Mereka lalu menyudahi sarapan dan bersiap – siap untuk pergi, mobil jeep yang berwarna hijau tua dan di desain bergaya ala militer sudah terparkir di halaman Villa. Melihat mobil jeep semangat Jordan semakin terbakar, pria berbadan kekar itu sangat tergila – gila dengan mobil sport yang bisa untuk segala medan.
“wudiiih.... keren banget nich mobil” ujar Jordan membuka pintu bagian kemudi, dia duduk di belakang setir sambil tersenyum lebar.
“nona Vera yakin mau pergi sendiri? Apa tidak sebaiknya saya saja yang mengantar?” ujar pak Agus melangkah beriringan dengan Vera, asisten Pak Agus juga mengikuti mereka di belakang.
“pak Agus tenang aja, teman – teman Vera juga udah hafal dengan jalannya. jika ada kendala aku akan langsung menghubungi pak Agus” ujar Vera.
“tapi Non... “ ucapan Pak Agus terhenti saat Elvano yang berbadan tambun menerobos lewat, dia hampir saja terjatuh karena tersenggol Elvano.
“eeeeh sorry sorry pak Agus” ujar Elvano yang berlalu pergi, Vera hanya menggeleng -gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya.
“bapak, nggak apa – apa kan?” tanya Vera memperhatikan pak Agus.
“nggak apa – apa, Non. Nggak ada yang patah juga” ujar pak Agus.
“Veeeraaa, ayooo” panggil Prisa yang sudah duduk di bangku penumpang bagian belakang di samping Prisa dan Elvano.
“iya bentar ( menatap ke arah pak Agus yang terlihat cemas) kalo gitu Vera berangkat ya pak Agus” ujar Vera berlalu pergi, pak Agus dan asistennya terlihat cemas.
“bapak yakin membiarkan mereka pergi sendiri?” tanya asisten pak Agus yang terlihat ragu -ragu.
“aku juga nggak yakin, tapi toh ini kemauan mereka. Kita hanya bisa mendoakan mereka saja agar baik – baik dalam perjalanan” ujar pak Agus menatap ke arah mobil jeep, Bi Tinah dan kedua putrinya turut mengantar dan sudah berdiri di depan villa.
Setelah berpamitan pada bi Tinah dan lainnya, mereka semua mengenakan sabuk pengaman. Mesin mobil jeep berbunyi saat Jordan menghidupkannya, perlahan mobil melaju pergi meninggalkan area pelataran villa.
Mereka bertujuh terlihat sangat bersemangat, mobil Jeep mereka melintasi jalanan yang di penuhi kerikil batu. Guncangan mobil semakin membakar adrenalin petualangan mereka, Vera dan lainnya terlihat tertawa bahagia sambil terus bercanda.
Sesampainya di pusat kota, mereka hunting berbagai pernak – pernik khas kota itu. Dhatu terlihat sangat bersemangat membeli beberapa barang yang di sukainya, setelah puas berbelanja mereka singgah ke sebuah mini market untuk membeli beberapa makanan ringan dan kebutuhan lainnya.
Aksa melihat ke arah teman – temannya serta Vera yang asyik memilih beberapa snack, diam - diam tanpa sepengetahuan lainnya dia membeli sekotak k*nd*m dan langsung di masukkan ke dalam saku celananya.
Kasir mini market itu melihat ke arah Aksa dengan tatapan penuh maksud,
“buat jaga – jaga” ujar Aksa dingin sambil membayar dan berlalu pergi begitu saja.
Mereka bertujuh lalu pergi menuju tempat wisata yang terkenal di kota itu, mereka bersenang – senang dan bercanda sambil menikmati suasana kota KNT hingga malam.
Vera memperhatikan jam di ponselnya yang menunjukkan pukul sembilan malam,
“guys... pulang yuk. Udah malem banget nih” ujar Vera mengingatkan para sahabatnya.
“eh iya... ke asyikkan main jadi lupa waktu, kita balik sekarang aja” ujar Prisa.
“yaaa... kok balik sich, lagian ini masih sore keles” ujar Dhatu yang belum mau pulang.
“iya Prisa, banyak tempat yang belum kita lihat” ujar Jordan yang masih ingin bermain.
“guys.... kagak ingat apa, buat sampai di villa aja membutuhkan waktu sejam. Belum jalanannya yang berbatu dan musti melewati hutan” ujar Tanisha mengingatkan mereka dengan medan yang harus di tempuh.
“benar kata Tanisha, sebaiknya sekarang kita balik. Kagak lucu juga kali kalo kita mesti lewat hutan tengah malam “ ujar Prisa khawatir.
“ya udah kita balik aja sekarang” ujar Vera mengajak teman – temannya.
“yaa... nggak seru ah, aku masih pengen jalan – jalan” ujar Dhatu.
“lagian sebentar lagi bakalan ada party di sini” ujar Jordan.
“hah seriusan kamu Jo?” tanya Elvano.
“serius lah, tadi aku dengar sendiri dari pemuda pemudi kota ini sewaktu pergi membeli minuman. Kata mereka bakalan ada party menyambut ulang tahun kota KNT” jelas Jordan lagi.
Vera, Prisa dan Tanisha terlihat tidak setuju dengan ide Jordan juga Dhatu yang masih ingin bermain,
“Nggak... Nggak... Kita musti balik sekarang, belum lagi kita harus membeli bahan bakar di SPBU” ujar Prisa mengingatkan.
“benar kata Prisa, apalagi liburan kita masih panjang masih ada hari – hari lain buat kita untuk senang – senang. Sekarang sebaiknya kita balik sekarang sebelum tengah malam” ujar Vera.
“ yaaa... Nggak asik kalian pada” ujar Dhatu yang masih ingin menikmati suasana malam kota, Vera mengode ke arah Aksa untuk berbicara pada Dhatu, Jordan dan Elvano.
“Udah ... Udah ... nggak usak berdebat, aku setuju dengan Prisa dan lainnya. Sebaiknya sekarang kita balik sebelum semakin malam” ujar Aksa menengahi.
Mau tidak mau Dhatu, Elvano dan Jordan mengikuti suara terbanyak untuk kembali ke villa, mereka semua melangkah kembali naik ke mobil Jeep yang terparkir.
Jordan menyalakan mobil lalu melajukannya menuju pom bensin terdekat, kesabaran mereka kembali di uji dengan antrian panjang di SPBU.
“iiih... panjang banget antriannya, jadi bosan kan nungguin” ujar Dhatu semakin bad mood.
“kan... feelling aku tu bakalan kagak salah, lihat bakal alamat pulang tengah malam kita ini” ujar Prisa melihat antrian yang sangat panjang, Dhatu terlihat tidak senang mendengar ucapan Prisa.
“udah... udah... jangan pada nyalahin, sekarang lebih baik kita ngantri aja” ujar Tanisha menengahi, Jordan dan Aksa memperhatikan antrian mobil yang mengular sampai ke jalan utama.
“ Jo, kira – kira bahan bakarnya cukup nggak sampai di Villa?” tanya Aksa pada Jordan yang duduk di belakang kemudi, Jordan memperhatikan penunjuk tangki bahan bakar yang jarum penunjuknya berada di antara baris ke tiga dan ke dua.
“ menurut aku, kalo ngebut sih bahan bakar segini cukup sampai ke villa” ujar Jordan.
“nggak... nggak ... enggak... Nggak ada ceritanya ngebut – ngebutan, kalo kamu pergi sendiri terserah kamu mau ngebut, jungkir balik atau sekalian nyemplung ke laut” protes Tanisha tidak setuju dengan ide Jordan.
“trus kamu mau nginep di sini? Kagak liat apa antriannya panjang begitu, alamat kita bisa bermalam di sini” ujar Aksa.
“ trus gi mana? Kita ngantri atau lanjut jalan?” Tanya Jordan.
“ udah jalan aja, soal bahan bakar kita cari yang eceran di tepi jalan. Itu Kasihan si Vera ketiduran gitu,” ujar Elvano sambil memelankan suaranya.
Mereka semua serentak melihat ke arah Vera yang sudah tertidur,
“opss.. sorry... aku nggak tahu” ujar Tanisha memelankan suaranya.
Mereka pun setuju dengan ide Elvano untuk melanjutkan perjalanan pulang ke villa, Vera yang tertidur sama sekali tidak terganggu saat Aksa dan Tanisha sedikit berdebat dengan suara cukup keras.
Suasana dalam mobil jeep itu hening karena beberapa dari mereka sudah ikut tertidur, hanya terdengar suara musik energik dari radio di dash board mobil membuat Jordan fokus menyetir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments