Ep. 14

Vera terkejut nyaris terjatuh dengan sigap lengan kekar pria tampan itu menangkap pinggang rampingnya,

“hati – hati, kamu bisa terluka” ujar pria itu tanpa mengalihkan tatapannya dari mata Vera, sejenak mereka saling menatap satu sama lain. Vera merasakan sesuatu menggelitik hatinya, dia lalu melepaskan tangan pria itu dari pinggangnya.

“terima kasih,” ujar Vera sedikit melangkah mundur untuk menjaga jarak. Pria itu masih menatap Vera, tatapannya seperti seekor harimau yang sedang mengintai mangsanya.

“nama ku Juan,” ujarnya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.

Vera memperhatikan tangan pria itu lalu kembali menatap wajah pria yang bernama Juan, perlahan tangannya terulur dan  menjabat tangan pria itu.  

"Vera” ujarnya menatap mata Juan, entah apa yang terjadi pada Vera. Dia sama sekali tidak bisa berpaling dari mata Juan,

“aku tahu” ujar Juan sambil terus memegang tangan Vera.

“tahu? Bagaimana bisa? Kita saja baru bertemu sekarang “ ujar Vera.  

Juan tersenyum misterius membuat Vera bertanya - tanya, "Aku tahu ada sesuatu yang spesial tentangmu, Vera. Sesuatu yang membuatku ingin tahu lebih banyak" ujarnya membuat jantung Vera berdegup kencang.

Perlahan tanpa di sadari Vera, Juan menariknya untuk lebih mendekat. Lengan Juan melingkar di pinggang Vera, 

"Apa maksudmu?" Tanya Vera pelan saat wajah Juan mendekat ke arah wajahnya.

Vera merasakan jantungnya berdegup sangat kencang, napasnya pun memburu. Ia ingin mencoba mundur, tapi lengan Juan menahan dan menariknya untuk lebih dekat.

"bisakah kamu melepaskan ku?" Vera bertanya lagi dengan suara hampir tidak terdengar.

Juan tersenyum menambah ketampanannya, mata mereka saling bertatapan.

"Rahasia" katanya yang berbisik lembut di telinga Vera, hingga membuat dia merasa geli.

Vera sedikit mendorong tubuh kekar itu hingga lengan Juan terlepas dari pinggang rampingnya, dia segera pergi menyusul Aksa dan lainnya.

Juan masih menatap ke arah Vera dengan senyum misterius, matanya berkilauan dengan rasa penasaran. Ia mengangguk pelan, seolah mengucapkan "sampai jumpa lagi".

Vera segera berlari menyusul Aksa dan yang lain, jantungnya masih berdegup kencang.

"Apa yang baru saja terjadi?" katanya pada diri sendiri, Vera sekali lagi menatap ke arah Juan. Namun, pria itu sudah tidak tampak lagi.

Vera melihat ke sana kemari hingga seseorang menepuk pundaknya,

“woi, ngapain lu bengong di sini?” tanya orang itu yang tidak lain adalah Tanisha.

“astaga, kaget aku Sha” ujar Vera. Kedua tangannya menempel pada bagian d*d*, dapat di rasakan oleh Vera degup jantung yang masih terasa kencang.

“makanya jangan bengang bengong kayak tadi, emang liatin apaan sih?” tanya Tanisha penasaran.

“nggak .... nggak liat apa – apa. Eh ya Aksa ama yang lain mana?” tanya Vera mengalihkan pembicaraan.

“anak – anak lagi gabung di sana ( menunjuk ke arah sekumpulan muda – mudi) kita semua udah sempat kenalan dan ada yang mau bantuin kita. Ayuk, gue mau kenalin lu ama mereka” ajak Tanisha menggandeng tangan Vera.

Mereka menghampiri kelompok itu yang asyik menikmati alunan musik dan minuman yang tersedia,  

“hi hi semuanya.... kenalin ini sahabat kita juga. Namanya Vera” Tanisha memperkenalkan Vera yang membalas tersenyum manis. Matanya bertemu pandang dengan sosok Juan yang berdiri di antara mereka, Vera tercenung menatap pria itu yang tersenyum ke arahnya.

“hi ... “ sapa seorang perempuan sambil mengulurkan tangan pada Vera.

Sapaan perempuan itu membuat Vera langsung menatap ke arahnya, dia tersenyum dan menjabat tangan perempuan itu. "Hai “ sapanya.

 

Perempuan itu tersenyum ramah, "Aku Sani, selamat datang di kota Nagara “ katanya sambil memperkenalkan diri.

Vera tersenyum hangat, sesekali matanya melihat ke arah Juan yang sedang berbicara dengan temannya.

"Terima kasih, Sani, Kota nya sangat megah" ujarnya sambil melihat ke arah tempat lain. Sani melihat ke arah yang di lihat Vera,

“itu pacar mu?” tanya Sani saat tahu vera melihat ke arah Aksa yang terlihat hanyut dalam lantunan musik.

Terlihat jelas api kecemburuan di mata Vera saat melihat Aksa yang bergoyang bersama Dhatu,

“bukan, dia tunangan ku” ujar Vera menatap Sani lalu kembali melihat ke arah Aksa dan Dhatu.

Tanpa sepengetahuan Vera Sani menatap ke arah Juan, dia langsung meminum minuman yang di pegangnya seakan memberi kode pada Juan.

Tanisha yang berdiri di samping Vera ikut melihat pemandangan itu,

“Ve, “ sapanya sambil memegang pundak perempuan cantik itu.

“tenang aja Sha, aku nggak apa – apa. Aku tau Aksa nggak ada hubungan apa pun dengan Dhatu” ujar Vera.

Tanisha dapat melihat raut sedih di wajah Vera,

“lu nggak usah boong, Ve. mata lu udah ngasih tahu sebenarnya, (merangkul pundak Vera) tenang aja say, mereka murni sahabatan” ujarnya menenangkan Vera yang membalas dengan tersenyum terpaksa.  

Sementara itu di sisi lain, Juan masih menatap  Vera dengan senyum misterius. Merasa ada yang memperhatikan Vera melihat ke arah Juan,

“Sha, aku merasa capek. Aku duduk di sana dulu ya” ujarnya merasa tidak nyaman dengan tatapan Juan.

“Tunggu bentar dong Ve, gue mau kenalin lu ma cowok. Orangnya asyik banget dan dia bersedia buat bantu kita” ujar Tanisha menahan Vera pergi.

“Cowok?” Vera menatap Tanisha yang sibuk melihat ke sana ke mari.

“(tersenyum) iya neng, masak aki – aki yang mau gue kenalan ma lu” Ujar Tanisha.

Vera merasa penasaran dengan pria yang akan di kenalkan Tanisha padanya,

"nah, itu dia” ujar Tanisha melambaikan tangan saat menemukan pria yang di maksud, mata Vera membesar saat tahu jika pria yang akan di perkenalkan adalah Juan.

Pria tampan itu menghampiri Vera, seperti adegan slow motion di Televisi, Juan yang melangkah terlihat sangat gagah. Tubuh kekarnya terbungkus kemeja hitam, lengan kemeja itu terlipat hingga pangkal lengan. Menambah kesan jantan membuat setiap perempuan menatap ke arahnya, ada yang mencoba menggoda dengan sengaja bersenggolan. Namun mata Juan hanya tertuju pada satu perempuan yakni Vera.

“hi... “sapa Juan yang berdiri di hadapan Tanisha dan Vera.

“Juan, kenalin ini Vera. Sohib gue” Tanisha memperkenalkan Vera pada Juan yang masih saja menatap padanya.

Vera merasa sangat tidak nyaman, jantungnya semakin berdegup kencang.

“Juan,” ujar Juan kembali memperkenalkan diri, membuat Vera merasa aneh.

“bukannya tadi kamu... “ ucapan Vera terhenti saat Tanisha memotong begitu saja.

“tadi kamu? Maksudnya?! Emang lu bedua udah saling kenal?” tanya Tanisha heran.

Vera akan menjelaskan langsung di dahului oleh Juan,

“tadi aku sempat bertemu dengannya saat sendirian “ ujarnya tersenyum manis pada Vera.

"ya... tadi di kami sempat bertemu" ujar Vera pelan, dia terlihat semakin tidak nyaman. Sikap Vera tidak luput dari penglihatan Tanisha yang membuatnya penasaran.

"kenapa Ve? Kok lu kliatan gelisah gitu" tanyanya.

Vera hanya bisa diam seribu bahasa, ingin bicara namun dia tidak mau nantinya akan di anggap sok kecantikan. Juan tersenyum melihat Vera yang salah tingkah,  

"sepertinya temanmu kelelahan, bagaimana jika kalian semua istirahat di apartemen ku" ujarnya mengundang Vera dan teman – temannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!