“nggak ... Nggak usah. Kita nginep di hotel aja” tolak Vera, dia semakin merasa tidak nyaman dengan tatapan Juan.
“ yaa Ve, mumpung Juan menjamu, kita terima saja” Ujar Dhatu senang.
“iya, kita bisa istirahat sambil makan enak, bener nggak Jo?” ujar Elvano menambahkan.
“maunya elu tu buat makan enak, tapi serius apa kita kagak ngerepotin Juan? Kita kan juga kagak enak ama Nyokap dan bokap lu” ujar Jordan.
Juan tersenyum misterius, matanya menatap ke arah Jordan. "Tidak akan merepotkan sama sekali, aku senang bisa menjamu kalian. Dan untuk Orang tuaku kalian tidak perlu khawatir mereka sedang pergi berlibur. Kita bisa bersenang – senang sepuasnya" Jelas Juan sesekali menatap ke arah Vera.
Vera masih ragu, dia merasa jika tidak seharusnya mereka menerima undangan Juan. "Tapi..." ujarnya.
“ ya udahlah Ve, nggak baik loh nolak baik Juan. Gue udah kedinginan banget nih” ujar Dhatu.
Hujan semakin mengganas di sertai dengan angin, Vera memegangi kedua lengannya.
“Baiklah jika kalian semua udah setuju” ujar Vera terpaksa.
Juan tersenyum senang, tangannya merogoh saku dan mengeluarkan sebuah ponsel keluaran terbaru.
"Bagus! Aku akan mengantar kalian ke rumahku. Sebentar aku akan menghubungi Sani"
“Sani?” Tanisha menatap ke arah Juan.
“Ya, tadi kalian sudah berkenalan bukan? Sani adalah asisten ku. Karena mobilku hanya muat untuk tiga orang, kita minta bantuan Sani” ujar Juan langsung menghubungi Sani.
Dhatu bersorak senang, "Yesss, akhirnya.... Gue udah kedinginan banget!" ujarnya sambil menyilangkan tangan berusaha untuk menghangatkan diri.
Aksa menatap ke arah Dhatu, pakaian yang di kenakannya memang sangat minim. Dia lalu melepaskan jaket tipis miliknya lalu menyuruh Elvano memberikan,
“kasih in ni ke si Dhatu” ujar Aksa iba, Vera menatap tajam ke arah Aksa. Moodnya pun berubah seperti suasana di malam itu,
“nih Dhatu” ujar Elvano. Dhatu segera mengenakan, walau sedikit basah di tepiannya.
“Thanks Aksa” ujar Dhatu senang.
“baik bener si Aksa” ujar Tanisha.
“iya saking baiknya, lupa kalo tunangan sendiri juga kedinginan” sindir Vera sedikit kesal dengan sikap Aksa.
Jordan dan lainnya tahu jika saat ini Vera Cemburu, Aksa tersenyum manis.
“kalo untuk tunanganku ini ( memeluk tubuh Vera dari belakang) cukup dengan ku saja yang menghangatkan” ujar Aksa.
Sikap Aksa membuat mood Vera yang jelek perlahan berubah, berbeda dengan Juan dan Dhatu. Mereka terlihat tidak senang dengan kedekatan Aksa juga Vera.
“cie cie cie... udah nggak ngambekan neng” ledek Elvano yang di hadiahi pukulan lembut di lengannya oleh Vera.
“Vano” ujarnya menahan rasa malu. Juan segera menyudahi menelepon Sani,
“teman – teman sebentar lagi, Sani akan kemari” ujar Juan memberi tahu.
"yesssss Siap-siap, kita bakal makan enak nih!" kata Elvano semangat.
“thanks Bro, udah ngundang kita semua" ujar Jordan.
Vera tersenyum canggung, "Semoga kami tidak merepotkanmu” ujarnya pelan.
Dua buah mobil mewah datang menghampiri gedung di mana Jordan dan teman – temannya berteduh, Sani membuka pintu mobil dan payung. Tidak lupa Sani juga membawa payung lain untuk Juan, perempuan cantik itu turun lalu menghampiri mereka.
Jordan, Elvano dan Aksa takjub melihat mobil keluaran terbaru di depan mereka,
“wiiiiiihhh mobil edisi terbatas ini” ujar Jordan mengagumi desain serta kecanggihan dua mobil itu.
" kapan lagi kita bisa naik mobil kelas atas kayak begini” ujar Elvano.
“Hi, Kita ketemu lagi” sapa Sani pada Vera dan Tanisha.
Mereka saling membalas senyum, Dhatu menatap Sani dari rambut hingga ujung kaki.
“kalian kenalan di mana?” tanya Dhatu pada Tanisha dan Vera.
“kami ketemu di party dan berkenalan” ujar Tanisha, Dhatu mengangguk – angguk pelan mengerti.
Sani menatap ke arah Juan lalu memberi hormat,
“yang mulia, mobil sudah siap” ujar Sani sopan.
Vera dan lainnya saling berpandangan terkejut, mereka bertanya – tanya dengan status Juan hingga Sani begitu hormat dan memanggil ‘yang mulia’.
“sepertinya Juan bukan orang biasa” bisik Tanisha pada Aksa dan Vera.
"Sepertinya ada yang tidak kita ketahui tentang Juan" ujar Aksa mengangguk pelan.
" lalu Apa maksudnya Sani memanggilnya 'Yang Mulia'?" tanya Vera semakin penasaran
"apa Mungkin Juan dari keluarga bangsawan atau pejabat tinggi?" ujar Tanisha menduga – duga.
“bangsawan?!” kening Vera mengerut.
Elvano dan Jordan saling menatap terlihat penasaran dengan pembicaraan Aksa, Vera dan Tanisha.
“kalian lagi ngomongin apaan?” tanya Jordan penasaran.
“Itu, gue penasaran dengan ... “ belum selesai Tanisha berujar Dhatu yang berdiri di samping mereka sedari tadi juga penasaran tentang Juan, dia langsung mendatangi pria tampan misterius itu.
"Juan, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa asisten lu manggil ‘yang Mulia’?" tanyanya langsung. Aksa, Tanisha dan Vera langsung menatap ke arah Dhatu yang to the point.
Juan menatap ke arah Dhatu dan yang lainnya sejenak, dia tersenyum.
"Nanti saja, aku akan menjelaskan saat kita sampai di rumah ku" ujarnya misterius.
Mereka tidak lagi bertanya dan langsung masuk ke dalam mobil mewah itu, Vera memilih duduk di belakang di samping Aksa yang langsung merangkul pundaknya. di samping kemudi ada Tanisha yang tengah mengenakan seat beltnya, sebelum berangkat Juan sedikit memperbaiki kaca spion yang berada bagian atas dash board mobil.
Tanpa di sadari siapa pun kaca itu memantulkan bayangan Vera yang sedang menatap pemandangan di luar jendela, raut wajah terlihat dingin saat melihat Aksa yang merangkul mesra Vera. Tanisha menatap Juan yang masih belum menjalankan mobilnya,
“hmmm Juan... apa kita sudah siap berangkat? Atau masih ada... “ ucap Tanisha bingung.
“tentu saja, kita berangkat sekarang” ujar Juan mulai menyalakan mesin mobil itu.
Mobil itu bergerak menuju ke jalanan yang tidak terlalu ramai, Vera memperhatikan setiap pemandangan di kota itu. Dia merasa heran sekaligus takjub dengan kota itu, setiap penduduknya memiliki mobil yang berkelas dan mewah. Bahkan dia sama sekali tidak melihat taksi atau pun angkutan umum,
“Kota ini luar biasa indahnya," katanya pada Aksa yang juga memperhatikan.
“benar sayang, ini pertama kalinya aku melihat kota semewah ini” ujar Aksa Kagum.
Mobil terus melaju membelah jalanan raya menuju kediaman Juan, Vera dan teman – temannya semakin takjub melihat arsitektur dari gedung – gedung pencakar langit serta taman – taman yang tertata rapi.
Pagi menjelang kokok kan ayam membangunkan Bi Tinah, Mega dan Pak Agus yang tertidur di ruang tengah,
“Sudah pagi” ujar Mega pada ibunya.
Mereka semalaman terpaksa menginap di villa karena takut untuk pulang ke rumah mereka masing – masing, mereka bertiga masih teringat dengan kejadian seram yang di alami.
“Non Vera, “ ujar Bi Tinah teringat dengan Vera serta teman – temannya yang belum pulang.
Bi Tinah langsung keluar ke halaman Villa di ikuti Mega dan pak Agus,
“Non ... non Vera” panggil Bi Tinah berharap jika Vera sudah pulang, namun tidak ada yang menyahut. Bi Tinah dan Mega mulai memeriksa setiap kamar, namun hanya kekosongan yang mereka jumpai.
“sepertinya mereka semua belum pulang” ujar Pak Agus pada Bi Tinah.
“Bu... “ panggil Mega dari kamar di lantai dua, lebih tepatnya kamar Prisa dan Dhatu.
“ada apa nak?” tanya Bi Tinah yang berada di lantai satu.
“kesini bu, “ ujar Mega lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments