Ponsel Emily berdering singkat, tanda wa masuk, dibacanya wa tersebut, tunggu gw di lapangan basket outdoor itu ?,” ucap Sania sambil menatap Emily dengan jengkel.
“Yups bener, kenapa lw jealous sama cewek kayak gini,” ucap Hans sambil melirik ke Emily.
“Tentu tidak dunk sayang, masa cewek berkelas kayak gw, Nona muda dari Grup Liang jeolous sama cewek kayak gitu, becanda lw Hans, beda level lah !,”ucap Sania sambil mendorong tubuh Emily agar menjauh dari Hans, tetapi Sania mendorongnya kelewat kuat sehingga Emily terjatuh.
Melihat Emily terjatuh, Hans bergegas untuk menolongnya, tetapi tangan Roby sudah lebih dulu membantu Emily berdiri. “Lw ngak papa ?,” Tanya Roby.
“Ngak ! gw ngak papa !, Tuan Muda Hans jika tidak ada yang dibutuhkan lagi saya undur diri dulu, permisi,” ucap Emily dengan tegar, padahal hatinya berkecambuk ingin sekali mengemplang kepala cewek itu ! Hans juga ! huhhh sialll ! kenapa sih gw kenal 2 orang itu ! orang yang selalu menginjak-injak harga diri gw !,” batin Emily sambil berjalan cepat meninggalkan mereka. Air matanya hampir keluar, "Tahan Emily ! gak pantas lw menangis karena dua orang itu !," batin Emily berusaha tegar. Emily tidak tahu kenapa air matanya semakin ditahan semakin malah ingin keluar, dia sedih melihat Hans yang diam saja tidak membelanya sama sekali dari Sania, dia bingung atas tingkah Hans yang kadang sangat baik padanya, perhatian, lalu tiba-tiba saja suka acuh, mengintimidasi dan menjatuhkan harga dirinya !. Roby mengejar Emily, karena dia juga ngak suka sama tingkah Sania yang sok cantik dan angkuh itu.
Hans mengamati Emily yang menghilang di kejauhan bersama Roby. Sekarang giliran Sania, ditatapnya Sania dengan ekspresi dingin. “San, gw harap jaga sikap lw sama Emily, karena yang berhak menindas dia cuma gw !,” ucap Hans ketus dan cukup membuat Sania bergidik ketakutan, Pasalnya Hans adalah ketua Genk Tuan Muda, apa yang diucapkannya bagaikan Titah Kaisar yang akan berlaku di Kampus itu, semua Mahasiswa di Kampus itu takut padanya dan Guru-guru segan dengan Hans, karena Ayahnya adalah pemilik saham terbesar Kampus berstandar internasional itu sekitar 67%, di ikuti Keluarga Liang 10%, keluarga Christ 10%, Keluarga Roby 10%, dan Keluarga Ken 3%. Oleh karena para Tuan Muda 1 angkatan makanya dibuat mansion di lantai paling atas gedung Burj khalifah tersebut.
"Emily ! tunggu," teriak Roby.
Emily menghentikan langkahnya, Roby melihat wajahnya, air matanya mengalir membahasi pipinya itu, " Lw beneran gak papa ?!," tanyanya sekali lagi.
"Ngak papa, udah lw sana jangan peduliin gw !," ucap Emily sambil terus berjalan agak cepat ke arah parkiran, Emily ingin secepat kilat sampai rumah.
Roby memegang tangannya dan menyelipkan sapu tangannya, " Pakai ini, masih bersih kok," ucap Roby khawatir, pasalnya ini cowok langsung meleleh kalau melihat ada cewek menangis di depannya.
"Thanks," ucap Emily sambil berlalu dari hadapan Roby.
***
Keesokan harinya,
Setelah berjuang keras mendalami statistika, akhirnya bel pulang Kampus berbunyi. Yeayy sip akhirnya selesai juga, kini otaknya bisa bernapas lega, namun Emily merasa lelah berpikir lagi ketika dia teringat beban pekerjaan yang masih menunggu untuk melayani Tuan Muda sok itu. “Aaaarrrhhh !, kapan yaa gw bisa bebas, “ ngeluh Emily sambil menelungkupkan kepalanya diatas meja
“Sabarrr, semua pasti ada hikmahnya,” ucap Vina seolah tahu permasalahan yang dialami sahabatnya itu sambil menepuk punggungnya.
Handphone Emily berdering, panggilan masuk, Hans !
“Cepet lw ke parkiran, gw tunggu 5 menit,” ucap suara di seberang sana.
“Halo ! halo ! belum sempat berkata apa-apa, telepon sudah di tutup. “ Dasar ini orang semena-mena aja !! Dasar tuan muda Gilaaa !,” teriaknya melepaskan emosinya.
begitu sampai di Parkiran, dilihatnya Hans sudah berdiri di samping mobil sport nya, siluet dirinya begitu perfect tetapi mukanya terlihat masam.
