Ep. 08

Jalanan yang tidak rata membuat mobil jeep berguncang hebat, akibat guncangan itu membuat Vera dan lainnya yang semula tertidur jadi terbangun.

“eh eh eh ... hati – hati Jo... “ ujar Vera berpegangan pada pegangan di atas pintu mobil, begitu juga dengan yang lainnya. Aksa menatap ke arah kaca spion yang memantulkan bayangan Vera,

“kamu udah bangun sayang” ujar Aksa melihat ke arah kaca spion, Vera yang akan menjawab langsung terdiam saat Dhatu lebih dulu berbicara.

“Gi mana kita semua nggak ke bangun, kalo si Jo bawa mobil kayak kesetanan gini” ujar Dhatu kesal karena tidurnya terganggu.

“udah dari tadi juga kita semua ke bangun karena guncangan” ujar Prisa berpegangan.

“sorry gengs, gua kepaksa ngebut  bahan bakar kita udah menipis” ujar Jordan mengendarai jeep itu dengan hati – hati. 

“ loh bukannya tadi udah ngantri di SPBU? “ tanya Vera bingung.

“iya Jo, kok kita udah pada balik aja” ujar Prisa berpegangan pada Dhatu.

“kagak jadi, antriannya panjang kalo di paksa yang ada kita semua bisa bakalan tidur di SPBU” ujar Aksa.

Mobil jeep terus melaju melintasi jalanan yang bergelombang hingga berhenti tepat di persimpangan, Jordan memberhentikan mobil jeep itu dengan wajah terlihat bingung.

“Guys ... kita musti lewat mana nih?” ujar Jordan ragu – ragu, kepalanya melihat ke arah jalan yang bercabang.

“loh kok malah nanya kita - kita, kan elu bisa lihat GPS” ujar Tanisha mengingatkan Jordan.

“udah  dari tadi juga gua lihat GPS, tapi mendadak aja ntu GPS error ... Noh lihat ndiri” ujar Jordan menunjuk dengan memajukan sedikit mulutnya ke arah alat GPS, gambarnya terlihat rusak dan sama sekali tidak berfungsi dengan baik.

“lah ... kok bisa kayak gini?” ujar Vera kebingungan melihat layar alat itu.

“Bisa aja kali , Yank. Namanya juga barang elektronik ada masa untuk dia rusak “ jelas Aksa terus memperhatikan jalan yang bersimpang.

“ emang napa Ve? Kok lu malah ngomong kayak gitu” tanya Jordan melihat ke arah kaca Spion.

“tadi waktu sebelum kita berangkat, aku sempat tanya ke pak Agus tentang jeep yang akan kita gunakan. Pak agus bilang kalo jeep ini keluaran terbaru, begitu juga ama alat ini  Untuk kemungkinan rusak nggak akan mungkinlah” ujar Vera heran.

“di boongi kali tu ama penjualnya, biar mobilnya laku terjual” ujar Elvano.

“trus sekarang gi mana dong?” tanya Prisa bingung, masing – masing dari mereka langsung mengeluarkan dan menyalakan ponsel.

“loh ..... kok mendadak kagak ada signal gini?” ujar Dhatu mengarahkan ponselnya ke atas kepala berusaha mencari signal.

“punya aku juga” ujar Prisa.

“Ve, Lu ingat kagak kita musti ambil jalan yang mana?” tanya Jordan melihat ke arah kaca spion, raut wajah Vera terlihat kebingungan.

“aku nggak ingat Jo, yang kiri atau yang kanan ya?” Vera melihat pemandangan luar melalui jendela di pintu sampingnya.

“duuuh ... gi mana dong? Mana di luar gelap banget lagi” ujar Tanisha mulai terlihat takut, kedua tangannya memegang lengan Elvano.

“d*mt it ... masa kita musti stuck di sini?” ujar Aksa kesal, mereka semua terlihat kebingungan.

“udah tenang dulu, kagak usah panik?!” ujar Jordan berusaha tenang.

“ini semua gara – gara lu juga sih Jo, kalo aja lu biarin kita minta tolong pak Agus dari awal buat ngantar. Kita semua kagak bakalan seperti ini sekarang” omel Prisa kesal.

“pak Agus ... o ya Vera kan bisa hubungi pak Agus. Ve telpon pak Agus buat jemput kita di sini?” ujar Jordan memberi ide.

“eh iya, bener tu.  Ve coba di telepon itu pak Agus nya” ujar Tanisha bersemangat.

“sebentar ... ” Vera mengambil ponsel di tas ransel miliknya, jari telunjuknya bergerak ke atas ke bawah mencari nomor ponsel milik pak Agus.

Mata Vera menatap layar ponselnya dan baru menyadari jika ponselnya juga tidak ada mendapat signal sama sekali,

"yaa ... sorry guys, ponsel aku juga nggak ada signal” ujar Vera sambil memperlihatkan layar ponselnya pada mereka semua.

Mereka semua menghela nafas serentak dengan raut wajah panik, Aksa dan Jordan memperhatikan kedua jalanan di depan mobil jeep itu. 

“Jo coba lu idupin lampu tembak jauh, biar bisa lihat jalannya” ujar Aksa.

Jordan segera menyalakan lampu jarak jauh pada mobil jeep itu, Terlihat lampu itu menerangi jalanan sebagian saja. Aksa lalu membuka laci mobil di depannya, dia menghidupkan lampu senter di ponsel miliknya dan menerangi ke arah laci.

“ elu lagi nyari apaan? “ ujar Jordan pada Aksa yang tidak langsung menjawab, tangan Aksa menyentuh sesuatu dan mengeluarkannya dari dalam laci. Sebuah senter berukuran sedang di pegang oleh Aksa,

“gua nyari ini” ujar Aksa memperlihatkan hasil temuannya yakni sebuah senter, dia lalu menyalakan lampu senter dan membuka pintu di sampingnya.

“yank, kamu mau ke mana?” tanya Vera melihat Aksa yang sudah turun dari mobil.

“aku mau melihat sisi jalanan ini, siapa tahu ada penunjuk jalan ke arah Villa” ujar Aksa.

 “jangan sendirian yank ( melihat ke arah Jordan) Jo... Temani Aksa ya” ujar Vera khawatir.

“ ya elah Ve, itu lakik lu Cuma ngecek jalanan di depan. Kagak perlu di temani juga kali” ujar Jordan santai.

 “iya sayang, aku hanya sebentar kok” ujar Aksa lagi.  

“ jangan yank, gi mana pun ini masih hutan. Masih banyak hewan liarnya, aku nggak mau nantinya kamu kenapa – napa” ujar Vera cemas, tanpa di sadari siapa pun Dhatu yang duduk paling belakang memperlihatkan raut wajah tidak senang saat mendengarnya.

“Tenang aja sayang, aku nggak pergi jauh kok. Tenang ya” ujar Aksa memegang senter itu dan menutup pintu mobil, senter itu terlihat menerangi beberapa bagian jalan.

 Vera menatap lurus ke arah Aksa dengan raut wajah khawatir,

“tenang aja Ve, Aksa bakalan balik kok” ujar Prisa yang duduk di belakang bangku Vera, tangannya memegangi pundak perempuan cantik itu untuk memberi semangat.

Aksa memperhatikan kedua jalanan itu, jalan yang sebelah kiri terlihat sangat tidak rata dan begitu banyak lumpur serta berbatuan. Jalanan sebelah kanan terlihat datar dan aman, Aksa lalu berjalan kembali ke arah mobil.

Sembari menanti Aksa kembali ke mobil, Tanisha melihat pemandangan malam sambil mengarahkan senter ponselnya ke arah luar. Dia lalu menatap ke arah jendela kaca pintu yang ada di sampingnya menggunakan lampu senter ponsel, kaca mobil jeep itu memakai kaca film membuat sisi dari dalam mobil tidak begitu jelas untuk melihat ke arah luaran sana.

Mata Tanisha terfokus pada bagian atas yang menarik perhatiannya, senter ponsel di arahkan ke sesuatu itu.

“AAAAAAAAAAAAAAAAA” Tanisha spontan berteriak sangat keras dan seketika langsung menutup wajahnya dengan tangan, ponsel yang di pegang langsung jatuh ke atas pahanya. Dia langsung menyembunyikan kepalanya ke arah pundak Elvano yang menatapnya kebingungan, begitu juga dengan teman mereka yang lain terlihat heran dengan sikap Tanisha.  

“Kenapa Nis? “ tanya Vera khawatir.

“lu kenapa Tanisha?” ujar Jordan membalikkan tubuh melihat ke arah belakang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!