Dia lalu menghampiri pria itu yang masih melihat ke sana – kemari,
“pak Agus?” tanya Vera hati – hati, pria setengah baya itu menatap ke arah Vera dengan tatapan bingung.
“nona.... nona Vera?! Putri dari tuan Abbas?” tanya pria setengah baya yang bernama Agus.
“benar, pak. Saya Vera” ujar Vera memperkenalkan diri.
“selamat datang nona di KNT,” sapa pak Agus ramah di balas dengan senyuman ramah oleh Vera.
“terima kasih, pak Agus (melihat ke arah teman - temannya yang berdiri di samping dan juga belakang) o ya pak Agus perkenalkan ini teman – teman Vera, yang ini Aksa Tunangan Vera, yang ini Elvano...” Vera mulai memperkenalkan teman – temannya pada pak Agus yang langsung menyalami dengan ramah.
“sekali lagi saya ucapkan selamat datang di KNT, semoga nona – nona serta tuan muda semuanya merasa senang di sini” ujar pak Agus.
“terima kasih pak Agus” ujar mereka serentak.
“aduh sampai lupa, mari nona. Mobil jip sudah menunggu di luar” ujar Pak Agus mempersilahkan Vera untuk mengikutinya.
“mobil Jip?!” Jordan terlihat sangat antusias saat mendengar kendaraan yang mereka gunaka.
“iya tuan Jordan, sebenarnya resort yang akan nona dan tuan muda semua tempati dalam perbaikan. Jadi saya sudah mengatur sebuah villa mewah di area yang sama dengan resort, tentunya dengan fasilitas lengkap. Karena di sini masih tahap pembangunan jadi jalanan menuju villa masih tidak rata, berbatu dan berlumpur. Oleh karena itu untuk menuju villa kita semua harus menggunakan mobil jip” jelas pak Agus yang langsung di angguki mengerti oleh Vera dan teman – temannya.
Mereka semua lalu mengikuti pak Agus yang melangkah lebih dulu, beberapa mobil jip terparkir di pelataran bandara. Para pria sangat senang melihat mobil jip yang terparkir di pelataran bandara, raut wajah senang tergambar jelas di wajah Jordan, Aksa dan Elvano.
“wow... petualangan di mulai guys...” ujar Jordan semangat, dia segera bergegas naik ke atas mobil jip di ikuti Elvano.
“wuiiih... kereeen “ ujar Elvano takjub.
Pak Agus dan beberapa staf resort membantu menaikkan barang – barang milik Vera dan teman – temannya ke bagasi mobil jip, setelah itu Vera dan lainnya duduk di dalam mobil jip.
Saat akan menaiki mobil jip pandangan Vera teralih pada seorang perempuan yang berdiri di kejauhan di mana mobil jip itu terparkir, Vera memfokuskan penglihatannya menatap ke arah sosok perempuan yang wajahnya sama sekali tidak terlihat jelas.
Sosok perempuan yang berada di kejauhan itu menatap dingin ke arah Vera yang terus memperhatikan, matanya bahkan semakin menyipit berusaha untuk dapat melihat jelas wajah perempuan itu.
Kulit wajah sosok perempuan itu terlihat putih pucat membuat Vera semakin penasaran, dia ingin melangkah menghampiri sosok gadis itu tapi langkahnya terhenti saat sebuah tangan memegang pundaknya.
“Vera, kamu mau ke mana?” ujar Dhatu yang berdiri tepat di belakang Vera, dia langsung membalikkan tubuh menatap ke arah Dhatu.
“Dhatu... itu ada cewek yang dari tadi perhatiin kita, aku bermaksud mau hampirin dia” ujar Vera menujuk ke arah di mana sosok cewek itu berdiri.
“cewek?! Cewek mana?” tanya Dhatu mengedarkan penglihatannya ke arah yang di tunjuk Vera.
“Cewek itu, dia sedari tadi berdiri di sana... “ ucapan Vera terhenti saat dia tidak lagi menemukan sosok perempuan yang di lihatnya.
“mana?! Halu kamu” ujar Dhatu mengedarkan pandangannya ke area pelataran bandara.
“Beneran, tadi emang ada cewek yang berdiri di sana memperhatikan kita” ujar Vera meyakini dengan apa yang di lihatnya.
“ada apa ini?! Ada apa ini?!" ujar Elvano ikut nimbrung.
"ini si Vera nge halu ngeliat cewek” ujar Dhatu.
“cewek?! Mana... mana... mana... “ ujar Elvano melihat ke arah yang di tunjuk oleh Dhatu.
“yee... budek ni anak. Udah Di bilangin kalo si Vera lagi nge halu liat cewek, malah nanya di mana ntu cewek” ujar Dhatu malas.
“beneran Ver?” tanya Elvano pada Vera yang kembali melihat ke arah di mana sosok perempuan itu berdiri sebelumnya.
“mungkin benar kata Dhatu, aku nge halu” ujar Vera yang terlihat masih penasaran.
“kan benar kata Dhatu, mungkin kamu kecapekan jadi ngehalu deh” ujar Dhatu merasa benar.
“ada apa sayang?” ujar Aksa menghampiri Vera dan lainnya.
“yayang elu udah kelelahan ntu, ampe nge halu liat bidadari” ujar Elvano memilih masuk ke dalam mobil jip.
“bidadari?!” tanya Aksa dengan raut wajah bingung.
“hanya salah lihat saja, ayo” ujar Vera memilih menyudahi dan mengabaikan dengan apa yang di lihatnya, dia lalu duduk di posisi tengah bangku samping Elvano.
Dhatu melemparkan senyuman centilnya ke arah Aksa yang membalas dengan tersenyum manis semanis madu, Aksa lalu duduk di samping Vera yang raut wajahnya masih terlihat penasaran.
Ke mana perginya cewek itu ya? Kenapa dia terus memperhatikan kami? Gumam Vera dalam benaknya, lamunannya buyar saat tangan kekar Aksa merangkul pinggang dan menarik tubuh Vera untuk duduk lebih dekat dengannya.
Prisa, Tanisha dan Jordan menaiki mobil jip lain yang di kendarai oleh petugas resort, setelah memastikan semua barang tersusun rapi pak Agus dan petugas resort menaiki jip lalu mengendarai menuju Villa.
Mobil jip yang di tumpangi Vera dan teman – temannya berjalan mulus di jalanan aspal dengan kecepatan sedang, perjalanan menuju villa melewati pusat kota yang ramai. Sesekali Elvano mengabadikan momen perjalanan mereka dalam bidik jepretan kamera ponsel miliknya, penduduk lokal yang ramah serta murah senyum seakan menyambut kedatangan Vera dan teman – temannya.
Perjalanan mereka mulai memasuki kawasan pepohonan hijau, udara dingin serta bersih memberi rasa segar dan menenangkan. Vera dan teman – temannya begitu menikmati perjalanan mereka menuju Villa, mobil jip mulai berbelok menuju jalanan tanah yang terlihat berlumpur dan berbatu.
Mobil jip itu bergoyang ke kanan ke kiri akibat permukaan jalanan yang tidak rata, Vera melihat ke luar jendela di mana hanya ada pepohonan yang menghiasi. Mobil mereka lalu melewati Sebuah persimpangan jalan, pak Agus lalu mengambil jalan kiri di mana jalanan itu terlihat sangat tidak rata dan bergelombang, Aksa melihat ke arah jalanan sebelah kanan yang terlihat berbeda dengan jalanan yang mereka lalui.
“pak, jalanan yang tadi kita lewati itu menuju ke mana?” tanya Aksa.
“ooo jalanan tadi itu jalan buntu menuju hutan terlarang tuan Muda, sama sekali tidak ada akses untuk masuk ke sana. Setahu saya para Penduduk lokal di sini sudah menutupnya dan melarang bagi siapa pun untuk masuk kawasan itu” jelas pak Agus.
“ kenapa pak Agus?” tanya Elvano.
“menurut desas desusnya, sudah begitu banyak orang yang masuk kawasan hutan itu tidak pernah kembali lagi. Maka dari itu saya minta nona dan tuan muda jangan pernah coba – coba untuk masuk ke sana, berbahaya” ujar Pak Agus mengingatkan mereka.
“oooo” Dhatu, Elvano dan Aksa ber ‘o’ ria, berbeda dengan Vera yang terlihat penasaran akan hutan terlarang yang di ceritakan pak Agus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Summer
jangan sampai mereka ke hutan larangan tu
2025-02-08
0
Summer
si vera ini bisa lihat hantu
2025-02-08
0