Eps.06

Setelah semua korban dapat di temukan Anya dan juga Andi selamat walaupun kondisinya memprihatinkan,Mengunci lubang tadi tdk mudah untuk Anya karena benar-benar harus menguras tenaganya.

Semua segera keluar dari dlm hutan dengan berjibaku menggotong jasad ketiga gadis tersebut,Anya masih berusaha menahan rasa sakitnya.

Sesampainya di desa Kenongo beberapa warga mendekat saat melihat Anggota menggotong sesuatu,Komandan Reza hanya memberikan Anggukan dan warga paham

"Syukurlah mereka semua dapat ditemukan,mari kita bawah ke depan sana."ucap Salah satu Warga

"kalian berdua,kenapa?."tanya warga saat melihat kondisi Anya dan Andi.

"ceritanya panjang,mari kita serahkan mayat ketiga anak ini kepada masing-masing keluarganya."ujar Polisi Raden

"baik,mari."jawab warga.

Beberapa warga mendatangi rumah orang tua korban untuk di beritahu bahwa anak-anak mereka sudah di temukan,Komandan Reza menuntun Anya karena sakit di perutnya membuatnya susah untuk berjalan.

"kalian berempat bersih-bersih dulu,Andi kamu juga sementara saya dengan yg lain akan mengurus jasad mereka dulu."ujar Komandan Reza.

"baik,komandan."jawabnya.

Gibran,Dewa dan Andi berjalan ke penginapan pria sedang Sinta dan Anya juga kembali ke penginapannya,sesampainya di dalam penginapan ada jejak kaki berukuran besar di lantai penginapan yg di tempati Anya dan Sinta.

"Tunggu,jejak kaki ini!."ucap Anya menatap jejak kaki yg ada di hadapannya.

"bukannya Lo udah mengunci tempatnya? lalu kenapa ada jejak kakinya di sini?."tanya Sinta.

"berarti makhluk itu tdk sendiri,ada yg kabur sebelum aku mengunci tempatnya."ujar Anya.

"terus gimana?"cemas Sinta.

"kita bersih-bersih dulu,setelah itu baru kita selidiki Dimana makhluk itu bersembunyi."pinta Anya.

Karena kamar mandi penginapan ada 2 jadi Anya dan Sinta bersih-bersih di kamar mandi berbeda,Selama berada di kamar mandi Anya merasa ada seseorang yg mengawasinya.

"dimana kamu bersembunyi akan aku temukan kamu nanti."gerutu Anya dengan amarah.

TOK..TOK..TOK

ada seseorang yg mengetuk pintu kamar mandi,Anya tau kalau itu bukanlah Sinta melainkan teror dari makhluk tersebut.Anya membiarkannya dan melanjutkan ritual mandinya,tapi tdk lama ada sesuatu yg berjalan di plafon kamar mandi.

"Berisik."Tegas Anya.

Setelah selesai dan keluar dari kamar mandi Anya melihat sekelebat bayangan hitam yg melintas di hadapannya,Anya menghela nafas dengan hal itu.

saat tiba di kamarnya mata Anya melihat cairan merah pekat di cermin dan tembok kamar,Anya mendekat dan memperhatikannya.

"KAU AKAN MATI KARENA MELUKAI RAJA KAMI."

Sinta juga keluar dari kamar mandi dan melihat Anya yg berdiri di depan cermin,Sinta mendekat ke arah Anya.

"Astaga,sejak kapan tulisan ini ada? tadi kita masuk tulisan ini gk ada."ucap Sinta yg Bingung

"anak buah makhluk itu marah,karena aku dan Andi melukai raja mereka."jawab Anya.

"kita semua dalam bahaya."khawatir Sinta.

"bukan kalian,tapi aku dan."

"Andi."tebak Sinta.

Anya mengangguk saat Sinta menyebut nama Andi,Anya segera bersiap untuk keluar dari kamar menemui Andi di kamarnya.

"bukannya tulisan ini dari Dar*h? tercium bau busuk dari tulisan ini."ujar Sinta.

"iya itu Dar*h,jangan di sentuh nanti kita bersihkan seperti biasa."pinta Anya.

"Lo mau nemuin Andi?."tanya Sinta.

"iya,gue harus pastiin dia tdk terancam."jawab Anya.

BRAK...

PRANG...

Pintu kamar mandi tertutup sendiri serta gelas yg jatuh dengan sendirinya,Sinta mulai ketakutan sedangkan Anya sudah emosi sejak tadi dengan teror ini.

"Gimana ini?."tanya Sinta yg Ketakutan.

"Kamu keluar dulu,Panggil Andi,Gibran dan Dewa."pinta Anya.

Saat ingin berlari ke arah pintu kaki Sinta seperti ada yg menahannya,Sinta berusaha untuk melangkahkan kakinya tapi tdk bisa.

"Anya! Kaki Gue."ucap Sinta.

Dengan cepat Anya menoleh dan melihat kaki Sinta,ternyata sebuah tangan berukuran besar dan berbulu memegangi kaki Sinta.

Anya menunduk dan memegang Kaki Sinta serta membaca sesuatu untuk melepaskannya,Hidung Anya kembali berdarah sementara kaki Sinta sudah bisa di gerakkan.

"cepat keluar!."suruh Anya.

Anya mengunci kamar itu dan melihat setiap sudut kamar mencari sosok tersebut,Anya tau kalau anak buah makhluk itu ingin membalas dendam.

Tiba-tiba leher Anya seperti tercekik dan badannya terangkat hingga kepalanya menyentuh plafon,Anya berusaha melawan sesuatu yg mencekiknya.

"aaaaggggrrrrrkkkk."suara itu keluar dari mulut Anya.

Badan Anya di lempar hingga jatuh di lantai,Anya bangkit dan menantang sosok tersebut.

"Keluar kamu jangan hanya berani bersembunyi,Urusan kalian denganku bukan dengan mereka."tantang Anya.

sebuah lukisan melayang dan terlempar ke arah Anya tapi beruntung Anya segera menghindar,semua barang di lempar lagi hingga sebuah pecahan kaca dari lukisan itu mengenai pergelangan tangan saat Anya menangkisnya.

"aaauuu! Makhluk sialan tunjukkan wujud kalian di hadapanku sekarang!."pinta Anya dengan emosi sembari memegang pergelangan tangannya.

Karena sudah marah dan kesal Anya menutup matanya dan membacakan doa untuk memusnahkan sosok tersebut,Anya duduk bersila di lantai tapi belum sempat Anya membacakan doa,sebuah serpihan kaca melayang di hadapannya.

Anya Tau dirinya menjadi incaran sosok tersebut bukan hanya karena melukai rajanya,tapi sejak tadi saat kembali dari hutan tubuh Anya memang sangat lemah,hal itu membuat sosok itu menyerang saat kondisi Anya tdk memungkinkan untuk melawan sosok itu.

"Aaaaaakkkhhhh."teriak Anya Saat kaca tersebut Menusuk bagian badannya.

"Aaaauuuu,A-andi tolongin gue!."lirik Anya yg menahan sakit di bagian tubuhnya.

Suara Teriakan seseorang terdengar dari luar kamarnya,tapi Anya tdk bisa membuka pintu karena badannya yg sudah mulai melemah.

"Anya,buka pintunya!."

"Anya."

Tdk ada sautan dari Anya,Tiba-tiba lampu kamar mati lalu hidup lagi dengan sendirinya,Anya tergeletak di lantai dalam kondisi lemah.lantai kamar seperti ada goncangan dan lemari kecil yg ada di samping Anya menimpah badan Anya yg sudah tak bergerak.

"Dobrak aja,Kasian Anya di dalam sendirian."ucap Sinta.

"ide bagus."Jawab Gibran.

Andi,Gibran dan Dewa mendobrak pintu secara bersamaan,dan pintu langsung terbuka tapi kondisi kamar dalam keadaan gelap.Dewa menghidupkan lampu dan semuanya terkejut melihat kondisi Anya yg sangat memprihatinkan.

"Anya!."teriak mereka berempat bersamaan saat melihat kondisi Anya.

semua berlari mendekat Sementara Andi dan Dewa mengangkat lemari yg menimpah badan Anya,Gibran ingin membalikkan badan Anya tapi tangannya terhenti saat melihat beberapa kaca yg tertancap di badan Anya

"Anya,bangun jangan tinggalin kita,Anya!."Tangis Sinta.

"badan di penuhi banyak kaca,bagaimana ini?."ucap Gibran.

"tdk ada cara lain,kita harus mencabutnya."jawab Andi.

"Ini sangat Bahaya,jangan gegabah."Ujar Dewa.

Andi hanya mengangguk paham rapi jika tdk di lakukan tindakan Anya bisa aja tiada.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!