Episode 4

Penampakan bangunan villa mulai terlihat, iringan mobil jip mulai memasuki pelataran dan parkir tepat di halaman luas Villa mewah itu. Tepat di depan pintu Villa itu berdiri tiga orang perempuan yang menyambut kedatangan Vera dan teman - temannya, salah seorang dari mereka terlihat sudah berumur.

Pintu mobil jip terbuka, Vera dan lainnya mulai turun dari jip itu.

“selamat datang tuan – tuan dan nona – nona semuanya... “ sapa ramah perempuan yang terlihat berumur.

“nona Vera, perkenalkan ini bi Tinah dan kedua putrinya. Yang ini Mega dan yang ini Ayu, mereka yang akan membantu dari memasak hingga mencuci di villa ini” ujar Pak Agus memperkenalkan Bi Tinah juga putrinya pada Vera.

“Vera... “ ujar Vera memperkenalkan dirinya pada bi Tinah dan kedua putrinya, begitu juga dengan Aksa, Dhatu, Elvano, Jordan, Prisa dan Tanisha yang memperkenalkan diri sambil menyalami dengan ramah.

Setelah perkenalan Bi Tinah mempersilahkan Vera dan lainnya untuk masuk ke dalam villa, Ayu di minta bi Tinah untuk mengantarkan para pria menuju kamar mereka yang berada di lantai dua, sedangkan Mega mengantarkan para perempuan menuju kamar mereka di lantai pertama.

Vera masuk ke dalam kamar miliknya dan menjelajahi setiap sudut kamar, dia membuka pintu menuju beranda kamar. Mata Vera terpukau dengan pemandangan yang tersuguh, pepohonan hijau dan asri serta udara sejuk memberikan kesan damai di iringi suara nyanyian burung – burung yang bersahutan satu sama lain.

“apakah anda menyukai suasananya nona?” tanya Mega yang berdiri di depan pintu kamar beranda itu.

“ya... aku sangat menyukainya.... di sini terasa tenang dan damai” ujar Vera sejenak memejamkan matanya, senyuman terkembang di wajah Mega. Namun senyuman itu mendadak berubah dengan tatapan bingung saat dia melihat ke arah pepohonan, ada sesuatu di balik rimbunnya pepohonan menarik perhatiannya.

Mega melihat ke arah pepohonan yang berada di bawah gedung villa itu, sosok itu terlihat tidak begitu jelas tapi sukses membuatnya begitu penasaran. Perlahan Mega mendekat lalu berdiri di samping Vera yang masih memejamkan mata menikmati udara segar, perlahan mata Vera terbuka lalu menatap ke arah sampingnya di mana Mega masih melihat ke arah rimbunan pepohonan.

“kamu liatin apa?” ujar Vera membuat Mega terkejut dan mengalihkan tatapannya ke arah perempuan cantik itu.

“itu nona... (sejenak melihat ke arah sesuatu yang menarik perhatiannya) tadi... ah sepertinya saya sudah salah lihat, kalau begitu saya permisi dulu nona” ujar Mega yang sudah tidak menemukan sosok di balik rimbunnya pepohonan, dia lalu undur diri keluar dari kamar Vera yang menatapnya dengan kebingungan.

Vera kembali melihat ke arah pemandangan di beranda kamar, menghirup udara segar yang berembus pelan. Tanpa di sadari Vera ada sepasang mata yang terus memperhatikannya dari balik pepohonan rimbun, sosok itu terus memperhatikan gerak gerik Vera hingga gadis itu kembali masuk ke dalam kamarnya.

Hari mulai beranjak sore, Bi Tinah di bantu ke dua putrinya tengah menata makanan yang baru selesai mereka buat. Aroma harum menggugah selera Vera dan teman – temannya yang sudah merasa sangat lapar, mereka semua sudah duduk dengan tenang di meja makan di mana makanan sudah terhidang.

“ayo bi, sekalian makan bersama kami” ujar Vera mengajak bi Tinah, Ayu dan Mega untuk makan bersama mereka. Dhatu yang duduk di samping Elvano terlihat tidak senang saat Vera mengajak Bi Tinah dan kedua putrinya makan pada satu meja yang sama, perubahan raut wajah Dhatu tertangkap oleh Mega juga Ayu.

“tidak usah non, kami nanti saja di belakang” ujar Ayu santun.

“ayolah, kita makan sama – sama saja di sini” ajak Prisa yang duduk di samping Jordan.

Isss... ngapain sih mereka pada ngajak para ba** itu makan bareng, bikin mood jelek aja... gumam Dhatu dalam hati tidak senang.

“benar Bi, ayo duduk makan bersama kami di sini. Toh kursinya masih ada banyak" ujar Tanisha menunjuk ke beberapa kursi yang kosong.

Ni si Tanisha dan Prisa ngapain juga dukung si Vera, kayak nggak ada kerjaan gumam Dhatu kembali dengan raut wajah tidak senang.

“tidak apa – apa non, kami makan nanti saja. Silah kan di nikmati makanannya nona – nona dan tuan – tuan” ujar Bi Tinah mempersilahkan Vera dan teman- temannya untuk makan terlebih dahulu.

“udah deh, kalo orangnya nggak mau ngapain di paksa. Kayak nggak ada kerjaan aja sih” sindir Dhatu membuat Vera dan lainnya serentak menatap ke arah Dhatu.

“Dhatu... “ hardik Tanisha yang tidak senang mendengar ucapan Dhatu.

Bi Tinah dan kedua putrinya hanya tersenyum canggung,

“kalo begitu kami permisi dulu Non, mau ngelanjutin pekerjaan yang tertunda. permisi” ujar Bi Tinah undur diri, begitu juga dengan Mega dan Ayu.

Vera hendak memanggil Bi Tinah namun dia kembali terdiam saat Bi Tinah dan kedua putrinya sudah berlalu pergi meninggalkan ruang makan,

“Dhatu nggak seharusnya kamu ngomong gitu, bagaimana pun juga kita harus bisa menghargai bi Tinah, Ayu dan Mega” ujar Jordan membuat Dhatu merasa tidak senang.

“lah apa yang salah? Toh bi Tinah dan putrinya udah nolak dari awal, kalian aja yang maksa – maksa buat makan satu meja” ujar Dhatu kesal.

“tapi kamu nggak harus juga bicara seperti itu pada bi Tinah, mereka pasti merasa tersinggung dengan kamu yang kesannya udah merendahkan mereka” ujar Prisa.

“helo yang ngerendahin siapa juga? Kan kita semua udah dengar kalo bi Tinah dan lainnya udah nolak, ngapain juga di paksa” ujar Dhatu pantang kalah.

“udah udah...jangan ribut di depan makanan. Ayolah... kita di sini buat seneng – senang bukan nyari ribut, sebaiknya sekarang kita makan, kasian bi Tinah udah capek – capek masak malah di anggurin kayak gini” ujar Elvano menengahi.

“kalian makan aja, aku udah nggak nafsu makan” ujar Dhatu kesal berdiri dari kursi dan meninggalkan ruang makan menuju kamarnya.

“dhatu... dhatu” panggil Vera yang sama sekali tidak di indahkan oleh Dhatu yang sudah menghilang dari balik pintu kamarnya.

“udah biarin aja tuh anak, lebih baik kita makan sekarang” ujar Tanisha mengabaikan Dhatu, Aksa terlihat khawatir terus menatap ke arah pintu kamar Dhatu yang tertutup rapat. Begitu juga Vera yang hendak bangkit dari tempat duduknya,

“mau ke mana Ver?” tanya Prisa.

“aku mau bujuk Dhatu, dia pergi dalam keadaan lapar. Kasihan” ujar Vera.

“udah biarin aja, ntar kalo lapar dia bakalan keluar sendiri kok” ujar Jordan cuek memilih menikmati makanannya.

“tapi...” Vera terlihat khawatir terus menatap ke arah pintu kamar yang tertutup rapat.

“sayang, lebih baik kamu dan lainnya makan sekarang. Biar aku yang coba bicara dengan Dhatu sekarang” ujar Aksa bangkit dari tempat duduknya.

Terpopuler

Comments

Amoy Ima

Amoy Ima

dhatu n Aksa ada main belakang ni....

2025-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!