“Anterin gw muter-muter Jakarta, kepala gw lg suntuk,” seru Hans sambil melemparkan kunci mobilnya ke arah Emily.
“Ehh busyet dahh ini orang ! enak banget hidupnya nyuruh-nyuruh gw yaa,” ngeluh Emily. Lantas Emily masuk dan melajukan mobilnya.
“Mau kemana Tuan Muda ?,”
“Entahlah, bawa gw ke tempat yang rekomended melepas penat ya.”
“Lahhh bener-bener ini orang ! rasanya mau gw pukul kepalanya sampai benjol ! udah sore pula, mau kemana ya ?,” batin Emily.
Akhirnya Emily melajukan mobilnya ke Pantai yang terletak di pesisir Negara Y, Emily parkir mobil tidak jauh dari bibir pantai, lumayan pemandangannya bisa menyaksikan sunset di tambah deburan ombak yang bisa menghilangkan penat.
Hans keluar dari mobilnya, lalu duduk di Kap mobilnya sambil menikmati sunset dan deburan ombak, lama juga dia terdiam, tingkahnya hari ini agak diam, mungkin dia memang lagi ada masalah.
“ Gimana ? ok kan tempat rekomended gw ?,” Tanya Emily sambil membanggakan diri
“Lumayan, agak tenang juga disini, memang ketika ada masalah, memandang laut yang tak berujung dengan desiran ombak dan angin dapat membuat seolah masalah kita ikut sirna karena deburan ombak itu, penat serasa lepas ketika melihat laut yang tidak berujung, rasanya ingin terbang ke laut yang tidak berujung itu," ucap Hans.
“Lagi ada masalah apa Tuan Muda ? sepertinya stress berat ini,” kepo Emily sambil menyodorkan softdrink kaleng yang ia temukan di mini kulkas mobilnya Hans.
Hans mengambil minuman softdrink itu, “Thanks,” ucapnya.
Hahh gw ngak salah dengar Tuan Muda yang arogan itu bilang thanks, sepertinya dia benar lagi punya masalah berat.
“Lw pernah ngerasain diri lw bukan milik lw ?,” ucap Hans dengan datar.
Hahh, melongo Emily sambil menggelengkan kepalanya.
“Itu gw, bokap gw suruh gw kelola beberapa anak perusahaan grup Emperor, dia ingin menjadikan gw CEO di Grup Emperor, belum lagi dia sudah mempersiapkan acara pertunangan gw dengan salah satu anak dari kolega bisnisnya. Damn it suck !”
Emily memegang dahi Hans, “ ehmm ngak panas, lw ngak sakit tapi kenapa pikiran lw ribet banget yaa, menurut gw bagus lah klo di suruh mengelola beberapa anak perusahan grup Emporer itu, lagipula kan lw udah pegang ilmunya, lagian yang gw tahu lw kan anak tunggal, yaa kepada siapa lagi bokap lw suruh orang kalau bukan ke anaknya dulu, udah gitu next lw ngak perlu repot cari pekerjaan, bangku CEO sudah menanti lw, tetapi kalau bokap lw sampai mencampuri urusan lw harus menikah dengan siapa, menurut gw itu agak keterlaluan sihh, lw berhak memilih calon pendamping lw kelak,karena itu akan menentukan kebahagian sejati lw,” seru Emily sambil tersenyum dengan mata berbinar menunjukan bahwa argument dia jujur tidak berpihak.
Hans memandang lekat Emily, wajahnya didekatkan, tangannya menyentuh bibir Emily. Emily jadi salah tingkah melihat wajahnya Hans tinggal beberapa centi lagi dan tangannya berhasil menyentuh bibirnya, akankah Hans akan menciumnya, OMG !.
“Ada bekas air Fanta di pinggir bibir lw !,” ucap Hans sambil mengelus pinggiran bibir Emily.
“Dag dig dug !!! Aaarhhhh bikin malu aja !,”batin Emily.
“ Omongan lw bener juga, bokap gw boleh ngatur hidup gw, kecuali 1, pendamping hidup harus gw tentukan sendiri.” ucap Hans
“Betul ! Gw harus pilih yang cantik, elegan, modis, pintar !," ucap Hans mulai semangat.
“Betul !." ucap Emily.
“Yang sexy, dan yang ngak kalah penting…pintar di ranjang !," ucap Hans sumringah sambil menatap Emily.
“Be,,betul,” seru Emily sambil tersenyum garing. Dalam benaknya, otak mesumnya udah mulai keluar, pertanda harus segera pulang. “ Hayuk ahh pulang, udh mulai malam,” ajak Emily.
Hans mengangguk, mereka lalu masuk ke dalam mobil. Mobil melaju menuju rumah Emily terlebih dahulu karena Hans merasa Emily sudah berjasa menghilangkan penatnya, jadi dia membebas tugaskan Emily dan mengantarnya sampai ke rumahnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments