Ep. 15

Tanisha terlihat senang, namun tidak dengan Vera yang terlihat semakin tidak nyaman.

“Ide  bagus... “ Tanisha akan berbicara langsung di potong oleh Vera.

“terima kasih, tapi maaf kami harus kembali pulang ke villa” ujar Vera yang menundukkan kepalanya.

Juan terlihat tidak senang mendengar keinginan Vera, entah apa yang terjadi alam pun memikirkan hal yang sama. Mendadak saja suhu udara di kawasan itu turun drastis, Vera melihat ke atas langit yang terlihat sangat gelap. Bulan purnama yang sempat bersinar terang kini telah bersembunyi di balik awan,

Gedurukkkkk..... kerr....

Krrraaakkkk ... buuuum....

Kilatan petir terlihat menyambar di sertai dengan bunyi gemuruh yang saling bersahutan.

“loh ... kok mendadak cuacanya berubah?” tanya Tanisha heran.

Tap   tap   tap 

Air hujan mulai turun satu persatu membasahi tanah,

“Ve, sepertinya akan hujan” ujar Tanisha, sebelah tangannya terangkat ke atas untuk menutupi kepalanya.

Aksa dan lainnya datang menghampiri Tanisha, Vera juga Juan,

“sebaiknya kita cari tempat berteduh” ujar Jordan menatap ke arah langit.  

“kalo gitu kita balik aja sekarang” ujar Vera.

“ hah balik. Serius lu Ve, sayang banget kota seindah ini tidak kita jelajahi” ujar Jordan yang belum mau untuk pulang.

“iya Ve, lagian kita juga belum puas main” Elvano ikut protes dengan usulan Vera.

“tadi gue denger juga, mereka mau ada in party besok malam” ujar Dhatu menambahkan.

Dhatu, Elvano dan Jordan terlihat tidak setuju dengan rencana Vera yang ingin pulang,

“guys” panggil Tanisha menarik perhatian Dhatu dan lainnya.

“kita semua belum balik dari tadi, nggak ingat besok kita musti di bandara buat penerbangan pulang” ujar Vera pada teman – temannya, mengingatkan mereka dengan tujuan liburan ke kota lain.

Ucapan Vera semakin membuat Juan tidak senang, hujan mulai turun satu persatu.

“sebaiknya sekarang kita berteduh dulu” ujar Aksa, memperhatikan langit.

Mereka langsung berlarian menuju tepian atau pelataran gedung – gedung di sekitar, Vera memperhatikan langit yang gelap. Tanpa di sadari dia berdiri tepat di depan Juan, mereka semua berteduh sembari menunggu hujan mereda.

Juan memperhatikan Vera dari belakang, kedua tangan gadis itu memeluk tubuhnya sembari menghangatkan. Udara yang semula hangat berubah menjadi dingin berangin,

“Aksa dingin banget” keluh manja Dhatu, menarik perhatian Vera. Dia terlihat tidak senang dengan sikap Dhatu, sudah berulang kali Vera mengingatkan Dhatu untuk bersikap wajar. Namun, dengan kilah ‘sahabatan’ Vera hanya bisa memaklumi, dia tidak ingin di anggap cewek posesif oleh tunangannya sendiri.

Semua melihat ke arah Dhatu yang menggigil kedinginan, Jordan memperhatikan gedung di belakang mereka. Kaca jendela itu memantulkan bayangan mereka seperti kaca film, dia lalu berusaha untuk melihat ke dalam. Samar – samar di mendengar sesuatu yang aneh,

Aaaarggh... Hiiissss

Sayup – sayup Terdengar suara geraman dari balik kaca itu,

Ah ... Gua nge halu karena terlalu banyak minum. Masak iya di lingkungan bagus ini ada suara seperti binatang ujarnya dalam hati.

Tanpa siapa pun sadari di balik kaca itu ada banyak sosok yang mengintai mereka, taring panjang mencuat dari bibir mereka yang berlepotan cairan merah. Di antara sosok itu tampak menjilati kaca seolah menjilati Elvano dan lainnya, Juan memalingkan wajahnya ke kaca. Tiba – tiba saja matanya yang terlihat normal berubah bersinar warna merah, seolah mengancam para sosok di balik kaca itu.

Perubahan mata Juan tentu saja tidak di sadari oleh Vera cs,

“ kita balik ke villa aja deh, bagaimana? Ini sudah sangat malam,” ujar Vera menatap bad mood ke arah Aksa.

“ yaaaa Ve, lu liatkan hujannya deras. Gi mana kita mau balik” keluh Tanisha.

“Dan lagian ngapain juga kita musti balik sekarang, kita jelajahi dulu ni kota. Jarang banget kita nemu destinasi sebagus ini. Lagian, besok juga ada party in door dan party-nya di tempat yang keren banget!” ujar Elvano masih menolak untuk pulang.

“Iya Ve, mumpung liburan masih panjang kita harus menikmati malam ini!” ujar Dhatu menambahkan.

“Tapi... “ ucapan Vera terhenti saat Aksa bergeser berdiri di samping Vera.

“sudahlah yank, kita ikuti maunya anak – anak.  Apa lagi cuacanya bertambah buruk, aku nggak mau kamu jatuh sakit” kata Aksa sambil merangkul pundak Vera.

Sikap Aksa membuat Juan tidak senang, dia menatap tajam ke arah Aksa yang sama sekali tidak sadar. Angin kencang berembus kuat membuat Dhatu semakin menggigil,

“Aduh dingin banget, “ Dhatu merapat ke arah Jordan hingga mereka semakin berdesakan.

Akibat berdesak – desak untuk terhindar dari hujan, rangkulan Aksa di pundak Vera terlepas. Vera terdorong hingga merapat ke arah Juan yang berdiri di belakangnya, senyuman terhias di wajah Juan saat Vera semakin merapatkan tubuh ke dada bidangnya.

Vera merasakan punggungnya hangat, matanya membesar saat menyadari seseorang di belakangnya. Jantungnya berdegup kencang, kedua tangannya bersidekap ke arah d*d*.

Mata Vera membulat sempurna saat Juan meminggirkan rambutnya yang terurai ke bahu sebelah kanan, tanpa siapa pun yang menyadari Juan mengecup lembut pundak Vera yang saat itu mengenakan baju kaus dengan bagian atas terbuka.

Vera membalikkan tubuhnya dan mundur beberapa langkah, tubuhnya nyaris terkena hujan. Tangan gadis cantik itu langsung di tarik Aksa,

“sayang, kamu bisa kebasahan” ujarnya khawatir. Vera berdiri di samping Aksa dan Elvano, kini Tanisha yang berada di depan Juan.

Jordan menatap langit yang masih menumpahkan air hujan dengan sangat lebat, angin bertiup dengan kencang di sertai petir yang menyambar setiap gedung pencakar langit kota itu.

“guys, sepertinya kita kagak bisa balik sekarang.  Jika tetep lanjut akan berbahaya” ujar Jordan.

“hmmm Gimana kalau kita menginap di sini? Mungkin aja di sekitar sini ada hotel” ujar Tanisha memberi ide.

“wah ide bagus tu, o ya Juan lu kan tinggal di kota ini. Pastinya tahu dong hotel yang bagus dan banyak makanan enak  di mana?” ujar Elvano dengan wajah mupeng.

Jordan dan Aksa menoyor kepala Elvano bersamaan,

“yeeee tu mah maunya elu, nyari makan enak” ujar Jordan.

“kagak liat tu badan udah hampir mirip ma kuda nil, ntar lu di kira anak kuda nil lepas” ujar Aksa langsung di sambut gelak tawa lainnya.

“ kenapa kalian harus menginap di hotel? Menginap saja di rumah ku” tawar Juan pada Aksa dan teman – temannya. 

“wah ide bagus tu, ada makanan enak kan? “ tanya Elvano yang setuju dengan ide Juan.

“ni anak, makan aja pikirannya” Jordan memegangi kepala Elvano yang sedikit botak.

“he he he he habisnya gua udah laper banget. Terakhir gua makan, Cuman coklat di mobil jeep tadi” ujar Elvano mengingat – ingat. 

“Tentu saja, di rumah ku ada banyak makanan enak” ujar Juan sejenak menatap Vera.

Terpopuler

Comments

Amoy Ima

Amoy Ima

kota vampire toh.....

2025-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!