Tuan Wiliam dan nyonya Liliana sebenarnya sangat berat melepaskan Queen pergi, tapi mereka tidak bisa menahan Queen karena Queen harus segerah pulang untuk menuntaskan semua masalah yang menimpahnya.
Queen dengan berat hati bangkit dari duduknya dan gegas pergi tanpa menoleh kebelakang, karena Queen tahu kedua orang tua angkatnya berat melepaskan kepergianya. Jadi jika Queen menoleh lagi kebelakang, bisa jadi rencana yang sudah Queen susun dari awal gagal karena Queen tidak jadi pulang.
Karena nyonya Liliana tidak kuasa menahan air matanya akhirnya nyonya Liliana membiarkan air matanya lolos begitu saja tanpa komand, saat melihat Queen langsung masuk kedalam mobil dan berlalu pergi. Begitu besar kasih sayang kedua orang tua angkat Queen.
"Anak ibu....hati-hati dijalan, semoga kamu mendapatkan keadilan ya sayang, ingat doa ibu menyertai kamu dan cepat selesai urusan kamu terus kembali kesini, pah...anak kita pergi meninggalkan kita dia masih balik kan pah kesini"? ujar nyonya Liliana.
"Mah....tenang ya jangan menangis begini nanti anak kita kepikiran dan dia tidak fokus menjalankan rencananya disan, ingati dia anak yang kuat dan tepati janji jadi dia pasti kembali jika sudaj selesai urusan lagian kita bisa kesana untuk mengecek perusahaan disana, jangan kuatir dia karena sudah ada yang menjaga dia disana." ujar Tuan Wiliam menenangkan sang istri
Seorang ibu angkat yang memiliki kasih sayang lebih dari seorang ibu kandung, membuat Queen sangat berat meninggalkan mereka. Queen juga sangat meyayangi mereka tapi harus pergi masih tersimpan jelas kejadian tujuh tahun yang lalu menimpah dirinya.
Queen menyekah air matanya dengan kasar sembari bergumam didalam hatinya" maafin Queen bu, Queen tahu ibu sangat sedih tapi Queen harus pergi, Queen janji akan kembali jika semua sudah selesai, kasih sayang ibu dan ayah melebihi kasih sayang orang tua kandung, bukannya Tuan Pablo dan nyonya Andini tidak menyayangi Queen, hanya saja setelah meninggal nyonya Andini Tuan Pablo lebih sibuk dengan pekerjaan sampai lupa dengan Namira.
Sepanjang jalan menujuh ke bandara tidak ada sepata katapun keluar dari mulut Queen, karena pikiran Queen kembali trefeling ke masa lalu yang kelam dimana dia hampir tewas di tangan orang jahat. Untung seorang pria tanpan menolongnya entah secara kebetulan pria itu di TKP atau memang sudah tahu semua rencana orang jahat itu sehingga pria itu inisiatif untuk menolongnya.
******
Namira yang masih duduk di bangku kelas dua SMA sudah selesai bersiap untuk berangkat kesekolah, walaupun umurnya masih lima belas tahun tapi karena kepintarannya sehingga Namira dua kali melompat kelas, Namira anak tunggal dari pasangan suami istri Tuan Pablo Castellano dan nyonya Andini, karena nyonya Andini sudah meninggal sehingga Tuan Pablo menikah lagi dengan seorang perempuan yang bernama Mayangsari dari hasil pernikahan kedua Tuan Pablo mereka di karuniai seorang anak perempuan yang bernama Claudia.
Bagi Namira hari itu adalah hari yang paling buruk dan paling kejam baginya, karena hari itu adalah hari dimana dia mengalami musiba dan hampir sedikit merengut nyawahnya.
Pagi itu karena Tuan Pablo ada meeting penting di perusahaan sehingga tidak bisa mengantar kedua putry nya, dan kebetulan juga hari itu Claudia sakit jadi tidak masuk sekolah secara kebetulan sekali.
Terpaksa nyonya Mayangsari menawarkan diri untuk mengantar Namira, padahal selama ini nyonya Mayangsari tidak perna ada waktu untuk sekedar bercengkrama dengan anak tirinya itu. Tapi hari itu nyonya Mayangsari sangat berperilaku baik dan menawarkan untuk mengantar Namira ke sekolah.
Awalnya Namira tidak mau karena masih banyak pengawal jadi biar Namira di antar oleh Pengawal saja, namun nyonya Mayangsari marah dan mengatakan kalau selama ini Namira tidak perna menghargainya sebagai ibu sambung, padahal dia sudah begitu baik, nyonya Mayangsari mengeluarlan jurus menangis air mata buaya.
Sebenarnya Namira juga heran kenapa seorang nyonya Mayangsari tiba-tiba baik dan menawarkan diri untuk antar Namira kesekolah.
"Namira biar ibu aja yang antar kamu ke sekolah nanti kamu terlambat, soalnya adik kamu tidak pergi sekolah dia lagi sakit"
"Ha...Claudia sakit, memangnya Claudia sakit apa tante" tanya Namira.
"Kayaknya demam biasa saja nanti minum obat juga pasti sembuh" ujar nyonya Mayangsari.
"Maaf tante lebih baik tante tidak perlu repot-repot antar Namira kesekolah karena Namira bisa pergi sendiri ada pengawal biar pengawal yang mengantarkan Namira mendingan tante urus Claudia tante biar cepat sembuh" ujar Namira.
Karena Namira takut terlambat akhirnya Namira setujuh untuk diantar ke sekolah, tapi anenya nyonya Mayangsari tidak mau jika pengawal ikut mengantarkan katanya tidak perlu mereka baik-baik saja. Setelah selesai berdrama akhirnya mereka mulai berangkat, karena kebetulan biasa pagi begini sangat macet jadi ada jalan potong yang hanya beberapa kendaraan yang berani melewati itu karena jalan itu walaupun cepat sampai tapi harus lewat hutan banyak sekali pohong rindang makanya rang orang melewatinya.
Bahkan baru kali ini Namira di bawah lewat jalan itu, Namira sempat komplain tapi justru nyonya Mayangsari marah.
Sepanjang perjalanan nyonya Mayangsari tersenyum tapi bukan senyum bahagia sepertinya senyum jahat. Tiba-tiba mobil rem mendadak dan berhenti. Hal itu membuat Namira terkejut.
"Ada apa tante kok berhenti. Ayo jalan tante kenapa pakek mati segalah sih ini di hutan loh tante" Tanya Namira dengan santai nyonya Mayangsari menjawab.
"Tidak tahu nih sepertinya mobil mogok deh....bagaimana kalau kamu naik taksi aja biar ibu pesan ya kalau tunggu di perbaiki dulu mungkin kamu terlambat." Ujar nyonya Mayamgsari tersenyum licik namun Namira karena anak gadis polos sehingga dia tidak tahu bahaya ada di depan mata.
"Tidak perlu tante Namira tunggu saja biar Namira telpon pengawal untuk antar mobil, tapi kok heran masa sih mobil mogok ini mobil baru yang di belikan ayah masa tiba-tiba mogok" ujar Namira
"Tidak perlu ngapain kamu telpon pengawal biar kamu naik taksi aja tante sudah pesan taksi tuh sudah datang." Ujar nyonya Mayangsari.
Makin heran Namira di buatnya padahal kalau pesan taksi jarang sekali taksi mau lewat jalan kecil itu karena agak lewat hutan.
"Cepat sekali tante pesan taksinya? dan bahkan taksinya mau masuk kesini ane deh" ujar Namira tanpa curiga Namira langsung masuk kedalam mobil itu, sebelum mobil berangkat nyonya Mayangsari sempat bicara dengan sopirnya dan mengucapkan selamat tinggal kepada Namira.
"Hahaha....selamat tinggal ya Namira sayang selamat bersenang-senang tante kamu menunggu di rumah loh jangan lupa pulang." teriak nyonya Mayangsari.
"Pak sudah tahu kan alamat sekolah saya, tolong cepat sedikit ya saya sudah mau terlambat" ujar Namira. Namun sang sopir tidak menjawab pertanyaan Namira justru tersenyum licik dan memujih Namira.
"Nona Namira kamu sangat cantik sekali mau tidak jadi wanita simpanan om" ujar pak sopir.
"Pak tolong sopan kalau bicara, kalau begitu turunkan saya saja disini pak saya telpon ayah saya saja untuk menjemput saya" baru selesai bicara tiba-tiba Namira dapat pukulan dari belakang sehingga Namira pingsan
Ternyata tanpa Namira ketahui bukan hanya sopir aja didalam mobil itu tapi masih ada tiga orang lainnya, setelah Namira pingsa mereka langsung memutar kembali dan membawah Namira kehutan. Mereka membawah Namira ke suatu tempat yang belum perna Nimira kesana, disana hutan dan juga jurang jika orang jatub dari jurang itu berarti mereka terhanyut di bawah arus suangai yang deras, hanya orang pintar berenang yang bisa selamat jika mereka terjebak di suangai itu.
Setelah keempat penjahat itu yakin bahwa rencana mereka berhasil, salah satu dari penjahat itu kembali menghubungi dua orang temannya untuk menunggu di tempat tujuan mereka.
Mereka ambil kesempatan setelag Namira pingsa mereka ikat kaki dan tangan Nimira bahkan mulutnya disumpel dengan kain sehingga pada saat Namira sadar tidak bisa ngapa-ngapain.
Biadab memang penjahat itu apakah benar mereka adalah penjahat bayaran atau memang mereka itu jahat secara kebetulan saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments