Ep. 18

Pak Agus dan lainnya tiba di lokasi yang di ceritakan tim pencari, dia melihat pagar pembatas yang rusak serta bekas jejak ban mobil yang sama dengan mobil yang di gunakan mereka.

“ada kemungkinan mereka melewati jalanan ini pak,” ujar ketua tim pencari.

Pak Agus terlihat panik dan mondar – mandir di tepian pembatas jalan yang rusak,

Gawat .. mereka benar – benar melewati jalanan ini. Bagaimana ini? Bagaimana ini ? gumam pak Agus dalam hati.

Ketua tim dan para pencari terus memperhatikan tingkah pak Agus yang panik, Ketua tim lalu mendekati dan memukul pundak Pak Agus yang termenung menatapi jalan.

"Pak” panggil ketua tim itu yang langsung di tatap oleh Pak Agus.

“iya !!! ada apa?” ujar pak Agus tampak gusar.

“ apa yang terjadi, pak? Apakah non Vera dan temannya sudah melewati batas larangan?" tanya ketua tim itu dengan hati – hati.

Pak Agus menganggukkan kepala, wajahnya terlihat sangat khawatir.

"Ya, mereka sudah melewati jalanan terlarang ... Ini sangat berbahaya." Ujarnya kembali menatap jalanan itu.

Para pencari saling menatap, mereka ikut merasa khawatir tentang keselamatan Vera dan teman-temannya.

"Pak Agus, sebaiknya kita bertindak cepat. Bisa – bisa mereka semua tidak bisa kembali dengan selamat” ujar salah satu dari mereka.

“tidak semudah itu !!! kita tidak bisa masuk secara sembarangan, sekarang sebaiknya kita berbicara dengan tetua adat di kampung ini. Semoga tetua itu menemukan cara untuk menyelamatkan mereka” ujar Pak Agus.  

Mereka lalu kembali ke mobil jeep masing – masing, lalu melajukan mobil itu menuju kampung yang ada di dekat villa.

****

Prisa perlahan – lahan membuka matanya, dia baru saja tersadar dari pingsan. Dia melihat ke sekeliling yang masih gelap, rasa takut mulai menyelimutinya. Dia duduk bersandar di sebuah pohon tepi jalan,

"Vera .... Tanisha ... Aksa ... “ panggilnya ke arah jalanan sebelah kirinya, dia menajamkan telinga untuk mendengar apakah ada sahutan dari teman – temannya.

Beberapa menit telah berlalu, namun sama sekali tidak ada sahutan yang di dengarnya. Prisa mencoba kembali memanggil teman – temannya,

“Ve ... “

“he he he he he”

Prisa terdiam seketika saat mendengar suara tertawa itu, dia merasa bulu kuduknya berdiri saat mendengar suara tawa misterius itu. Dia melihat ke kanan ke kiri hingga atas  mencari sumber suara yang di dengarnya, tapi dia tidak menemukan siapa pun.

“he he he he he” suara tawa misterius itu kembali terdengar, membuat Prisa ketakutan setengah mati. Dia berusaha berdiri sambil menahan rasa sakit di kakinya,

"Siapa di sana?" Prisa bertanya dengan suara bergetar.

Jantungnya berdetak keras mencari asal suara itu,

“he he he he he he”

Suara tawa itu terdengar lagi, lebih keras dan berada lebih dekat. Prisa ketakutan berusaha berdiri, dia ingin meninggalkan tempat itu namun kakinya terasa sangat sakit.

"Vera! Tanisha! Aksa!" Prisa memanggil lagi, tapi tidak ada jawaban.

Prisa melangkah tertatih - tatih menuju jalanan yang di lalui teman - temannya, namun langkahnya terasa berat saat kaki kirinya terasa ada yang menahan.

Prisa panik mencoba melepaskan kaki kirinya dari sesuatu yang menahannya. Namun, semakin dia berusaha melepaskan semakin kuat lah tarikan itu.

“he he he he he”

"Vera! Tolong!" Prisa berteriak, tapi suara tawa misterius itu semakin keras. Dia langsung terduduk kembali, kedua tangan menutup telinga dan memejamkan matanya. Seketika suasana kembali sunyi dan hening, perlahan dia membuka mata dan telinga menatap di kegelapan malam.

Tangannya mengambil ponsel yang tersimpan di saku celana, dia segera menyalakan lampu senter ponsel itu.

“AAAAAAAAAAAAAAAA” Prisa terkejut saat melihat makhluk yang berada di depan jalan yang akan di tuju nya, dengan tertatih – tatih dia berlari menuju arah jalan sebaliknya kembali ke mobil jeep yang mereka tinggalkan.

Prisa kembali berusaha untuk bangkit, lampu senter ponselnya menerangi jalan yang gelap. Dia tidak berani melihat ke belakang takut jika makhluk itu mengikutinya.

Prisa membuka pintu dan melompat masuk ke dalam mobil jeep, dia menyenteri tempat kunci mobil di mana kunci itu masih terpasang di sana. Dia segera mengunci pintu dan mencoba menyalakan mesin,

Rrrrr.... rrrr... rrr....

Mobil jeep itu sama sekali tidak menyala, patang arang Prisa kembali mencoba hingga ....

Rrrrr vrrrrom .... vrrrromm...

Mobil jeep itu menyala, Prisa segera menyalakan lampu.

“AAAAAAAAAAAAAAAAA” pria kembali berteriak saat lampu mobil menyala, makhluk itu kini berada tepat di depan jeep.

Prisa segera memasang gigi mundur dan memundurkan mobil itu dengan kecepatan tinggi, dia melihat ke arah belakang. Sesekali dia melihat ke arah depan di mana makhluk itu suda berada sangat jauh, Prisa langsung memutar setir dan merubah haluan mobil.

Kini mobil itu berjalan dengan normal, Prisa terus menekan pedal gas dengan air mata yang jatuh menetes di pipinya. Dia terus – terusan melihat ke arah belakang, memastikan jika makhluk itu tidak mengikuti.

Setelah pasti jika makhluk itu tidak mengikuti Prisa menoleh ke arah depan, alangkah terkejutnya dia jika di depan jalan makhluk itu berdiri memperlihatkan kukunya yang panjang dan matanya yang merah.

“AAAAAAAAAAAA”

Prisa berteriak sambil terus menginjak pedal gas hingga menabrak makhluk itu, dia sama sekali tidak berhenti dan terus memacu mobil jeep itu. Makhluk itu menghilang sekejap tanpa berbekas, mobil Prisa terus melaju tanpa hambatan berarti.  

*****

Mobil mewah memasuki sebuah rumah besar berkelas, terlihat beberapa orang menyambut kedatangan mobil itu. Juan memarkirkan mobilnya tepat di pelataran rumah itu, orang – orang segera mendekat dan membukakan pintu mobil itu. Vera dan teman - temannya turun dari mobil memandang takjub rumah besar itu,

“selamat datang di rumah ku” ujar Juan.

Para pembantu atau maid perempuan dan  laki – laki ikut menyambut mereka, seorang pria yang terlihat berumur datang menghampiri mereka.

“selamat datang kembali, Yang mulia” ujar pria tua itu.

“terima kasih, Hugo” ujar Juan tersenyum dingin, dia melihat ke arah Vera dan lainnya yang menatap bingung.

“dia adalah butler di rumah ini, kalian bisa memanggilnya butler Hugo” ujar Juan memperkenalkan Hugo yang langsung memberi hormat pada Vera dan teman – temannya.

Mereka ikut memberi hormat canggung, Vera dan lainnya merasa seperti masuk ke dalam dunia komik atau cerita fantasi bertemakan kerajaan.

“selamat datang, tuan – tuan dan nona – nona sekalian” sapa Butler Hugo.

“te te terima kasih” ujar Aksa canggung.

Mereka semua di undang masuk ke dalam rumah itu meninggalkan maid yang masih berbaris di luar, Vera sempat melihat ke arah para maid itu.

“mereka terlihat tertib dan terlatih” ujar Vera pada diri sendiri, tanpa di sadarinya Juan berdiri di belakangnya. Kepala Juan berada di samping wajah Vera,

“mereka memang sangat terlatih untuk melakukan apa pun” ujar Juan membuat Vera terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya.

Tangan kekar Juan langsung melingkar di pinggang ramping Vera dan  menariknya lebih dekat dengannya,

“lagi – lagi kamu harus hati – hati, atau kamu akan benar – benar terluka kali ini” ujar Juan mengode untuk melihat ke belakang Vera.

Terpopuler

Comments

Ida Siti Farida

Ida Siti Farida

semangaaaaattt....💪💪💪

2025-02-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!