Ep. 11

Mobil jeep yang dibawa Jordan terus membelah jalanan yang datar tanpa hambatan, dia sedikit mempercepat laju saat melihat indikator bensin yang semakin menipis.

Vera melihat ke luar jendela mobil, keningnya berkerut saat melihat samar – samar cahaya di antara rimbunan gelap pepohonan. Dia berusaha untuk fokus menatap di sisi jalan yang di lalui mobil jeep itu,

“ve... lu napa? Kok fokus bener liat jalan” tanya Tanisha.

“ah... nggak Cuma gue ngerasa aneh ama ni jalan,” ujar Vera.

“aneh? Aneh gi mana?” tanya Elvano.

“kalian ingat kan, sewaktu kita datang pertama kali ke villa. Jalannya nggak semulus ini, dan sepanjang kita jalan tadi aku ngerasa dengar suara riak air” ujar Vera.

“suara air?!” Prisa lalu mencoba mendengar suara yang di dengar oleh Vera.

Elvano dan Tanisha saling menatap dengan penasaran, mereka juga melakukan hal yang sama.

Byurr... byurrr...

Samar – samar mereka mendengar apa yang di maksud oleh Vera, Jordan melihat ke arah kaca yang memantulkan bayangan Vera dan lainnya. Begitu juga dengan Aksa, dia juga berusaha mendengar apa yang di dengar oleh yang lainnya.

Jordan lalu menghidupkan lampu untuk penglihatan jauh, hanya ada jalan tanah kosong yang datar.

"Benar Ve, aku juga seperti suara gelombang air" kata Elvano.

"gue juga ngerasa ada yang aneh, Jo berenti dulu” ujar Tanisha yang langsung di patuhi Jordan.

Tanisha mendekati kaca jendela dan mulai menyenteri ke arah Luar, hanya terlihat rimbunan pepohonan gelap.

"kalo di ingat – ingat, seharusnya Kita sudah sampai villa, kan? Kenapa jalan ini terasa lebih panjang?" ujar Prisa menyadarkan mereka semua.

Suasana mobil menjadi semakin tegang, mereka saling berpandangan satu sama lain.  

Tanisha menelan ludah dengan kasar, suaranya terdengar bergetar.

"Apa mungkin kita... tersesat?" ujarnya.

Jordan dan Aksa saling bertatapan, mereka kembali melihat ke arah depan. Terlihat gelap dan sama sekali tidak ada cahaya,

“kita putar balik, Jo” ujar Elvano panik.

“oke oke, semua tenang. Kita putar balik sekarang” ujar Jordan kembali memundurkan gigi untuk putar balik.

Mobil berhenti sejenak sebelum memutar balik, Jordan lalu menekan pedal gas. Tapi tiba – tiba saja mobil berhenti dan tidak mau jalan, Suasana terasa begitu hening mencekam. Mesin mobil jeep mendadak mati, Jordan mencoba menyalakan dengan memutar kunci mobil itu berulang kali.

Suasana menjadi semakin menegangkan dengan kegelapan menyelimuti sekeliling mobil jeep itu. Jordan berusaha menyalakan mesin lagi, tapi tetap tidak mau hidup.

"Apa yang terjadi, Jo?" tanya Elvano dengan suara bergetar.

Jordan menggelengkan kepala,

 "Aku tidak tahu, mesinnya mati." Ujarnya kembali berusaha menyalakan mesin mobil jeep itu.

Aksa menyalakan senternya kembali, lalu menyenteri ke arah indikator mobil.

“ya tentu aja mobilnya kagak nyala, bensin kita udah habis” ujar Aksa.

“trus... kita beneran ke jebak di sini, dunk?” tanya Dhatu cemas.

 “ yang bener aje lu , Aksa. Coba periksa lagi” Elvano sama sekali tidak percaya.

“periksa aja ama lu sendiri, kalo kagak percaya” ujar Aksa mempersilahkan Elvano untuk memeriksa sendiri.

Badannya yang chubby bergerak condong kedepan membuat Aksa menggeser jauh ke dekat pintu mobil, Ellvano memperhatikan dengan serius indikator bensin yang sudah jauh berada dari garis E.

“eh beneran, ternyata. “ ujar Elvano sambil tertawa cengengesan.

“gua juga bilang apa, gentong” ujar Aksa sedikit kesal.

"iye iye maaf, gitu aja sewot lu” ujar Elvano.

Vera menyalakan senter di ponselnya dan mulai menyenteri ke arah luar, dia memperhatikan suasana di luar sana.

“sekarang gi mana?” tanya Dhatu yang mulai ketakutan.

“ya mau nggak mau kita stuck disini,” ujar Jordan santai.

Vera menyenteri ke luar jendela,  mencari tanda-tanda kehidupan atau jalan keluar.

“kagak mau gua, stuck di tempat kayak gini” ujar Dhatu mulai merasa takut. Dia melihat ke arah Prisa yang dia sedari tadi seribu bahasa, para pria yang ada di jeep itu tidak menghiraukan Dhatu juga Prisa yang ada di bagian belakang.

"Apa kita turun dan cek sekitar sini? Siapa tahu ada rumah penduduk buat kita numpang istirahat" tanya Elvano ragu-ragu.

“pris... pris... lu kenapa diam aja?”tanya Dhatu, namun Prisa sama sekali tidak menyahut dan terus menundukkan kepalanya. Vera dan Tanisha melihat ke arah belakang, mereka saling berpandangan heran melihat sikap Prisa yang berbeda dari biasanya.   

“hmmm...menurut gue ide si Vano juga kagak ada salahnya, dari pada kita di sini kagak ngelakuin apa pun” ujar Jordan setuju dengan ide Elvano.

Dhatu mendengar suara bisikan dari Prisa yang masih menundukkan kepalanya, Vera dan Tanisha mengode ke arah Dhatu seakan bertanya apa yang di ucapkan Prisa.

"Apa katanya, Dhatu?" tanya Vera pelan.

Dhatu sedikit menjauh dari Prisa, dia tak berani menatap gadis itu. "Prisa bilang... 'Dia datang' ‘Dia datang’ "ujarnya bingung.

“siapa yang datang?” tanya Elvano membuat para perempuan serentak melihat ke arahnya. Begitu juga dengan Prisa yang seakan baru tersadar,

“loh kok kita berhenti, emang udah sampai ya” ujar Prisa membuat Tanisha, Dhatu dan Vera kebingungan.

“loh kok pada diam, ini kita udah sampai apa belum sih?” tanya Prisa heran pada teman – temannya.

“pris, lu kenapa tadi? Siapa yang lu maksud akan datang?” tanya Tanisha yang langsung di sambut dengan wajah heran Prisa.

“ha... emang gue ngomong apaan? Perasaan gue dari tadi tidur” ujar Prisa bingung. Vera, Dhatu dan Tanisha kembali saling berpandangan, mereka bertiga sangat jelas mendengar suara pelan Prisa.

“woi,” Elvano mengeraskan suaranya dan sedikit memukul sandaran kursi, perbuatannya membuat ke empat perempuan itu terkejut.

“waaa” pekik mereka bertiga sontak melihat ke arah Elvano.

“astaga,.. Ada apa sih ,Vano? Kamu bikin kami kaget“ ujar Vera reflek memegangi Tanisha,

“he he he he mangkanya jangan pada srius, ini gua mo ngasih tau. Gua, Aksa dan Jo mau jalan ke depan” Ujar Elvano.

“ngapain? “ tanya Tanisha.

“ yah kita - kita pada mau ngecek di depan , siapa tahu ada rumah penduduk atau pemukiman. Dari pada di sini nggak ngelakuin apa – apa” jelas Elvano.

“loh, jadi kita belum sampai di villa” Prisa terlihat kebingungan.

“lah si eneng, lagi mabok ya? Kagak tahu apa nih mobil udah kehabisan bahan bakar, sekarang aja kita masih di tengah perjalanan “ ujar Elvano.

Prisa lalu melihat ke arah luar jendela, hanya pemandangan gelap dan rimbunan pepohonan yang terlihat.  

“Lu pada mau stay di mobil apa pada ikut kita?” tanya Elvano lagi.

“gue ikut kalian, kagak mau gue di sini” ujar Dhatu.

“kalo lu? Ve, Pris, Tanisha... “ Elvano masih menunggu jawaban dari tiga perempuan itu.

Vera, Tanisha dan Prisa saling berpandangan satu sama lain,

“aku ikut aja deh” ujar Vera. Tanisha dan Prisa mengangguk setuju dengan Vera,

"Aku juga ikut," kata Prisa.

"oke semua udah setuju. Ayo, sebaiknya kita bergerak sekarang!" seru Jordan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!