Sudah 2 bulan Emily menjadi pembantunya Hans di Kampus, dan sukses membuat seluruh cewek-cewek di Kampus itu iri padanya. Padahal yang ia rasakan tidak seindah yang dipikirkan oleh cewek-cewek itu. Kontrak itu sukses membuat tubuh Emily pegal-pegal dan batin yang teriak akibat tingkah laku majikannya.
Hari ini, Emily bermaksud mengajukan cuti 3 hari kepada Hans, dengan berat hati Hans mensetujuinya namun dengan 1 syarat, Emily harus menemaninya seharian penuh.
Hari ini hari Sabtu, jam sudah menunjukan pukul 08.00 dan saat ini Emily sudah berada di rumahnya Hans, yups si Tuan Muda itu menyuruhnya untuk menjemputnya karena dia akan meeting dengan para pimpinan cabang dari grup Emperor, kali ini dia dipercaya oleh Chairman, untuk mewakili dirinya yakni ayahnya sendiri untuk memimpin rapat terkait Pembagian Deviden beberapa anak perusahaan Grup Emperor. Baru kali ini Hans menerima apa yang diminta ayahnya untuk mengurus atau memimpin rapat anak perusahaan Emperor Group, sampai-sampai Chairman menganggap apakah Hans sedang sakit atau salah makan, biasanya dia langsung cepat menolak
ketika ditugasi seputar Perusahaan,dengan alasan bla…bla. Hans biasanya tidak mau tahu soal itu, tapi tumben kemarin Chairman basa basi menyuruhnya memimpin rapat dan langsung disetujui oleh anak semata wayangnya tersebut, Putra Mahkota Emporer Group.
Emily tiba di Emporer Kingdom, Emily memasuki melalui pintu masuk utama, baru kali ini Emily disuruh masuk ke dalam bangunan yang seperti istana itu, didampingi Pesuruh Hans, Bapak-bapak yang sudah hampir berumur memasuki satu persatu ruangan dari bangunan itu. Setiap ruangan dibuat dengan sedetail mengkin designnya, Emily masuk dari ruang tamu utama, matanya disuguhi pemandangan mewah bak memasuki Istana.
Emily dipersilakan masuk ke ruang tamu rumah Hans, “ Masyaallah, ini rumah gede banget ya, jendelanya besar-besar, balkon di atas yang seperti opera, belum lagi tangga melingkarnya, lukisannya bercita rasa seni yang tinggi, furniturenya, sofanya merk da vinci, OMG ini mah istana. Emily mengagumi furniture dan arsitektur rumah Hans yang terkesan mewah banget itu,
"Ini ruang tamu utama, tempat Chairman menerima tamu kolega bisnisnya, mari saya antar ke kamar Tuan Muda Hans yang terletak di sisi East Wing bangunan ini," ucap Bapak pesuruh itu dengan ramah menjelaskan satu persatu ruangan dari yang di lalui Emily.
Ini koridor yang menghubungan bangunan utama dengan East Wing,
Emily hanya manggut-mangut atas penjelasan pesuruh itu, batinnya teriak," Gila ini mah bukan rumah tapi benar-benar Istana." jika Emily tidak dipandu oleh Bapak itu pastilah dia akan tersasar di dalam rumah ini yang sangat luas ini.
Satu persatu ruangan dilalui, tidak semuanya dijelaskan oleh Bapak itu, hanya bagian pentingnya saja.
kita tiba di kamar Tuan Muda, mereka berhenti di depan pintu yang sangat besar dan mewah. Dalam hati Emily,"ini pintu kamar ?," batinnya takjub.
" Tuan Muda saya datang membawa Nona Emily," seru Bapak itu di depan alat seperti bel Kamar dan di dalamnya ada micropone kecil.
"Suruh masuk saja," jawab Hans yang terdengar dari alat tersebut.
Bapak itu membuka pintu Kamar Hans," silakan Non Emily," ucap Bapak itu mempersilakan masuk.
Emily melihat ruangan kamar tidur yang berukuran besar itu,
OMG ! kamarnya aja hampir setengah rumah gw !. Emily mencari Hans, kosong tidak ada orang disana, sedangkan Bapak pelayan itu sudah meninggalkan sendirian di kamarnya Hans. Benarkan ini Kamarnya, bagaimana kalau salah. Emily mulai gelisah, dia hanya berdiri diam di dekat kursi.
Kreikk !! suara pintu terbuka, ternyata pintu kamar mandi Hans, Hans keluar hanya menggunakan handuk putih menutupi pinggang ke bawah, sedangkan dadanya dibiarkan terbuka, sehingga Emily bisa melihat dengan jelas otot perut six packnya, tanpa sengaja Emily menelan air liurnya, Gulp !.
"Hans gak sopan ! cepat pakai baju," ucap Emily segera menutup matanya.
Terdengar suara langkah kaki mendekatinya, berbisik di telinga Emily, "Gak papa buka aja gak usah pura-pura malu, jarang lho cewek yang bisa melihat tubuh Tuan Muda Hans setengah telanjang," seru Hans semakin menggoda Emily.
"Arrrrhhh !!! gw mau keluar !," seru Emily cepat-cepat melangkahkan kakinya menuju pintu keluar, tapi Hans menghadangnya, karena Emily hanya sedikit membuka matanya, dia tersandung meja dan malah menarik handuk Hans yang melingkari pinggang Hans. Emily terduduk sambil memegang kaki Hans yang masih berdiri sedang handuknya dipeloroti Emily secara tidak sengaja. Emily bengong ! malu ! dia tidak berani menatap keatas, yang berarti dia akan melihat sesuatu yang belum pernah dia lihat selama ini. "Damn !!!! Kacauuu !!," batinnya berkecambuk dan gelisah.
Hans hanya terdiam, Hans rileks dan malahan tertawa.
Emily terdiam, syock !! masih memegang handuk Hans.
"Masih mau pegangin itu Handuk trus?!," tanya Hans santai karena saat ini Hans sedang tidak pakai baju sebenang pun.
Emily kali ini menutup matanya rapat-rapat sambil tangan satunya memberikan Hans handuknya.
Hans memakai kembali handuk tersebut, "Ehm lw pintar juga yaa cara menggoda cowok," bisiknya di telinga Emily.
"Enak aja ! lw tuh yang mesum ! kenapa panggil gw sampai ke tempat tidur lw kayak gini !," seru Emily masih ngedeprok di lantai kamar Hans, masih tidak berani membuka matanya.
"Sekarang lw udah bisa buka mata," ucap Hans santai yang sudah selesai membelitkan kembali handuknya.
Emily masih melihat Hans dengan kondisi setengah telanjang, seolah ingin memamerkan tubuh sixpacknya itu.
"Cepet lw pakai baju !, gw tunggu di luar aja !," kesel Emily.
"Lahh lw sebagai sekretaris gw, seharusnya lw yang menyiapkan baju gw dunk !, sana cepat ambil Stelan Jas untuk gw rapat nanti," seru Hans sambil menunjuk walk in closetnya.
Emily mengambil Stelan Jas berwarna hitam merk Kiton K 50, dari sekian banyaknya merk Stelan Jas di walk in closetnya. Begitu juga dengan sepatu, Emily juga cepat langsung mengambil sepasang sepatu hitam merk Louis Vuitton berwarna hitam namun agak kasual dari lemari WIC itu, lalu jam tangan, Emily membuka selaci berisi Jam tangan merk mahal, dari sekian merk mahal, Emily memilihkan Jam tangan merk Hublot yang terlihat maskulin dengan tali berwarna hitam.
Emily menyodorkan stelan Jas berwarna hitam itu, Hans mengambil celananya lalu memakai celana panjang itu, di depan Emily. Sebenarnya Hans sudah memakai celana boxer di dalam handuk putihnya tadi, Hans tidak telanjang bulat namun Hans sengaja mengerjai Emily dan itu berhasil membuat Hans bahagia.
Seketika Emily menutup mata ketika Hans membuka handuk yang melilit pinggangnya itu. "AAAkkkk !! Hans !!, tunggu gw keluar dulu !!," teriak Emily histeris.
"Hehhh...kayaknya yang mesum itu lw dehh, lihat dulu yang benar !," ucap Hans yang memamerkan celana boxer bergambar smile itu.
Emily mengintip di balik jari jemarinya lalu tertawa,"Hahahhh lucu banget celana boxer lw," ejek Emily.
"Ohh lw ngak suka ! kalau gitu gw buka nih ?!," goda Hans.
"JANGAN !!!," teriak Emily sambil keluar dari WIC. " Duhh hororr banget sih disini !," batinnya.
Emily memilih duduk di dekat pintu keluar kamar Hans, jadi dia bisa cepat keluar kalau ada kejadian yang tidak diinginkan.
Hans keluar dari WIC, sudah lengkap memakai Jas, sepatu dan jam tangan, semua pilihan Emily dipakainya, tinggal kurang dasi, Hans membawa dasi untuk dipakaikan oleh Emily.
"Bisa gak lw pakaikan dasi ini ?!," pinta Hans.
Emily mengambil dasi itu lalu di lilitkannya di kerah belakang bajunya, agak sedikit lupa sih bagaimana caranya.
"Ehm gw lupa !," ucapnya sambil meringis malu.
" Hadeuhhh masa seorang sekretaris ngak bisa pasangin dasi atasannya !," canda Hans. Tak mau di cibir, lantas Emily membuka mbah Youtube, "Cara memakai dasi," setelah melihat tutorial di youtube selama 5 menit, dan itu cukup membuat Hans kehilangan kesabaran.
Emily mencoba memasangkan dasi Hans, mereka berdiri sejajar berhadapan saling berdekatan, sehingga terasa hembusan napas di keduanya. Emily salting, dia jadi ngak bisa fokus, Hans malah asyik memainkan poni Emily dan itu membuat Emily kesal, " Heyyy ! bisa diam ngak !," ketus Emily sambil menarik kencang dasi itu sehingga membuat Hans hampir tercekik.
"Astaga ! lw bisa ngak sih pasang dasi !," ucap Hans
Emily diam, dia fokus dan gotcha dasi berhasil rapih di pasang.
"TARAAAA !!! bisa kan Gw ! makannya jangan under estimated orang !!," ketus Emily.
Hans bercermin, " Ehm pantes aja cewek-cewek pada naksir gw ! ternyata gw emang seganteng ini yaa ! benar kan Emily !
Emily diam, dia tidak mencemoh Hans, memang cowok yang kini berada di depannya masuk kriteria cowok ganteng, tapi kalau diingat attitudenya yang minus,"Gubrak dah !!,"batin Emily.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Matthias Von Herhardt
😁😁😁😁
2024-02-11
1