Ep. 13

Aksa berjalan di depan mereka sambil memegangi senter, samar – samar dari kejauhan dia melihat seseorang berlari ke arah mereka.

“berhenti, sebentar” ujar Aksa mengarahkan cahaya lampu senter ke orang yang berlari ke arah mereka.

“Jo... “ ujar Aksa saat orang yang tidak lain adalah Jordan datang mendekat, dia berlari dari arah depan jalan untuk menjemput Aksa dan lainnya.

“lu pada kok lama amat, “ tanya Jordan.

“ada kendala sedikit, mang ada apaan?” tanya Aksa.

“sebaiknya lu pada ikut gua, ayo” ujar Jordan.

Mereka berempat mempercepat jalan mengikuti ke mana arah Jordan pergi, Prisa sedikit kewalahan mengikuti teman – temannya yang mulai menjauh.

“Prisa, ayuk cepat” ujar Tanisha yang sempat menunggunya.

“bentar Tanisha, kaki gue sakit banget nih” ujar Prisa merasakan rasa sakit di kakinya, dia berhenti sejenak untuk mengambil nafas lalu melanjutkan mengejar teman – temannya yang lain.

“ Prisa ayuk” ujar Vera dari kejauhan.

Prisa lalu menyusul teman – temannya yang sudah terlihat jauh,

“Guys ... tunggu in”  panggil Prisa bergegas melangkah tanpa melihat ke mana dia melangkah,

bruak .....

“aduh... “ Prisa jatuh ke tanah karena tersandung batu, senter ponsel di arahkannya ke kaki yang terasa perih dan nyeri.

Prisa menaikkan celana panjangnya ke atas lutut, kakinya terluka dan lecet. Dia kembali melihat teman – temannya yang sudah jauh meninggalkannya,

“Veeeeerrraaaaa .... Tanishaaaa.... “ panggil Prisa lagi, dia berusaha bangkit untuk mengejar. Rasa sakit pada kaki membuat Prisa kepayahan untuk mengejar teman – temannya, dia terpaksa berhenti dan duduk kembali. Dia memperhatikan kakinya yang mulai mengeluarkan cairan merah,

“pergi .... tinggalkan .... tempat ini”

Lagi – lagi Prisa mendengar suara perempuan, senter ponselnya di arahkan ke segala arah namun tidak ada siapa pun di sana. Merasa sangat takut dia pun memaksakan diri untuk pergi dari sana,

“JANGAN PERGI KE SANA “

Tiba – tiba saja muncul sosok perempuan yang sempat di lihat Prisa di depan dengan wajah terlihat marah,

“AAAAAAAAAAAAAAAAA” Prisa berteriak kencang dan akhirnya tidak sadarkan diri.

Jordan, Aksa, Vera dan Tanisha sampai di tempat Dhatu dan Elvano, mata mereka tercenung melihat pemandangan yang ada di depan mereka.

“guys .... ini di mana?” tanya Tanisha takjub.

Mereka semua melihat sebuah pemandangan kota dengan gedung – gedung tinggi menjulang, di sana sini cahaya lampu menyinari menambah cantik wajah kota itu.

"Aku tidak percaya! Ini seperti kota metropolitan, bagaimana bisa ... " kata Vera terpesona.

Aksa menggelengkan kepala tidak percaya dengan apa yang di lihatnya,  

"Tapi, bagaimana kita bisa tiba-tiba berada di sini? Kita kan sedang jalan yang masih berada di kawasan hutan"

"Apakah kita tersesat? Atau ini semacam ilusi?" ujar Tanisha.

Mereka semua melihat ke arah gapura yang berdiri kokoh di sisi kanan kiri jalan,

“kota Nagara?!”

Mereka semua menatap ke arah kota itu,

“Ve, apa Pak Agus pernah cerita tentang kota ini?” tanya Tanisha.

“nggak, pak Agus tidak pernah cerita tentang kota ini. Bahkan pak Agus bilang jika kawasan yang kita lalui tadi hanya ada hutan lebat” ujar Vera masih menatap ke arah kota itu.

Entah mengapa dia merasa ada sesuatu yang menunggunya di sana, Elvano menatap ke arah Tanisha, Aksa dan Vera.

“guys.... kok gua ngerasa ada yang kurang ya” tanya Elvano saat melihat teman – temannya.

Mereka semua saling  berpandangan satu sama lain,

“gue juga ngerasa, tapi apa ya?” tanya Tanisha berusaha mengingat.

“ perasaan lu aja kali, udah lebih baik sekarang kita ke kota itu buat nyari bahan bakar” ujar Dhatu.

“ya udah , ayuk” ujar Jordan berjalan lebih dulu melewati gapura di ikuti Dhatu, Aksa, Elvano dan Tanisha.

Vera masih berada di luar gapura, matanya masih menatap ke arah kota itu.

“sayang ... ayo” panggil Aksa, namun Vera masih berdiam diri di tempatnya.

Vera masih terpaku pada sebuah spot,

"Tunggu, aku merasa ada sesuatu...," katanya pelan.

Aksa kembali ke sampingnya. "sayang, ayo Kita harus bergerak atau kita bakal ketinggalan" ujarnya menggandeng tangan Vera yang mengikuti dengan patuh.

Vera masih merasa ada yang mengganjal, seolah ada yang terlupakan. Raut wajahnya terlihat bingung, dia sejenak menghentikan langkah dan kembali melihat ke arah belakang. Aksa menatap Vera,

“ada apa, yank?” tanyanya.

 "aku .... aku merasa ada yang tidak beres. Seperti ada yang tertinggal" ujar Vera masih memperhatikan gerbang masuk itu.

Aksa menatap sekitar,

"Mungkin hanya perasaanmu, sayang. Ayo, anak – anak udah pada nungguin" ujarnya lagi.

Mau tidak mau Vera mengikuti teman – temannya melangkah masuk ke dalam Kota itu, mereka terlihat takjub dengan gedung – gedung yang menjulang tinggi. Lampu – lampu menyala di sana sini, mereka semua melompati pagar rumput hingga berdiri di trotoar.

Mata mereka menatap takjub saat melihat kendaraan yang berlalu lalang,

“gileeee ... mobil nya keren abisss” ujar Jordan terus melihat mobil yang lewat. Mereka semua memperhatikan ke sekeliling, mobil - mobil yang lewat kebanyakan mobil berkelas dengan harga selangit. Ada juga mobil keluaran terbaru yang menjadi idaman Jordan, mereka lanjut melangkah ke seberang jalan.

Vera dan teman – temannya terus berjalan sambil memperhatikan sekitar, mereka menjadi pusat perhatian bagi penduduk kota itu. Mereka menatap dingin pada Vera dan teman – temannya yang jalan begitu saja, awalnya Vera mengabaikan tatapan itu namun dia merasa ada yang terus memperhatikannya. Dia balik melihat ke penduduk kota yang kembali sibuk dengan urusan masing – masing,    

“kenapa , yank?” tanya Aksa ikut melihat ke arah Vera menatap.

“tadi ... aku ngerasa ada yang memperhatikan” ujarnya terus memperhatikan penduduk itu.

“udahlah, yank. Yuk” Aksa menarik tangan Vera untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Elvano melihat ke arah satu spot tempat yang terlihat ramai dengan anak – anak muda, terdengar juga suara musik yang mengalun seperti sebuah pesta.

“Guys... liat tu” ujar Elvano menunjuk keramaian itu.

Aksa dan Vera mengikuti arah tatapan Elvano,  "Pesta?" tanya Aksa penasaran.

Vera dan lainnya ikut mendekat, "Mungkin kita bisa minta bantuan mereka" ujar Tanisha.

"ya udah kita gabung aja ama mereka, sekalian kita party” ujar Dhatu semangat, tubuhnya bergerak mengikuti musik yang terdengar. Jordan ikut bergoyang di samping Dhatu,

“Guys, ayolah. Kita ke sini kan buat nyari bantuan, bukan party” omel Tanisha.

“nyari bantuannya ntaran aja deh, sekarang saatnya kita .... “ Elvano mengompori Dhatu dan Jordan untuk bersorak.

“PARTYYYYY.... “ sorak Mereka bertiga yang langsung berjalan menuju keramaian itu meninggalkan Tanisha, Vera dan Aksa.

“Guys.... “ panggil Tanisha pada Dhatu cs yang tidak di acuhkan.

Mereka bertiga bergabung dengan keramaian itu dan langsung di sambut baik oleh muda mudi kota itu, Tanisha dan Aksa menyusuli Dhatu cs meninggalkan Vera sendirian.

Vera menatap ke arah keramaian itu, matanya bertemu pandang dengan seorang pria yang ternyata sudah memperhatikannya sedari tadi. Dia melihat ke kanan dan kirinya memastikan jika pria itu bukan menatap dirinya, Vera kembali menatap ke keramaian itu dan terkejut saat pria itu sudah berada di depannya.

Terpopuler

Comments

Rafateen Halwatuzahra

Rafateen Halwatuzahra

lanjut thor .... makin penasaran....

2025-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!