily lakukan dengan gerak cepat, dan seraya mengamati daerah sekitarnya takut ada sesosok cowok yang paling tidak ingin ditemuinya saat ini. "Busyet daah gw kayak orang lagi selingkuh aja ," Batin Emily.
Akhirnya Rei datang, Ia langsung menghampiri Emily begitu Emily melambaikan tangan kepadanya.
"Udah lama nungguin gw ?," Tanya Rei sambil mengambil duduk di depan Emily.
"Ngak baru aja nyampe," Emily lantas mengamati wajah Rei yang masih tampak lebam itu, Emily memegang wajah Rei bolak balik, " Ini udah diobatin kan ?," tanyanya sambil mengamati luka lebamnya.
"Udah tadi gw sendiri, kasihan banget yaa gw , sakit sendiri, obatin sendiri, gak ada seorang pun yang bantuin," seru Rei merajuk.
."Sorry yaa tadi pagi, gw gak sempet nengokin lw, ini gw bawain obat." Emily lantas mengeluarkan kapas, betadine, plester.
Rei langsung menyodorkan wajahnya, "Sepertinya gw tadi belum benar ngobatinnya." ucap Rei sambil tersenyum.
Sebelum Emily mengobati wajah Rei, waitress mambawakan pesanan Emily, lalu Rei memesan es kopi capucinno.
Agak malu juga Emily mengobati wajah Rei di cafe itu, dilihatnya pengunjung Cafe yang tidak terlalu ramai, dia udah konsisiten dari pagi klo dia akan mengobati luka Rei.
Emily mengambil kapas yang sudah dilumuri oleh batedine, lalu diusapkannya kapas itu di area wajah Rei yang luka-luka, dibandingkan dengan luka di wajah Hans, ternyata wajah Rei ini yang paling banyak luka memarnya, banyak luka lebam akibat pukulan Hans. Di daerah sudut alisnya, tulang pipi, bibir hingga dagu Rei, untung tidak ada yang patah. Ada luka yang panjang itu terlihat dari pelipis dahi sampai ke pipi, terlihat ada goresan, Emily lantas memplester bagian tersebut.
"Selesai !, semoga cepat sembuh yaa Rei," ucap Emily secara tidak sadar matanya menangis.
"Heyy C mon girl, jangan nangis dunk, gw gapapa kok !, sungguh," ucap Rei sembari mengelap air mata Emily.
Emily mengelak, " Yeayy siapa yang nangis, orang cuma kelilipan," seru Emily berbohong, Ia menangis karena tidak tega cowok di depannnya yang dia kasihi terluka, dia ngak mau Rei terluka lagi. Rei adalah cowok yang telah banyak berbuat baik padanya.
Tiba-tiba Sania dan Genknya muncul menghampiri mereka, "Wahh..Wahh.. ternyata pacar Tuan Muda Hans lagi selingkuh ini, busyet berani banget kencan masih di area Kampus, gw acungi jempol buat lw Emily," Teriak Sania dengan suara TOA nya yang ingin kasih tahu ke seluruh pengunjung Cafe bahwa ada yang selingkuh di sana.
" Sania !! Jaga omongan lw yaa !, Jangan fitnah mulu ucapan yang keluar dari mulut lw ," ucap Emily sewot.
" What the Hell !!, Okelah kita lihat nanti," ucap Sania. Sania lalu menelepon seseorang di ponselnya.
" Lw gak papa Emily ?," tanya Rei khwatir.
"Justru gw yang tanya sama lw ? gw ngak enak lw disini malah jadi bahan fitnahan cewek angkuh itu," ucap Emily.
"Gw gak papa sepanjang ada lw di sisi gw !," Ucap Rei .
Ucapan mereka terdengar sangat mesra di teinga Sania dan Genk, dan itu membuat Sania gerah, iri, dengki. pasalnya Sania juga mengakui dalam hatinya kalau wajah Rei itu tampan.
"Hans !!," Teriak Sania sambil melambaikan tangan kepada Hans.
Mendengar nama Hans disebut Sania, Emily langsung bergidik, Ia menengok ke arah lambaian tangan Sania, dan benar itu Hans. Hans datang sendiri dengan memasang muka dinginnya.
OMG !! jangan sampai mereka berantem lagi ! Emily panik, gak tahu harus berbuat apa.
"Hey Hans, sayang," ucap Sania sambil mencium pipi kiri dan kanan Hans. seperti biasa Sania menggelanyut manja kepada Hans, tetapi Hans sama sekali tidak menggubris Sania, tatapannya hanya tertuju kepada Emily dan Rei, tatapan angkuh dan dingin itu serasa menyapa wajah Emily yang menegang.
Hans masih mengamati Emily, dia masih terdiam, seolah mau menunggu penjelasan dari Emily.
Emily tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada kedua cowok ini, rencananya berantakan, harusnya sebentar lagi selesai dengan perfect, gara-gara ulah Sania semuanya jadi berantakan, "Arrggghhh !!," Batin Emily teriak.
" Yaudah ayuk Emily kita pulang," seru Rei sambil memegang tangan Emily. Rei setengah memaksa Emily untuk mengikuti langkahnya.
" Emily udah jam 14.00 !," ucap Hans datar namun dengan nada penekanan. Emily bingung, jam itu adalah jam yang udah dijanjikan Emily untuk bisa pulang bersama Hans.
"Rei, sepertinya kita gak bisa pulang bareng hari ini, karena gw udah terlanjur untuk pulang bareng sama Hans," ucap Emily.
"Ngapain lw pulang dengan Bajingan kayak gitu !," seru Rei tidak takut sedikitpun.
Mendengar kata bajingan, dengan melihat wajah Hans saja sepertinya perkelahian akan di mulai, dan Emily tidak mau itu, Ia lantas menghempaskan tangan yang Rei pegang, " Sorry banget Rei, gw benar-benar tidak bisa pulang sama lw !, Please ngertiin gw kali ini oke ? nanti gw telepon ya, ngak usah khawatir berlebihan ! " ucap Emily.
Emily lantas menggandeng Hans untuk menjauhi Rei terlebih dahulu. Emily berjalan lebih cepat dari biasanya, agar cepat sampai di lobby Versace, maklum hanya mobil Hans saja yang boleh parkir di lobby Kampus Moderat, ibarat sudah di booking parkiran valet oleh dia.
Lantas mereka menaiki mobil Bugatti Le Voitture Noire, mobil itu melaju cepat, Hans menyetir mobil masih dengan ekspresi dinginnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments