Di Rumah Emily,
“Huahhhhh, mantap betul, udah siang masih bisa santai di tempat tidur, sepi sunyi tidak ada panggilan dari HPnya, Tenang banget,”batin Emily sambil memeluk gulingnya.
Hari ini hari minggu dan sudah menunjukan pukul 10.00, sebelumnya Emily sudah shalat subuh dan mengaji namun tertidur lagi mengingat ini hari minggu, hari libur dari segala aktivitas.
Emily mendengar ketukan di pintu kamarnya,”Emily bangun sudah siang ini !,” teriak Bunda dari balik pintu.
Dengan malas dan muka bantalnya Emily keluar dari kamarnya langsung turun ke lantai satu, ke meja makan, disana ia melihat meja makan sudah penuh dengan menu breakfast, ada roti bakar cokelat keju kesukaan Emily, telur ceplok mata sapi setengah matang, dan juice jeruk. Dilihatnya Bi Ati masih sibuk membuat nasi goreng pesanan Bunda. Emily melahap kudapan itu satu persatu.
Pelan-pelan makannya ! kamu bukannya cuci muka dulu biar seger,” ucap Bunda sambil mengoleskan mentega dan selai cokelat ke roti yang baru saja selesai di panggang.
“Ehmmm…enak…Emily kan udah bangun dari subuh Bunda, udah cuci muka, gosok gigi dan wudhu, dijamin udah bersih,” ucap Emily sambil melahap roti bakarnya.
“Kamu hari ini tidak ada aktifitas ?,” Tanya Bundanya.
Emily menggeleng.
“Kalau gitu tolong beliin Ibu obat di apotek sehat selalu yaa, beliin obat ini, “ seru Bunda sambil menyodorkan selembar copy resep.
“Siap, 86 Bunda !,”ucap Emily semangat. Emily sangat menyayangi Bundanya. Entah kenapa akhir-akhir ini Bunda jadi sakit-sakitan, terutama setelah kepindahan kami dari kota X. Bunda memutuskan kontrak secara sepihak dengan rumah mode ternama disana. Bunda Emily memang bekerja sebagai designer baju, sudah lebih ratusan baju rancangan Bundanya berhasil terjual di rumah mode itu. Mulai sejak itu Bunda jadi mudah sakit. Di Negara Y ini Bunda memulai semuanya dari awal lagi, mulai menyewa butik untuk memasarkan hasil rancangan.
***
Di Apotek sehat selalu,
“Mas ada obat ini ?,”tanya Emily sambil menyodorkan copy resep kepada penjual di apotek tersebut.
“Sebentar Mbak,” seru Petugas itu sambil mengecek nama obat ke database yang ada di komputernya.
“Ada semua ini Mbak,copy resepnya mau ditebus semua ?”
“Iya”
“Silakan mbak menunggu di sana sambil menunggu panggilan nomer antrian ini untuk dibayar di cashier.
Emily lalu duduk di bangku yang ditunjuk Masnya itu, Ia langsung mengeluarkan ponselnya, berselancar browsing sambil menunggu panggilan dari mbak cashier. Tiba-tiba datang seseorang cowok tinggi berbadan proporsional dengan wajahnya yang oriental seperti member K-pop menegurnya.
“Emily !,” sapa cowok tersebut ramah sambil membuka topinya.
Kini Emily dapat melihat dengan jelas wajahnya. Emily terkejut bukan main,”Reiiii !!!, lho lw kok di sini ?!,” girang Emily. Emily langsung memeluk sahabatnya itu. Rei adalah teman Kuliahnya di Negara X, Rei merupakan seniornya dulu, Mereka berteman sejak Emily semester 1 dan Rei mahasiswa Semester akhir jurusan Akuntansi juga di Negara X, tepatnya waktu semester 1, Rei banyak membantu Emily di Kampusnya dulu. Dia adalah sahabat Emily yang selalu bisa diandalkan.
“Wahhh udah lama setahun lebih tidak bertemu, How are you Girl ?!,” ucap Rei girang.
“Fine !, setahun apaan perasaan baru 2 bulan dehh…kok ngak ngasih tahu kamu ada di sini sihhh, udah lama ada di Negara Y ?,” Tanya Emily sambil menggelanyut manja kepada sahabatnya itu. Rei menoel hidung Emily, lalu mencubit pipinya, kenapa kangen yaa ?,”
“Auwww sakit tau ! ngaklah ! emang situ pantas di kangenin ! huhhh,” ucap Emily pura-pura ngambek.
Rei terdiam, Ia masih ingat dengan jelas kesalahan yang pernah dibuatnya dahulu kepada Emily. Dulu ia pernah memanfaatkannya untuk mengajaknya berpura-pura pacaran hanya demi mendapatkan hati seorang gadis. Saat ini dia menyesal begitu mengetahui bahwa pujaan gadisnya itu pernah menindas Emily, sahabatnya yang selalu tulus kepadanya.
Antrian Nomor 15 !. Emily mendengar nomer antriannya dipanggil, ia langsung pergi ke arah cashier. Setelah membayar dan mengambil obatnya, Emily menghampiri Rei yang dari tadi menatapnya dengan penuh rasa bersalah.
“Gw udah selesai, kalau tidak ada yang mesti di bicarakan, gw pulang duluan yaa,” seru Emily datar.
“Tunggu Emily, masih banyak yang mau gw bicarakan ke lw, bagaimana kalau kita makan dulu, sekitar sini, mungkin lw tahu tempat yang bagus, bagaimana ?,” pinta Rei sambil menatapnya tajam.
“Ehmm, yaudah kita makan di restoran es teller itu aja, kebetulan gw sedang haus,” ucap Emily sambil menunjuk kedai es teller di samping apotek tersebut.
Sebenarnya hati Emily sangat berdebar bertemu dengan Rei. Rei adalah sosok cowok yang bisa membuat dirinya merasa tenang dan nyaman, di Negara X, Rei lah yang paling sering mengajaknya mengobrol dan menghiburnya di kala Emily sedih, maklum mahasiswa Negara Y terhitung sangat sedikit di Negara X. Namun Emily sudah menutup rapat hatinya untuk Rei dikarenakan dulu pernah di labrak oleh kekasihnya Rei. Kekasihnya Rei menuduh bahwa Emily sebenarnya diam-diam suka sama Rei, namun memaki topeng persahabatan. peristiwa itu sangat menusuk hati Emily, bagaimana tidak Emily di tuduh sebagai Pelakor, sejak saat itu dia membatasi diri bergaul dengan Rei, karena Emily sangat tahu bahwa Rei sangat mencintai kekasihnya itu.
***
Kedai Es Teller,
Emi memesan es teller komplit, “Lw pesan apa ?”
“Samain aja, “ ucapnya datar.
Emily memandang wajah Rei dengan lekat, jantungnya masih berdegup kencang seperti biasanya, wajah Rei sangat ganteng, seperti seorang pangeran berkuda putih yang sangat rupawan, wajahnya oriental putih, pipi tirus, hidung mancung, potongan rambut ala K-Pop, “memang Prince Charming, perpaduan yang sempurna !,” batinnya teriak tak henti memuja Rei.
“Kabar lw bagaimana ? Bunda ? Kampus lw ? Lw tinggal dimana sekarang ?,” Tanya Rei sangat ingin mengetahui kabar sahabatnya itu.
“Alhamdulilah gw baik, Cuma Bunda akhir-akhir ini agak sering sakit, tapi kata dokter Cuma karena kelelahan. Lw sendiri ? kapan sampai di Negara Y ? dalam rangka apa ke sini ?,”
“Gw baru sampai 2 hari yang lalu, gw gak pindah kuliah, gw ke Negara Y karena nyokap telepon untuk mengurus bisnisnya di sini, nyokap gw mendadak sakit, lagian gw udah semester akhir ini jadi tinggal tesis, gw mau nyusun tesis bersama lw di sini, boleh gak ?," seru Rei.
"Hahaha tesis, gw aja masih semester 4, " ucap Emily.
Hahahahahh …mereka tertawa renyah. Emily memberanikan diri menanyakan Pacar Rei waktu di Negara X dulu, “Ehm …Kabar Jennie Bagaimana ?,” Tanya Emily sambil mengaduk-aduk mangkuk es teller nya.
“Gw udah putus dengan Jennie,” ucap Rei dengan datar sambil menyendokkan es teller itu ke mulutnya.
“Ahhh, kok bisa, bukannya lw cinta mati sama dia, pasti lw di putusin sama Jennie yaa ? hayo ngaku ! nasibmu Rei…hahaha,” tawa Emily garing, entah kenapa ada perasaan senang mendengar berita itu.
“Bukan, gw yang putusin dia.”
Emily terkejut bukan main atas pengakuan sahabatnya itu. Dahulu, sahabatnya sangat memuja Jennie, Rei sampai memohon kepada Emily untuk berpura-pura menjadi kekasihnya Rei hanya untuk membuat Jennie Jeolous, dan trik ini berhasil, Rei kemudian bisa mendapatkan hati Jennie.
“Gw menyesal, ternyata Jennie bukan cewek yang baik….
Ponsel Emily bergetar, panggilan telp masuk, panggilan yang tidak diharapkan. Hans menelepon !. Emily langsung menjawab panggilan telepon tersebut.
“Halooo,”
“Emily, cepat datang ke sini !” teriak suara di seberang sana yang kelewat kenceng.
“Hehh, hari ini hari minggu ! hari libur ! pegawai juga butuh istirahat tau,” ucap Emily ngak kalah teriak juga, Ia ngak mau hari liburnya ini masih diganggu oleh Tuan Muda Emperor Tiran tersebut.
“Lw kan belum selesaiin notulen rapatnya, cepat selesaikan sekarang juga, besok gw mau bawa ke Chairman,”ucap suara Hans ngak kalah sewot.
“Besok, akan saya selesaikan besok !,”
“Tidak bisa, harus hari ini juga selesaikan atau lw mau gw cancel pembatalan kontrak itu ! Ohh iya sekalian bawain gw makan siang ! yang lezat !,” ucap Hans seenaknya.
Emily mematikan ponselnya, keselnya udah sampai ke ubun-ubun, “Sumpah ini orang bener-bener kejammmmm !!,” batin Emily.
“Siapa Emily ?,” Tanya Rei curiga.
“Ahh bukan siapa-siapa, hanya orang Gilaa !, Mbak aku pesen ayam crispynya 2 yang pedes banget yaa, level tertinggi, di bungkus sama kentang gorengnya 1.” Ucap Emily kepada pramusaji restoran tersebut.
Emily menjawab pertanyaan Rei yang belum sempat di jawab, “Gw kuliah di Kampus Moderat, gw sekarang tinggal di daerah XX.
Rei merasa familier dengan Kampus Moderat, “Uhh, okelah yang penting gw tau lw sekarang baik-baik saja.” Setelah setengah jam, makanan yang di take away sudah siap, “Rei gw duluan yaa, ada urusan mendadak."
“Nomer hp lw berapa, kok gw telepon ke nomor lama lw tidak aktif yaa ?,”
“ 08…….677,” ucap Emily buru-buru sambil mengeluarkan selembar uang untuk membayar tagihan yang mbaknya bawa.
“Biar gw aja,”ucap Rei sambil mengeluarkan blackcardnya.
Emily menelan ludah lagi, blackcard, “Apa cuma gw doank yang ngak punya blackcard yaa.” Batinnya lirih. “Yaudah kalau gitu, makasih ya Rei, makan sianganya, sorry gw buru-buru,” ucap Emily sambil ngeloyor pergi.
“Ok, nanti gw telp,” teriak Rei.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments