Nyonya Mayangsari dengan tidak tahu malunya menceritakan dan menagkui semua kebusukannya ke Claudia, bahwa dulu nyonya Mayangsari juga melakukan hal serupa bahkan lwbih parahnya lagi walaupun sudah menjadi istri Tuan Pablo aja, nyonya Mayangsari masih melakukan hal menjijikan itu.
Claudia yang mendengar tercengang karena Claudia tidak percaya ternyata ibunya selicik itu, sampai Claudia berpikir jangan-jangan dia bukan anak kandung Tuan Pablo bisa jadi anak pria lain kalau benar seperti yang di katakan oleh nyonya Mayangsari.
"What....serius mah...kok bisa mama lakukan itu? Memang mama tidak takut begitu kalau seandainya papa tahu mama selingkuh di belakang papa? untung papa sudah meninggal kalau tidak papa bisa marah besar kalau tahu mama diam-diam selingkuh darinya, atau jangan-jangan karena gara-gara mama selingkuh sehingga mama sengaja membunuh papa supaya mama bebas lakuin apa saja dan bisa jadi jugakan kalau aku bukan anak kandung papa"
"Jaga bicaramu Claudia mana mungkin mama membunuh papa kamu, jangan nanti orang lain mendengar mereka berpikir bahwa mama benaran membunuh papa kamu, padahal papa kamu memang murni kecelakaan bukan karena ada pembunuhan, walaupun mama ini suka selingkuh tapi mama tidak setega itu membunuh papa kamu. Kalau soal kamu anak papa kamu atau tidaknya mama juga belum tah, karena selama ini mama belum tes DNA kamu hanya saja menurut mama tidak perlu tes DNA karena kamu tetap anak papa kamu, kamu harus menjadi pewaris tunggal semua harta papa kamu.
Tapi sampai sekarang semua harta ini belum bisa menjadi milik kita sepenuhnya karena, semua aset bahkan perusahaan atas nama Namira bukan nama kamu, bukan nama mama bahkan nama papa kamu, mama sudah mengancam pengacara untuk menganti surat wasiat itu tapi justru pengacara kurang ajar itu tidak mau, kalau mama habis kesabaran mama lenyapkan dia, sama seperti anak itu." ujar nyonya Mayangsari sedikit gugup.
" Tunggu maksud mama semua harta ini masih atas nama mbak Namira sehingga kita tidak bisa menguasainya, kok bisa gitu sih terus kalau seandainya mbak Namira benaran sudah meninggal masa hartanya kita lihat aja tidak bisa kita kuasai, dan satu lagi apa tadi mama bilang? Melenyapkan pengacara seperti melenyapkan anak itu? Anak siapa yang mama maksud, jangan bilang mama yang membunuh mbak Namira mah, jujur Claudia tidak mau masuk penjara mah apalagi melihat mama masuk penjara, mama jangan ane-ane"
Nyonya Mayangsari tercengang mendengar Claudia tidak suka ibunya berbuat jahat dari nada bicaranya Claudia, tidak mau jika Nyonya Mayangsari yang membunuh Namira, Nyonya Mayangsari gelagapan tidak tahu menjawab apa jangan sampai Claudia curiga kalau nyonya Mayangsari dalang dibalik ini semua"
"Sayang, kamu kenapa dari tadi curigaan mulu sih sama mama, jangan begitu pikiran buruk dong sama mama, tadi itu mama hanya salah ucap aja, tidak mungkin mama sejahat itu mencelakai mbak kamu walaupun dia bukan mbak kandung kamu, tapi bukannya lebih bagus Namira meninggal sehingga kamu yang menjadi pewaris tunggal harta papa kamu, buktinya dia sudah menghilang tujuh tahun saja semua asrt masih atas nama dia.
Lebih baik sekarang kamu pergi nak ke butik mama, pilih gaun terbaik untuk kamu pakek malam ini, karena kamu akan bertemu dengan Rendy calon suami kamu. dan setelah dari butik kamu langsung aja ke salon untuk memanjakan tubuh kamu disana" ujar Nyonya Mayangsari.
Nyonya Mayangsari tidak memberikan jedah untuk Claudia bicara karena Nyonya Mayangsari tahu, kalau Claudia pasti curiga dengannya dari pada berdebat dan Claudia bertanya terus lebih baik Claudia pergi biar nyonya Mayangsari bisa tenang. Dan benar saja akhirnya Claudia minta pamit untuk pergi.
"Ya sudah mah aku pergi dulu ya, tapi sepertinya aku tidak ke butik mama deh...soalnya sekarang butik mama barangnya kurang kualitasnya, jadi aku mau ke butik Queen aja banyak teman-teman modelku mereka pesan guan dari sana kualitasnya bagus banget."
"Ya sudah terserah kamu sayang, yang penting cari yang paling seksi"
Claudia keluar dari ruangan dan menujuh ke loby utama, semua karyawan tidak heran lagi dengan seorang Claudia, menurut karyawan Claudia gadis yang sombong dan sering menghina karyawan, bahkan perna menampar salah satu karyawan hanya karena masalah sepeleh.
Setelah Claudia pergi nyonya Mayangsari menarik napas panjang sambil berkata lirih" Anak ini saya harus hati-hati kalau bicara dengannya karena dia suka menjebak"
Ternyata tanpa mereka ketahui semua pembicaraan mereka sudah didengar oleh Rendy dan asisten Irvan. Asisten Irvan saja tercengang mendengar semua pembicaraan kedua wanita bedah usia itu Rendy hanya geleng kepala dan menatap kedepan sambil memikirkam sesuatu.
"Asisten Irvan kamu tahu bukan apa yang harus kamu lakukan nanti malam, siapkan semuanya jangan sampai salah, karena ini adalah awal kehancuran nyonya Mayangsari, kita lalukan melalui putry kesayangannya dulu setelah itu baru kita menghadapi dia. Aku tidak akan membiarkan manusia licik itu lolos begitu saja, mereka berani menyentuh dia berarti mereka berhadapan dengan ku"
"Siap Tuan, tenang saja saya sudah siapkan semuanya bahkan club yang kita datangi nanti malam saya sudah hubungi manajernya, tapi Tuan kenapa kita tidak ke club Tuan aja kenapa harus ke tempat lain bukannya di club milik sendiri lebih seruh? " tanya asisten Irvan.
"Lakukan saja nanti juga asisten Irvan akan tahu. Apa yang akan saya lakukan" ujar Rendy.
"Baik Tuan" ujar asistev Irvan.
Waktu begitu cepat berputar sehingga tidal terasa sudah sore saatnya Tuan muda Rendy dan asisten Irvan bersiap untuk pulang ke mansion. Karena Rendy akan mempersiapkan diri untuk berangkat ke club sesuai janjinya dengan Claudia.
"Asisten Irvan mari kita pulang sudah sore tadi janji jam tujuh malam bukan" tanya Rendy.
"Iya Tuan."
Asisten Irvan dab Rendy keluar dari ruangan ternyata pengawal sudah menunggu di depan ruangan, mereka langsung masuk kedalam lift dan menuju ke loby utama kantor jadi jangankan orang lain melihat wajah asli dari Rendy, karyawan perusahaan saja tidak tahu wujuh asli Rendy itu seperti apa karena setiap kali Rendy ke kantor selalu pake topeng jadi yang tahu wajah Asli dari Rendy hanya Asisten pribadinya beruntung sekali Asisten Irvan bisa melihat wajah asli Tuan muda Rendy.
"Silahkan masuk Tuan muda" ujar asisten Arfan bersama pengawal dan para manajer lainya.
Rendy langsung masuk kedalam mobil tanpa ekspresi.
"He...tau kalian tahu tidak selama aku kerja disini tidak sekali pun aku melihat wajah asli dari Tuan muda loh, kalau Tuan besar sudah berulang kali bahkan nyonya juga mereka sangat ramah tapi kenapa Tuan muda sangat dingin ya." ujar salah satu karyawan.
"Lah kamu aja baru satu tahu, aku gimana dong sudah tiga tahun aja aku belum perna melihat langsung wajah Tuan muda" sambung karyawan lain.
Kebetulan sekretaris Rendy kebetulan lewat dan mendengar semua perkataan karyawan itu sehingga langsung menegor mereka.
"Kalian masih mau kerja tidak, kalian di bayar bukan untuk membicarakan Tuan muda bukan? Kalau sudah jam pulang lebih baik pulang sana jangan suka membicarakan Tuan kalian, kali ini saya masih maafin kalian untung tidak di dengar oleh pak Irvan kalau tidak kalian langsung di pecat, ini kesempatan terakhir untuk kalian."
Kedua karyawan itu ketakutan dan menunduk kepala meminta maaf.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments