Diperusahaan Pablo grup seorang nyonya Mayangsari frustasi, lantaran mendapatkan telpon tiba- tiba dari seseorang yang membuatnya syok, Claudia yang tadi tidur merasa terusik dengan teriakan nyonya Mayangsari sehingga Claudia akhirnya bangun, Claudia menatap nyonya Mayangsari dengan tatapan sedikit emosi karena.
"Mah...ada apa sih dari tadi brisik banget...Claudia ngantuk banget mah, menganggu aja deh...Claudia aja pusing Rendy ninggalin Claudia di hotel, sekarang tidurku ternganggu karena teriakan mama, mama baru dari mana kok langsung ngamuk-ngamuk aja, ada masalah apa sih mah jangan teriak begitu deh" ujar Claudia.
"Claudia mama lagi pusing jangan bikin mama tambah pusing" ujar nyonya Mayang
"Memengnya mama pusing kenapa"? Tanya Claudia.
Tapi karena nyonya Mayangsari tidak mau Claudia tahu apa yang terjadi, sehingga mengalihkan perhatian Claudia biar Claudia tidak bertanya lagi. Tapi memang nyonya Mayangsari juga terkejut dengan pengakuan Claudia jika Rendy meninggalkannya di hotel.
"Apa.!...Rendy ninggalin kamu di hotel kok bisa sayang! Kenapa? Kamu sama dia berantam?" Tanya nyonya Mayangsari.
"Kami berdua tidak berantam mah, tapi mungkin karena aku bangun terlambat terus Rendy keburu berangkat ke kantor, makanya dia meninggalkan aku sendirian di kamar hotel mah, tega banget sih memang. Apa salahnya kalau mau pergi itu bangunin ke biar aku juga ikut bangun atau kasih tahu jangan tinggal begitu saja, aku merasa aku tidak di hargai sama sekali setelah apa yang kami berdua lakukan."
"Sayang kamu jangan bicara begitu dong, Rendy bukannya tidak mau pamit sama kamu, tapi Rendy tidak tega membangunkan kamu karena kamu sudah cape melayani dia, bagaimana rasanya sayang enak tidak permainan Rendy"
"Mana ada enaknya mah mala sakit sekali tadi pagi aku bangun ada bercak darah di sprei aku tinggalkan aja begitu, lagian itu tugas pihak hotel yang membersihkannya kitakan bayar!." Ujar Claudia.
"Wah....hebat dong Rendynya sayang, tapi biasanya begitu nak sakitnya itu hanya sementara saja kalau terus-terusan justru lebih enak, ya sudah cobak telpon Rendy pasti dia angkat. Kita harus datang menuntut dia untuk minta dia tanggung jawab nak secepatnya nikahin kamu jangan sampai kamu hamil justru dia pergi ninggalin kamu."
"Bagaimana mau minta pertanggung jawaban mah, orangnya saja tidak tahu dimana rimbahnya pokoknya mama harus bertanggung jawab karena mama yang berikan ide itu." Ujar Claudia emosi.
Nyonya Mayangsari mengambil hpnya dan langsung menghubungi hubungi Rendy tapi Rendy sama sekali tidak angkat, hal itu membuat nyonya Mayangsari makin emosi karena pikirnya Rendy tidak menghargainya sama sekali.
"Kurang ajar nih sih Rendy benar-benar deh dia tidak menghargai mamq sama sekali kalau begitu besok kita harus pergi ke perusahaan Surya Grup untuk menuntut dia disana."
"Kalau dia juga tidak mau mah gimana dong"
"Kamu tenang aja sayang kan banyak sekali bukti ada sama mama waktu kalian berdua di hotel, orang kepercayaan mama mengambil video ini dan mengirimnya ke mama. Kalau dia tidak mau kita langsung ke rumahnya dan ketemu dengan orang tuanya."
Dari semua pembicaraan mereka ada yang mendengar tapi orang tersebut hanya tertawa licik.
Sekarang kita tinggalkan Claudia dan mamanya kita kembali ke Queen dan Seena...setelah Seena membereskan semua barang-barang Queen merekan melangkah keluar dari ruangan dan gegas menujuh ke lift semua pengawal sudah menunggu disana. Mereka mengunakan Lift dan turun ke bawah Queen sempat menyapah beberepa karyawan yang sudah bersiap-siap untuk pulang juga.
"Nona Queen...apakah kita langsung pulang saja atau kita singah kemana lagi" tanya Pengawal Ridho.
"Kita pulang saja pengawal Ridho karena kita masih ada urusan yang lebih penting." ujar Queen.
Queen masuk kedalam mobil setelah di bukakan pintu mobil oleh pengawal, entah apa yang akan di lakuka oleh Queen sehingga buru-buru pulang katanya ada seauatu yang sangat penting.
Mobil Queen mebela jalanan sore berlombah dengan kendaraan lainnya, sore ini tidak begitu macet jalanannya lancar sehingga memudahkan rombongan Queen sampai si rumah lebih cepat.
Setelah samapai di kamar hotel Queen meminta Sekretaris Seena untuk menyiapkan pakian hitang dari topi hitam, baju hitan, jaket hitam, celaba hitam dan tidak ketinggalan masker hitam. Wah....kira-kira apa yang Queen rencanakan.
"Seena kamu siapkan semua baju hitam dan semuanya hitam, kamu mandi lah cepat kita mau berangkat soalnya jarak dari sini agak sedikit lumayan jauh. Jangan tanya lagi mau kemana kamu ikit saja, yang penting kamu juga harus siap-siap jika ada musuh hahaha," ujar Queen....Seena juga seorang jagoan jadi mana berani orang menyentuh dia.
"Baik Queen."
Setelah Seena menyaipkan semuanya, Seena secepat kilat mandi karena Seena tahu Queen paling tidak suka menunggu.
Setelah Seena keluar dari kamar ternyata Queen sudah menunggu di ruang tengah.
"Maaf Queen aku telat" kata Seena takut Queen marah.
"Tidak masalah waktu masih banyak kok jadi jangan takut aku sengaka aja bilang begitu suapaya kamu cepat mandi, soalnya kalau kamu mandi bisa makan waktu berjam-jam."
Queen dan asisten Seena mengenakan pakian dari atas sampai bawah hitam begitu juga pengawal yang lain, setelah mereka merasa puas akhirnya mereka berangkat ke tempat tujuan mereka.
"Pengawal Ridho bawah lah mobil sendiri saya sama asisten Seena satu mobil saja sama satu pengawal karena nanti setelah kita selesai masih ada yang perlu kalian lakukan, aku ingin memberikan peringatan keras kepada manusia itu karena ini permulaan untuknya, aku akan membuat anak perempuannya menderita begitu juga dia." ujar Queen.
"Baik nona tapi tolong jangan ngebut bawah mobilnya, saya sangat tahu siapa nona sebenarnya sudah ada pesan dari ketua Hansen dan Tuan Wiliam jangan biarkan nona bawah mobil, kalau mereka mendengar saya biarkan nona bawah mobi sendiri saya bisa di habisi." ujar pengawal Ridho.
"Tenang saja pengawal Ridho, saya sendiri yang mau bawah jadi tidak perlu kuatir semuanya baik-baik saja" ujar Queen langsung masuk kedalam mobil.
"Queen aku aja yang bawah mobil" uja Seena.
"Tidak perlu Seena aku aja kamu tinggal duduk saja di sampingku jangan takut jika kita kecelakaan juga palingan hanya lecet sedikit saja" ujaj Queen membuat asisten Seena bergidik ngeri.
Queen mulai menjalankan mobil dan keluar dari parkiran hotel, mobil kembali menyapuh malamnya jalan raya, sudah mulai angin malam menusuk-nusuk walaupun baru jam setengah tujuh tapi sudah mulai agak dingin.
Sedangkan di tempat yang sangat gelap seseorang sudah menjerit ketakutan karena tidal tahu dia ada dimana, saat dia sadar ternyata semuanya gelap kaki dan tangannya di ikat membuat orang tersebut menjerit kesakitan tambah ketakutan.
"Tolong.....tolong....siapa disana tolong aku...aku dimana tolong"ujar orang itu tapi bagaimana orang mau mendengar, mulutnya sudah di sumpel dengan kain jadi parcuma memohon juga tidak akan ada yang mendengar.
"Ya Tuhan aku ada dimana kenapa gelap gulita begini, siapa yang bawah aku kesini perasaan tadi aku ada di parkiran apa yang terjadi denganku tolong aku." ujar orang itu dalam hati, karena parcuma teriak juga tidak ada yang mendengar teriakan itu, justru semakin berteriak semakin menguras tenanga dan sebentar lagi putus napas lebih baik diam saja itu jalan satu-satunya..
Pria itu pikir dia ada dimana, sehingga dia berteriak meminta tolong orang-orang ada di sekitar sehingga mereka mendengar, dia tidak tahu jika saat ini dia sedang di tepi jurang jadi dia bergerak sedikit saja dia akan terjun bebas kedalam jurang itu.
Saat pria itu masih berpikir bagaimana caranya dia bisa lepas dari ikatannya tiba-tiba ada deru mobil tapi bukan hanya sepertinya ada bunyo lebih dari dua mobil dan ada suara orang keluar dari mobil, mendengar itu hati pria itu kegirangan karena pikirnya, orang-orang datang mencarinya dan sebentar lagi dia terbebas dari ikatan dan kegelapan itu.
padahal pria itu tidak tahu jika yang datang itu bukan orang yang hendak menolongnya, tapi yang datang adalah malaikat maut pencabut nyawah.
"Ampunnnnnn nona......"
Mau tahu selanjutnya tetap ikuti ceritnya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments